Perlindungan Anak, Istri Askep SPR Buat LP

  • Bagikan

KISARAN (Waspada): Rentetan dugaan tindak kekerasan terhadap Asisten Kepala (Askep) PT Sari Persada Raya (SPR) oleh warga, istrinya membuat laporan polisi (LP) di Polres Asahan, karena anaknya menjadi korban secara psikis atau mental.

Maria Kristiani Sipahutar,34, istri Askep PT SPR Edy Radius, didampingi Kuasa Hukumnya Benjamin P Manurung, membuat LP No:STTLP /B/838/ XI/2023/ SPKT/ POLRES ASAHAN, karena keributan tersebut diduga kedua anaknya menjadi korban pidana kejahatan perlindungan anak.

“Laporan ini sudah kami sampaikan ke Polres Asahan kemarin sebab kedua korban anak dari klien kami ini telah mengalami kekerasan kejahatan tindak pidana anak. Secara psikis mental mereka jatuh ketika melihat ayahnya di depan mata dianiaya oleh para terlapor,” kata Kuasa Hukum Maria Kristiani Sipahutar, Benjamin P Manurung, kepada Waspada, Rabu (8/11).

Menurut, hingga saat ini, kedua anak kliennya, saat ini masih trauma, bahkan sejak kejadian tindak kekerasan itu, mereka tidak berani pulang ke rumah mereka di perumahan karyawan PT SPR, Huta Bagasan, Kec BP Mandoge. Dengan adanya LP ini berharap Polres Asahan untuk memproses kasus ini dengan cepat.

“Mengalami trauma. Sejak kejadian itu, dua anak perempuan klien saya berusia tujuh dan sembilan tahun tidak lagi ke sekolah. Mereka membutuhkan trauma healing saat ini,” jelasnya.

Sebelumnya Askep PT SPR Edy Radius, saat ditemui Waspada, di rumah sakit Selasa (31/10), menerangkan pada Minggu (29/10) dirinya bersama anak istrinya mengendarai mobil dan melintas di Desa Huta Bagasan, untuk masuk ke kebun SPR. Di tengah jalan, dari arah berlawanan warga yang diduga penggarap ini datang dan memintanya berhenti, dan mencari masalah dengan dirinya.

“Saya turun dari mobil, penggarap lahan mengejar saya dan terjadinya pemukulan di belakang kepala saya,” jelas Edy.

Menurutnya, atas keributan, warga sekitar datang dan menahan penggarap, dan dirinya bisa bergegas masuk mobil dan pergi meninggalkan lokasi tersebut. Namun beberapa ratus meter, pihaknya kembali dihadang tiga orang, dan saat menutup kaca mobil salah seorang mengacungkan sajam jenis parang.

“Spion mobil dan kaca mobilnya rusak oleh warga tersebut. Dan dirinya sangat menyayangkan hal itu karena dirinya sedang membawa anak istrinya, serta istri dan anak anggotanya yang sedang sakit,” jelas Edy. (a02/a19/a20)

  • Bagikan