Wow! 60 Adibusana Karya Vokasi Tampil di JMFW 2023

Lolos Kurasi Profesional

  • Bagikan
Wow! 60 Adibusana Karya Vokasi Tampil di JMFW 2023

JAKARTA (Waspada): Sebanyak 60 adibusana karya siswa dan mahasiswa dari 10 satuan pendidikan vokasi, terpilih mengisi satu parade khusus bertajuk ‘Mahakarya Vokasi Adi Busana’ di ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 pada Sabtu (22/10/2022) di ICE, Tangerang, Banten.

Sepuluh satuan pendidikan tersebut yaitu Politeknik Negeri Media Kreatif, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Kristen Maranatha, Akademi Seni Rupa dan Desain ISWI Jakarta, SMK NU Banat Kudus, SMK Syubbanul Wathon Magelang, SMK Negeri 3 Malang, SMK Negeri 7 Malang, SMK Negeri 1 Buduran, dan SMK Negeri 3 Blitar.

Seluruh adibusana karya vokasi ini telah lolos tahap kurasi oleh tim profesional mode, baik dari segi konsep, kesesuaian tema, desain, hasil jadi, hingga penataan gaya (styling).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati menyambut baik kesempatan yang diberikan JMFW kepada satuan pendidikan vokasi. Dirinya langsung bergerak untuk mencari talenta-talenta, baik di SMK maupun perguruan tinggi vokasi yang memiliki kompetensi keahlian dan prodi di bidang tata busana.

“Dengan waktu yang sangat terbatas, terpilihlah 60 looks atau koleksi yang lolos kurasi JMFW 2023,” tutur Kiki Yuliati dalam Bincang Media, Selasa (18/10/2022).

Kiki mengatakan,  peran pendidikan vokasi dalam penguatan industri halal, khususnya fesyen muslim adalah pada penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Pemenuhan SDM dari sisi kuantitas dapat dilihat dari jumlah kompetensi keahlian dan program studi yang dimiliki oleh satuan pendidikan vokasi.

“Setidaknya terdapat 1.130 SMK dan 15 perguruan tinggi vokasi yang membuka kompetensi keahlian atau program studi tata busana. Kita punya resource yang cukup memadai untuk pemenuhan talenta bidang fesyen,”imbuh Kiki.

Lebih luas lagi, pendidikan vokasi  perlu untuk merespons tumbuhnya industri halal. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan bermitra dengan industri melalui berbagai program yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Namun Kiki tetap menggarisbawahi  bahwa pendidikan vokasi tetap pada ranah pendidikan, bukan pada proses bisnis.

“Penyiapan SDM untuk memenuhi kebutuhan industri tidak hanya dilakukan di industri hilir, tetapi juga menopang industri pendukung industri halal,” ucap Kiki.

Selain penyiapan SDM, Kiki menambahkan pendidikan vokasi juga dapat berkontribusi pada ranah inovasi. Sebagai contoh, guna mendukung industri pendukung produk halal, pendidikan vokasi menyiapkan alat, metode, dan prosedur untuk memperkuat rantai pasok. Hal ini telah diimplementasikan melalui program-program, seperti SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) dan Matching Fund.

“Program SMK PK mengajak industri untuk memberikan investasi pada penguatan pembelajaran, kurikulum, dan pengembangan teaching factory. Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi vokasi, terdapat platform Kedaireka yang mempertemukan inovasi atau potensi penelitian dari dosen vokasi dengan kebutuhan industri,” sebut Kiki.

Selain kedua program tersebut, Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Saryadi memaparkan hasil riset terapan vokasi juga sangat potensial untuk menyelesaikan masalah industri.

Pada Program Riset Keilmuan Terapan misalnya, terdapat dua judul riset yang sangat berkaitan dengan bidang fesyen, yaitu Pemanfaatan Limbah Disposable Masker untuk Produk Sustainable Fashion Ready to Wear dari Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta dan Penerapan Rancangan Model Tren Mikro Fasyen Etnik Bagi UMKM dengan Metode AISAS sebagai Upaya Peningkatan Efisiensi Produksi dan Kualitas Batik Lasem dari Universitas Kristen Maranatha.

“Kedua riset ini juga akan ambil bagian dalam gelaran JMFW 2023,” jelas Saryadi.

Pakar Ilmu Ekonomi dan Keuangan Syariah dari Universitas Indonesia, Rahmatina Awaliah Kasri mengatakan penyelenggaraan JMFW 2023 diharapkan dapat menumbuhkan ekosistem industri fesyen dalam negeri ke kancah internasional.

Saat ini, lanjut dia, posisi industri fesyen Indonesia sangat menjanjikan, bahkan berpeluang untuk menjadi key player dalam industri halal global. Menurut Laporan State of Global Islamic Economy Report 2021/2022, Indonesia peringkat ketiga untuk fesyen muslim di bawah Uni Emirate Arab dan Turki.

“Industri halal mencakup tujuh sektor, namun bagi Indonesia yang paling strategis adalah industri makanan dan minuman halal serta fesyen muslim atau modest fesyen. Minat dari sektor ini besar dan pertumbuhannya tinggi. Peluang besar ini perlu kita tangkap dan direspons oleh berbagai pihak terkait,” tutur Rahmatina.

Salah satu kurator JMFW 2023, Yosepin Sri Ningsih mengungkapkan, proses kurasi   mencakup mood board, desain, hingga penataan gaya (styling). Ia menilai bahwa kesempatan peserta didik vokasi untuk tampil dalam pagelaran JMFW 2023 ini merupakan jalan terang sekaligus tantangan bagi pendidikan vokasi untuk ambil bagian dalam industri fesyen.

Yosepin menambahkan,  perkembangan fesyen juga terjadi pada ranah pendidikan dengan banyaknya kolaborasi antara akademisi dalam negeri dan luar negeri. Diharapkan melalui kegiatan JMFW 2023 ini insan vokasi semakin terbiasa dan memiliki pengalaman sehingga menciptakan mitra-mitra baru dari luar negeri yang berkeinginan belajar fesyen di Indonesia.

“Dengan adanya kolaborasi dari hulu ke hilir, serta dukungan Pemerintah, saya yakin Indonesia bisa menjadi leader dalam industri ini,” kata Yosepin.

Usulan desain dari satuan pendidikan vokasi sendiri tidak serta-merta langsung diterima untuk diperagakan di JMFW 2023. Karya-karya tersebut perlu melalui proses kurasi yang dilakukan oleh tim kurator profesional JMFW untuk memastikan bahwa busana tersebut memenuhi standar dan kriteria, termasuk sesuai dengan tema yang diusung, yakni “Co-Exist Fashion Trend Forecasting 2023-2024”.

Selain peragaan busana, pada rangkaian JMFW 2023,  Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga akan mengisi booth bertema Mahakarya Vokasi Adibusana. Pada booth ini, pengunjung dapat melihat rancangan hasil karya civitas vokasi melalui virtual reality. Dalam Mahakarya Vokasi ini ada 10 pulau yang isinya berbagai karya inovasi civitas vokasi, dikemas dalam sebuah konsep fantasy treasure island.  (J02)

  • Bagikan