MEDAN (Waspada): Momen bulan suci Ramadhan 1445 H membawa berkah tersendiri bagi perajin kue Tepur Banda Bakar, makanan ciri khas Melayu di pesisir Medan Utara. Selain proses pembuatan yang unik dengan cara dibakar dibagian atas kue yang menjadi menu favorit menjelang berbuka puasa, perajin Kue Tepur Banda bisa maraup keuntungan dua juta rupiah selama Ramadhan.
Salah satu lokasi pembuatan Kue Tepur Banda Bakar berada di kawasan Jl. KL Yos Sudarso Km 19,5 Kelurahan Pekanlabuhan Kecamatan Medan Labuhan.
Usaha kuliner milik keluarga Nazli ini menjadi pembuat berbagai jenis kue ciri khas Melayu di pesisir Medan Utara ini sudah sejak beberapa tahun lalu.
Kue Tepur Banda Bakar berbahan tepung terigu, gula pasir, santan kelapa dan pandan,yang telah diadon dan diletakan di dalam loyang yang telah ditaburi kacang.
Kue ciri khas Melayu yang memiliki keunikan dalam proses pembuatan dengan cara meletakan bara api dari tempurung kelapa di atas loyang ini. Setelah beberapa menit, kue siap masak. Selanjutnya, bara api dari bawah loyang juga siap untuk membuat kue menjadi masak dan siap disajikan. Rasanya lembut dan gurih. Untuk harganya per potong nya Rp 2000, Kue ini selalu dicari untuk menjadi santapan saat berbuka puasa.
Salah seorang perajin kue Tepur Banda Bakar,Ibu Ana,menuturkan proses memasak diawalu di bagian atas kue sehingga mendapatkan hasil yang merata.
“Selama Ramadhah, omset penjualan Kue Tepur Banda bisa mearup untung hampir dua juta rupiah,” tutur Ibu Ana kepada Waspada, Kamis (21/3).
KUE Tepur Banda bakar siap disajikan untuk menu berbuka puasa. Waspada/Andi Aria Tirtayasa
Ibu Ana menambahkan, warga Medan yang ingin merasakan kuliner khas Melayu ini bisa mendapatkannya di lokasi penjualan menu berbuka puasa di Jl. KL Yos Sudarso Km 19,5 Tugu Sei Nonang Kelurahan Pekanlabuhan Kecamatan Medan Labuhan.
Selain membuat kue Tepur Banda Bakar, tambah Ibu Ana, usaha keluarga yang ditekuni yang masih giat melestarikan aneka makanan tradisional khas Melayu seperti kue Gading Galoh Merah, Hijau dan Rasidah.(m27)