Jadi Atlet Harus Punya Cita-cita Tinggi

Pesan Khusus Legenda Olahraga Sumut

  • Bagikan
Jadi Atlet Harus Punya Cita-cita Tinggi

LEGENDA gulat Joshua Sinurat (2 kanan) dan legenda senam Afrina Siahaan menjadi narasumber podcast news plus Copi Sumut. Waspada/Ist


MEDAN (Waspada): Legenda hidup olahraga Sumatera Utara, Joshua Sinurat (gulat) dan Afrina Siahaan (senam), menitip pesan khusus untuk para patriot olahraga Sumut.

Melalui podcast news plus Copi Sumut sebagaimana dikutip Minggu (3/3), keduanya mengharapkan pesan dan pengalaman yang disampaikan mampu memotivasi para atlet Sumatera Utara.

Terutama para atlet yang tengah bersiap menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024, saat Sumut menjadi tuan rumah bersama Aceh.
Joshua yang lahir di Aek Kanopan 1966 silam berujar, atlet harus punya tekad tinggi menggapai cita-cita. Peraih enam emas PON ini juga menekankan pentingnya kerja keras bila mau sukses.

“Motivasi saya dulu adalah saya ingin terkenal. Caranya berprestasi lewat olahraga. Saya bangun motivasi saya sendiri. Saya lihat juara dunia dan jadikan inspirasi,” jelas Joshua.

Mantan Kabid PO Dispora Sumut itu menceritakan, dia memang mengimpikan betul menjadi orang terkenal dan membuat keluarganya senang. Makanya dia tamat SMP pada 1983 lalu nekad merantau ke Medan. Tujuan utamanya untuk mengasah ilmu dan bakat olahraganya.

Jalan yang dipilih Joshua tepat. Lewat kerja keras dan disiplin, prestasi datang menghampiri. Enam medali emas PON jadi bukti. Mulai dari PON 1989 dapat 1 emas, PON 1992 dapat 2 emas, PON 1996 dapat 2 emas dan PON 2000 meraih 1 emas,” ucap Joshua yang kini sebagai ASN di Bapenda Sumut.

Cerita lain disampaikan wanita dengan koleksi medali emas terbanyak PON, yakni Afrina Siahaan. Mantan pesenam terbaik Indonesia yang lahir di Medan, 29 April 1982 ini, punya koleksi 10 medali emas PON.

“Cita-cita saya ingin punya prestasi tinggi. Saya juga mau angkat harkat martabat keluarga saya dengan jadi orang sukses. Tidak ada yang sia-sia jika kita mau,” ucap Afrina.

Prestasi Afrina semasa aktif menjadi atlet memang luar biasa. Bahkan saat duduk di bangku kelas 5 SD, Afrina sudah menghabisi masa mudanya di Pelatnas.

Untuk urusan PON, Afrina sudah memulai koleksi emas sat PON 1993 dengan raihan 1 emas 1 perak dan 1 perunggu. Berlanjut PON 1996 dapat 3 emas dan 1 perak, PON 2000 3 emas dan 1 perunggu dan menutup karir di PON 2004 dengan 3 emas. “Saya menutup karir 2005 saat persiapan Turki Open karena cedera lutut,” kenangnya.

Bicara bonus, Afrina menilai uang saku dulu tak sebanyak sekarang. Tapi bedanya menurut Afrina, atlet sekarang terkesan cengeng. “Uang saku untuk penyemangat. Kalau dulu dapatnya tidak sebanyak sekarang. Dulu ada tak ada uang, tetap berprestasi. Kami gak mikirkan uang saku. Segalanya bukan uang,” katanya.

Baik Joshua dan Afrina pun masing-masing melihat kondisi olahraga Sumut, terkait target senam dan gulat di PON 2024. Afrina pesimis bicara target, mengingat peralatan senam saat ini di Sumut tak standar.

“Senam belum bisa target. Kalau mau juara, kasih alat yang standar pertandingan. Sekarang ini gak layak pakai. Matras aja khusus bela diri yang dipakai,bukan senam. Kalau saya dulu latihan di Pelatnas terus, jadi atlet bagus,” terangnya.

Beda halnya dengan Joshua yang masih berani bicara target 1 medali emas untuk gulat di Aceh-Sumut 2024. Namun dia tak lupa berharap agar masa depan atlet terus diperhatikan pemerintah.
“Jangan bonus aja, harus ada masa depan atlet dengan pekerjaan juga,” harap Joshua Sinurat. (m08)

  • Bagikan