Dukung Gencatan Senjata, DPR Sepakat Suarakan Perdamaian Lewat Diplomasi Parlemen

  • Bagikan
Dukung Gencatan Senjata, DPR Sepakat Suarakan Perdamaian Lewat Diplomasi Parlemen

JAKARTA (Waspada): Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus mendorong terciptanya perdamaian antara Palestina-Israel melalui gencatan senjata. Pasalnya, dirinya tidak ingin semakin banyak korban yang berjatuhan, terutama dari kalangan perempuan dan anak-anak, akibat perang kedua belah pihak.

Melalui gencatan senjata ini terutama di Jalur Gaza, ia menilai akan membuka ruang sekaligus akses untuk penyebaran bantuan logistik dan evakuasi korban. Tanpa upaya ini, potensi kerusakan dari perang tersebut akan semakin tidak terkendali.

“Gencatan senjata itu akan memberikan ruang dan waktu untuk bantuan logistik masuk lebih banyak lagi. Kemudian, proses operasional seperti evakuasi korban bisa dilaksanakan sehingga diharapkan dari gencatan senjata inilah menjadi awal dari proses penghentian serangan antara Palestina dan Israel,” ungkap Lodewijk di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2023).

Politisi Fraksi Partai Golkar itu juga menegaskan bahwa DPR adalah lembaga legislatif yang selalu aktif mengupayakan gencatan senjata sekaligus menyuarakan perdamaian melalui diplomasi dalam forum-forum internasional. Maka dari itu, ia berharap berbagai negara melalui parlemen mendukung usaha tersebut.

“Kita mendorong pemerintah untuk melakukan diplomasi diplomasi yang lebih aktif. Tentu, kami sebagai lembaga parlemen, akan melakukan diplomasi (antar) parlemen supaya negara-negara di dunia menghentikan peperangan ini.

Sementara Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengungkapkan bahwa pihaknya mengajak Parlemen Jerman untuk sama-sama menyuarakan adanya gencatan senjata dalam perang Palestina-Israel dan memajukan dialog untuk saat ini.

“Bahwa perang (Palestina versus Israel) ini tadi, karena ini perempuan juga banyak membawa korban untuk perempuan dan anak anak,” jelas Meutya usai pertemuan courtesy call dengan Anggota Parlemen Jerman, Serap Güler, di Gedung Nusantara II DPR RI.

Ia pun mendorong supaya Jerman juga bisa bersuara keras terkait hal tersebut. I berharap, kalau memang tidak bisa berpihak kepada Palestina, paling tidak untuk menyatakan bahwa gencatan senjata itu harus dilakukan oleh kedua belah pihak.

Lebih lanjut legislator Fraksi Partai Golkar ini menjelaskan bahwa Parlemen Jerman yang hadir merupakan perwakilan dari beberapa kelompok minoritas dan usianya masih muda. Adapun yang dibahas dalam pertemuan tersebut, di antaranya seperti perkembangan perang di Rusia-Ukraina, Palestina dan Israel, dan situasi di kawasan Indonesia dengan Laut China Selatan dan lainnya.

“Ini yang datang Parlemwn Jerman yang mewakili beberapa kelompok minoritas artinya masih muda usianya 33 (tahun), perempuan dan kemudian dia muslim di Jerman. Jadi tadi kita terima untuk mendengarkan banyak pandangan. Beliau banyak menyampaikan pandangannya tentang security atau keamanan dan juga kerja sama di bidang pertahanan karena berasal dari komisi pertahanan di parlemen Jerman,” terangnya. (j05)

  • Bagikan