PDIP Gelar Diskusi Soal Kedaulatan Pangan Hadapi Situasi Global

  • Bagikan
PDIP Gelar Diskusi Soal Kedaulatan Pangan Hadapi Situasi Global
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kiri) memberikan sambutan dalam diskusi Kedaulatan Pangan menjelang Rakernas IV PDIP. (Ist)

JAKARTA (Waspada): Parrai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar diskusi bertajuk “Pengembangan Pangan dari Laut untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Rakyat Secara Berkelanjutan” di kantor parpol berwarna merah itu, Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2023).

Diskusi tersebut menjadi kegiatan Pra Raakernas IV PDn yang bakal dilaksanakan selama tiga hari di Kemayoran, Jakarta Pusat, dimulai 29 September – 1 Oktober 2023 mendatang

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan pidato sekaligus membuka diskusi.

Dalam pidatonya Hasto mengatakan soal pangan ini belum menjadi topik pembahasan utama di Indonesia, padahal isu bahan makanan menyangkut tentang martabat bangsa.

“Kita belum meyakini bahwa pangan itu bukan berkaitan dengan lumpur, pangan itu tidak berkaitan dengan kemiskinan, tetapi pangan itu berkaitan dengan harga diri, martabat, dan kepemimpinan Indonesia bagi dunia,” kata Hasto.

Hasto menegaskan bahwa pangan merupakan persoalan hidup matinya suatu negeri. Menurutnya, Indonesia harus berani meletakan cita-cita bangsa ke depan untuk berdaulat di bidang pangan.

Hasto mengingat pesan yang disampaikan oleh Presiden Pertama RI Ir. Soekarno atau Bung Karno soal berdaulat di bidang pangan menjadi modal membangun negara yang kuat di dunia.

“Karena cita-cita dalam membangun Indonesia yang berdaulat di bidang pangan oleh Bung Karno sudah diletakan dengan gagah sekali, bahwa pangan merupakan persoalan hidup matinya negeri,” kata Hasto.

“Dengan perang Rusia-Ukraina terbukti bagaimana pangan telah menjadi lambang hegemoni, lambang supremasi yang sangat penting untuk menanamkan kepemimpinan yang suatu negara terhadap dunia,” ujarnya.

Hasto mengku kerap mendapat masukan dari Ketua Umum PDIP Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri soal posisi geopolitik Indonesia sebagai negara kelautan yang terbentang dari pulau-pulau.

Megawati, kata Hasto, menyampaikan bahwa untuk mengintegrasikan wilayah Indonesia dengan wilayah lautan yang begitu luas tidaklah mudah.

Maka, melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) lahir hukum internasional melalui Dasa Sila Bandung untuk membangun komitmen kepemimpinan Indonesia bagi dunia.

“Karena Bung Karno percaya kepemimpinan dunia ada di Pasifik dan Indonesia harus menjadi pintu gerbang kemajuan dari Samudera Hindia sampai Samudera Pasifik,” ucap Hasto.

Hasto juga bicara bagaimana kepemimpinan Bung Karno juga telah meletakkan dasar yang kuat soal kekayaan pangan nusantara. Melalui Buku Mustika Rasa, Bung Karno ingin menunjukkan bahwa bangsa Indonesia kaya akan pangan.

Selain itu, samnut Hasto, Megawati terus menyampaikan pesan bahwa masyarakat Indonesia bisa adil dan makmur melalui pangan.

“Betapa hebatnya Indonesia kita melalui Buku Mustikarasa, menciptakan cita rasa itu sehingga kita seharusnya dengan melihat seluruh hal-hal yang otentik tentang kekayaan nusantara kita. Bu Mega berulang kali mengatakan bahwa masyarakat Indonesia bisa adil dan makmur hanya dari pangan yang ada di darat maupun di dalam lautan,” terang Hasto.

Hasto menambahkan, bahwa Indonesia harus dipandang sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam. Sehingga, mewujudkan cita-cita Bung Karno untuk melihat laut sebagai jalan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.

“Ketika laut sudah menyatukan kita, maka Bung Karno mengatakan Indonesia adalah negara kelautan yang banyak pulau-pulau. Maka cara pandang kita seharusnya adalah cara pandang menjadikan laut sebagai jalan masa depan kita, jalan kemakmuran kita,” jelas Hasto.

Kata Hasto, PDIP saat ini menjadi partai yang sangat perhatian terhadap isu pangan yang dibuktikan dengan pelaksanaan Rakernas IV.

Adapun, tema Rakernas IV PDIP ialah “Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat dengan subtema Pangan sebagai Lambang Supremasi Kepemimpinan Negara Bagi Dunia”.

Menurut Hasto, tema Rakernas IV menunjukkan PDIP menjadi partai yang punya narasi tentang masa depan dan tidak mengurus tentang pencapresan semata.

“Rakernas IV diharapkan memiliki manfaat bagi rakyat Indonesia dan di situ, lah, PDI Perjuangan menawarkan suatu narasi tentang masa depan, jauh lebih penting dari orang perorang siapa yang akan jadi capres atau cawapres,” lanjut dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu.

Hasto melanjutkan, Rakernas IV juga menunjukkan PDIP menjadi partai yang siap membawa konsepsi Indonesia pada masa mendatang ke capres-cawapres.

“Para capres dan cawapres, kalau itu berbasis kepintaran dalam memainkan kata-kata atau berbasiskan suatu ambisi untuk mengantar kekuasaan tanpa suatu narasi tentang konsepsi masa depan, maka ia adalah aktor politik yang siap melakukan apa pun demi elektoral,” lanjutnya.

“Kami bukan seperti itu. Kami membangun Indonesia Raya melalui penguatan partai politik yang bersekutu dengan ilmu pengetahuan, riset dan teknologi. Itu, lah, narasi yang kami tawarkan,” ujar pria kelahiran Yogyakarta itu.

Adapun narasumber diskusi antara lain, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Ir. Budi Sulistyo, Kepala Divisi Bioteknologi Kelautan, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Dr. Kustiyariyah Tarman, dan Presiden Direktur Perikanan Indonesia Ir. Sigit Muhartono. Diskusi itu dimoderatori Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri.

Turut hadir sejumlah ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat dan Mindo Sianipar, dan Ribka Tjiptaning. (irw)

  • Bagikan