Kasus Corona Di Arab Saudi Dan UEA Kembali Melonjak

  • Bagikan

     RIYADH, Arab Saudi (Waspada): Kasus COVID-19 di Arab Saudi kembali naik ke angka di atas 1.000 untuk pertama kalinya sejak Agustus silam. Sedangkan kasus COVID-19 di Uni Emirat Arab (UEA) telah melewati level 2.500.

     Dilansir kantor berita Reuters, Senin (3/2/2022), otoritas di dua negara tersebut tak merinci kasus berdasarkan varian COVID-19. Kedua negara diketahui mengkonfirmasi varian Omicron pada awal Desember lalu.

     Pada Minggu, Arab Saudi mencatat 1.024 infeksi virus Corona baru dan satu kematian. Kasus harian turun di bawah 100 sejak September. Sedangkan UEA, pusat pariwisata dan komersial yang sekarang menandai musim puncak pariwisata dan menjadi tuan rumah pameran dunia, mengumumkan 2.600 kasus virus corona baru dan tiga kematian.

     Sementara itu dilansir dari Arab News, total sudah 558.106 orang telah tertular COVID-19. Dari jumlah total kasus, 69 masih dalam kondisi kritis. Dan, jumlah kasus tertinggi tercatat di ibu kota Riyadh dengan 337, diikuti oleh Jeddah dengan 231, Makkah dengan 153. Sedangkan Al-Hufuf mengkonfirmasi 47 kasus, dan Dammam dengan 44.

     Kementerian Kesehatan Saudi juga mengumumkan bahwa 298 pasien telah pulih dari COVID-19, sehingga jumlah total kasus sembuh di Saudi menjadi 542.413.

     Lebih dari 51,1 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan sejak kampanye vaksinasi di Saudi dimulai. Lebih dari 23,2 juta orang telah divaksinasi lengkap.

     Otoritas Saudi meminta warga untuk mematuhi protokol pencegahan dan instruksi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Saudi juga telah meningkatkan upaya untuk memantau kepatuhan terhadap langkah-langkah kesehatan dan keselamatan.

India 27.000 Kasus Harian

     Sementara itu India kembali mengalami peningkatan tajam kasus Covid-19 selama 5 hari berturut-turut. Terbaru, India melaporkan lebih dari 27.000 kasus harian Covid-19.

     Seperti dilansir Reuters, Minggu (2/1/2022) Kementerian Kesehatan India mencatat dalam 24 jam terakhir ada 27.553 kasus. Dengan demikian total kasus Covid-19 mencapai 34,88 juta. Sementara itu, total kasus kematian akibat Covid-19 di India mencapai 481.770 jiwa.

     Kepala Menteri New Delhi Arvind Kejriwal mengatakan peningkatan tajam kasus Covid-19 selama tiga hari terakhir tak perlu dikhawatirkan. Hal ini lantaran tingkat rawat inap tidak turut meningkat. “Artinya kebanyakan orang yang terjangkit (COVID-19) tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Itu kasus ringan,” kata Kejriwal.

     Diketahui kota-kota terbesar di India, termasuk Delhi dan Mumbai, telah mengalami lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini, termasuk kemunculan varian Omicron. “Kasus meningkat tetapi tidak ada alasan untuk khawatir. Tidak perlu panik,” katanya.

     Diketahui pada tahun lalu, Delhi menjadi salah satu kota yang paling terpukul selama gelombang kedua pandemi di India. Saat itu rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen sehingga banyak pasien luntang-lantung. Otoritas pemerintah daerah di kota Mumbai mengatakan ribuan orang melakukan tes antigen cepat COVID-19 di rumah.

     “Kami memperhatikan bahwa orang-orang melakukan karantina sendiri jika mereka dites positif dan pada saat yang sama banyak juga yang mencari dukungan dari pusat isolasi yang dikelola pemerintah jika mereka menemukan lebih sedikit ruang di rumah untuk karantina,” kata seorang pejabat kesehatan senior Mumbai, Srikant Deshmukh.

     Untuk mencegah kian tingginya kasus Covid-19, pada Senin (3/1) India berencana meluncurkan program vaksinasi untuk anak-anak usia 15-18 tahun. Pemerintah di setiap negara bagian kini akan memberikan vaksinasi di sekolah, rumah sakit, dan melalui pusat vaksinasi yang tersebar di seluruh India. (reuters/arab news/m11)

  • Bagikan