Jabal Uhud, Sejarah Syuhada Di Medan Perang…

  • Bagikan
Jabal Uhud, Sejarah Syuhada Di Medan Perang…
JABAL UHUD: Jemaah memanfaatkan waktu berziarah ke jabal dan pemakaman para syuhada di Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (27/5). Waspada/Ist.

Laporan Haji: Muhammad Ishak

SELAIN melaksanakan salat arbain di Masjid Nabawi, sebagian jemaah Indonesia dari berbagai embarkasi memanfaatkan waktu berziarah ke sejumlah tempat bersejarah di sekitar Kota Madinah, Arab Saudi. Salah satunya yaitu Gunung (Jabal) Uhud.

Jabal Uhud merupakan lokasi (medan—red) perang terjadi 1.380 tahun yang lalu, tepatnya hari Sabtu, 23 Maret 625 masehi atau bertepatan 7 Syawal 3 hijriyah. Pertempuran di Jabal Uhud tersebut pecah antara kaum muslimin dengan kaum kafir Quraisy.

Kisahnya, perang tersebut dilatarbelakangi pembalasan kaum kafir Quraisy atas kekalahan mereka dari kaum muslim dalam Perang Badar di tahun ke-2 hijriyah. Bukan hanya perang balas dendam, namun kecemburuan kafir Quraisy atas berkembangnya Islam di wilayah Madinah.

Perang Uhud mempertarungkan 3.000 pasukan kaum kafir Quraisy melawan 1.000 prajurit muslim. Selain pasukan pemanah dan infanteri, kafir Quraisy juga melibatkan 900 pasukan berkendaraan unta dan pasukan berkuda.

Sedangkan prajurit muslimin dipimpin Nabi Muhammad SAW membawa pasukan gabungan dari orang-orang Madinah. Dalam perjalanan, Abdullah Bin Ubay membelot dan membawa 300 prajurit muslim, sehingga sisa prajurit muslim hanya 700 orang dan Rasulullah SAW tetap menyeru umat Islam tetap berjihad melawan kafir Quraisy.

Perang selama tujuh hari awalnya dimenangkan kaum muslimin, bahkan mampu memukul mundur kaum kafir Quraisy. Tetapi musuh mundur sebagai langkah untuk melakukan serangan mendadak dan mengepung kaum muslim.

Mendapat serangan dari segala penjuru, lalu kaum muslim berusaha mempertahankan posisi dan melindungi Nabi Muhammad SAW. Dalam situasi tersebut, banyak kaum muslimin yang syahid, termasuk sahabat dan keluarga Rasulullah SAW, seperti Hamzah.

Komandan Pasukan Muslim, Khalid Bin Walid, menyatakan kalah dan mundur dari perang. Hal tersebut melihat banyak prajurit umat Islam syahid, bahkan Nabi Muhammad SAW juga terluka, sehingga perang di Jabal Uhud itu dimenangkan kaum kafir Quraisy.

Ziarah

Selama berada di tanah suci, jemaah haji Indonesia memanfaatkan waktu berziarah ke makam sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Lokasi Jabal Uhud hanya berjarak sekitar lima kilometer ke arah utara Masjid Nabawi.

Posisi makam letaknya di antara Gunung Uhud dan Gunung Rumat. Sedikitnya, sekitar 70 sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW gugur dalam perang di bulan Syawal itu. Diantaranya, paman rasul sendiri yakni Hamzah Bin Abdul Muthalib, Mush’ab Bin Umair, Hanzhalah Bin Abi Amir, Amru Bin Al-Jamuh, Abdullah Bin Amru, dan Abdullah Bin Jahsy.

Jenazah para syuhada yang syahid dalam perang di Jabal Uhud, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk dimakamkan di lembah Jabal Uhud. Kini, makam para syuhada itu telah dibangun pagar yang terbuat dari besi dan kaca.

Makam tersebut dipagari keliling untuk menghindari perilaku peziarah yang berlebihan, sehingga makam 70 syuhada tersebut hanya dapat dilihat dari hamparan tanah. Di bagian tengah ada dua batu nisan. Dua batu nisan tersebut diperkirakan tanda dari makam Hamzah Bin Abdul Muthalib dan Mush’ab Bin Umair.

Pernah Kota Madinah dilanda banjir besar hingga ke lembah Jabal Uhud, sehingga menyebabkan beberapa jenazah syuhada terangkat. Namun kaum muslimin tidak mengenalinya, kecuali jenazah Hamzah bin Abdul Muthalib dan Mush’ab bin Umair, sehingga diberikan batu nisan sebagai tanda.

Ketika mengunjungi Jabal Uhud, para peziarah khidmat dan merasakan betapa kerasnya perjuangan para syuhada dalam mempertahankan Islam sebagai agama yang benar dan datangnya dari Allah SWT.

Sularno didampingi istrinya Betty, jemaah Kloter JKS-4, mengatakan, dirinya bersyukur dan bahagia dapat berziarah ke Jabal Uhud. “Kami berdoa untuk para syuhada dan mengharapkan berkah beliau untuk kami,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan Suminah, 58, dan anaknya Dewi Nurjannah, 32, jemaah asal Demak, Jawa Tengah. Dia mengaku terharu, karena baru pertama kali mendapat panggilan ke tanah suci, sehingga dia menyempatkan untuk berziarah ke Jabal Uhud.

Sementara itu, Pembimbing Ibadah Haji Embarkasi Batam (BTH) Kloter I, Muhammad Syarif, dalam kesempatan itu menambahkan, ketika perang perang di Jabal Uhud terjadi, Rasulullah SAW sempat membuat strategi dengan menempatkan 50 orang pemanah handal di Gunung Rumat. Tujuannya untuk berjaga-jaga disaat kaum muslim dipukul mundur oleh pasukan kafir Quraisy.

“Bahkan ketika itu, Rasulullah SAW juga berpesan, jika dalam perang ini kalah atau menang, para pejuang ini harus tetap berada di tempatnya walau kalah atau menang. Ternyata dalam perang tersebut awalnya menang. Sayangnya para prajurit muslim turut bergembira dan turun dari bukit dan mengambil barang ghanimah (rampasan—red) milik kafir Quraisy,” tambahnya.

Lalu pasukan kafir Quraisy memanfaatkan situasi tersebut dengan mengepung dari atas bukit, hingga akhirnya kaum muslimin kalah. “Sebanyak 70 syuhada akhirnya gugur,” kata Muhammad Syarif, seraya mengambil hikmah bahwa siapapun yang taat perintah Nabi Muhammad SAW pasti akan selamat dunia dan akhirat.

  • Bagikan