Menginspirasi, Remaja Masjid Ikhwaniah ‘Ungkap’ Aksi Curanmor…

  • Bagikan
Menginspirasi, Remaja Masjid Ikhwaniah ‘Ungkap’ Aksi Curanmor…

MEDAN (Waspada): SEORANG korban pencurian kendaraan bermotor atau korban curanmor ini tak menyangka sepedamotor yang sempat dicuri bisa kembali ditemukan.

Sepedamotornya yang hilang dicuri itu ditemukan setelah pelaku curanmor kepergok menjualnya di media sosial Facebook. Kasus ini sempat menggemparkan warga Jalan Ambai, Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung. Sepedamotor yang hilang tersebut milik seorang mahasiswi yang nge-kost di sebuah asrama putri milik seorang ustadz ternama di daerah itu.

Yang menarik dari kejadian itu, sepedamotor milik korban yang kembali itu bukan hasil penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian, namun berkat aksi ‘penyelidikan’ yang dilakukan seorang warga setempat. Dengan caranya sendiri, warga tersebut berhasil mengendus keberadaan sepedamotor naas tersebut lewat aplikasi marketplace facebook.

Prabowo Suteja dan Afkar, menjadi pahlawan atas kembalinya sepedamotor yang hilang di pertengahan Ramadhan 1445 H.

Keduanya merupakan anggota Remaja Masjid Ihkwaniah di Jalan Tuamang, Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung.

Korbannya juga aktif di kegiatan remaja masjid. Merekalah aktor dari kesusksesan mengungkap aksi curanmor yang terjadi di rumah seorang ustadz saat korban dan para penghuni asrama tengah khusyuk melaksanakan shalat Taraweh.

Kepada Waspada, Teja, sapaan akrab Prabowo Suteja menceritakan asal muasal pengungkapan kasus curanmor tanpa harus melapor ke pihak berwajib.

Teja yang sehari-hari membuka usaha jual beli sepedamotor tak jauh dari Masjid Ikhwaniah tersebut mendapat laporan seorang anak didik dari ustadz pemilik asrama telah kehilangan sepedamotornya yang terparkir di pekarangan rumah saat malam Ramadhan lalu.

Bersama Afkar, sesama anak remaja masjid, keduanya tidak buru-buru melaporkan kejadian itu ke kantor polisi. Berbekal pengalaman sebagai agen jual beli kendaraan bermotor, Teja mencoba memulai penyelidikan kasus kehilangan motor tersebut melalui media sosial.

“Saya berfirasat dan yakin, kereta (sepedamotor) yang hilang itu biasanya dijual si pelaku melalui jejaring sosial. Karena itu memang menjadi modus pelaku dan ini sudah sering terjadi,” ujar Teja.

Teja dan Afkar pun mulai bertindak. Berbekal foto fisik sepedamotor milik korban dan foto STNKnya, keduanya melacak dengan memanfaatkan aplikasi marketplace di facebook.

Facebook Marketplace menjadi platform jual-beli yang cukup populer di kalangan online sellers.

Melansir situs Facebook, Marketplace adalah sebuah destinasi di Facebook di mana pengguna dapat mencari, membeli, dan menjual barang.

Pembeli dapat mencari produk yang berada di area jangkauan atau barang yang dapat dikirimkan. Sedangkan penjual dapat menjajakan barang jualannya secara mudah

Pihak Teja dan Afkar yang mengendus aksi pelaku tersebut langsung turun tangan.

Singkat cerita, keduanya langsung berpura-pura menjadi pembeli dan mengamankan motor tersebut bersama pelakunya di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.

“Kami mencoba melacak di medsos, setelah ditelusuri selama dua hari, kami melihat di Facebook bahwa motornya dijual oleh pelaku,” kata Teja lagi.

Dia menegaskan dua hari setelah kejadian, pihaknya mencoba mencari motor miliknya di laman Facebook jual beli motor bekas.

Tak disangka, akhirnya mereka menemukan motor korban ada di salah satu unggahan. “Kami menemukan dan mengenali bahwa motor milik anak asrama yang hilang itu di-posting oleh orang tidak dikenal. Iya kebetulan korbannya tahu detail ciri-ciri kendaraannya, kita kroscek, kita tanya betul ini kendaraannya. Jadi kita kerja sama dengan korban,” ujar Teja.

Setelah mendapatkan bukti yang kuat, mereka menjebak pelaku dengan berpura-pura menjadi pembeli dan akhirnya pelaku tidak berkutik.

Meski berhasil menciduk pelaku, baik korban maupun Teja dan Afkar sepakat tidak meneruskan permasalahan tersebut ke pihak berwajib.

“Atas pertimbangan kemanusiaan, kami lepas pelaku dan meminta dia meminta maaf kepada korban. Apalagi pelaku berdalih tindak kriminal yang dilakukannya murni faktor ekonomi, apalagi pelaku memiliki istri dan bayi yang harus diurus,” kata Prabowo Suteja.

Haru

Ustadzah Zulfiana Herni, ibu dari Afkar tak kuasa menahan haru anak laki-lakinya itu ikut andil mengungkap aksi tindak kriminal yang terjadi di rumahnya.

Dalam postingan di grup WA jamaah Masjid Ikhwaniah, pengajar di FITK UINSU Medan itu berkomentar: Di samping cocok Afkar dan Teja jadi agen FBI. Mereka pantas mendapat penghargaan dari Kapoltabes Medan/Polres Deliserdang. Karena mereka lebih cepat bergerak dan berhasil. Semoga pelajaran buat kita semua, salut buat Remaja Masjid Ikhwaniah, khususnya Afkar dan Teja.

Tokoh masyarakat setempat, Farid Wajdi mengapresiasi gerak cepat anggota Remaja Masjid Ikhwaniah dalam menangani masalah yang terjadi di lingkungan masjid. Tidak hanya aktif di kegiatan berbasis keagamaan, anak Remaja Masjid Ikhwaniah juga bisa membantu sesama dengan caranya sendiri. (Diurna Wantana)

Waspada/Diurna Wantana
MASJID Ikhwaniah di Jalan Tuamang, Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung, diabadikan belum lama ini

  • Bagikan