Presiden Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pertama Di Indonesia

Bupati Samosir Beberkan Pembangunan Yang Dicapai

  • Bagikan
Presiden Jokowi dan lainnya saat peresmian pabrik Minyak Makan Merah. (Waspada/Edward Limbong).
Presiden Jokowi dan lainnya saat peresmian pabrik Minyak Makan Merah. (Waspada/Edward Limbong).

DELISERDANG (Waspada): Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik minyak makan merah di areal Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN I, di Desa Pagar Merbau II, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deliserdang, Kamis (14/3). Dia menyebut pabrik tersebut yang pertama di Indonesia.

Jokowi mengatakan pembangunan pabrik ini sangat penting bagi petani sawit, mengingat Indonesia memiliki 15,3 juta hektar kebun kelapa sawit. Dimana 40,5% atau sekitar 6,2 juta hektar milik petani.

“Kita ini nilai tambah itu ada di dalam negeri, oleh sebab itu kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali, ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi,” kata Jokowi saat memberikan sambutan.

“Jadi, harga TBS (Tandan Buah Segar) sawit, tidak naik dan turun, karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” tambah Jokowi.

Jokowi lalu mengatakan minyak makan merah ini harganya lebih murah dari minyak goreng yang ada di pasaran, kendati demikian kualitasnya juga tidak kalah saing di pasar.

“Bisa bersaing di pasar, bisa bersaing karena harganya kompetitif, yang kedua, vitaminnya tidak menghilang. Di sini vitamin A, vitamin E dan nutrien yang lain itu masih berada di minyak, yang dipakai untuk menggoreng apapun,” ujarnya.

Mantan Wali Kota Solo ini juga mengatakan produk ini juga telah diuji coba ke masyarakat dan mendapatkan sambutan positif.

“Mereka (warga) menyampaikan, pak, minyak makan merah ini beda, lebih enak dan dicek gizinya lebih baik, jadi yang ada di sini (harus) pakai ya. Saya nanti mau beli. Mau nyoba juga,” ungkapnya

“Artinya pemasarannya tidak usah ke mana-mana karena ini kapasitasnya bisa 10 ton CPO (crude palm oil) setiap hari dan bisa menghasilkan minyak makan merah kurang lebih 7 ton, bukan jumlah yang sedikit, jumlah yang banyak,” tambah Jokowi.

Jokowi lalu menyebut hadirnya pabrik ini bagian dari bentuk hilirisasi, karena itu juga berharap penjualan Crude Palm Oil dan TBS tidak dilakukan lagi.

“Inilah yang namanya hilirisasi, jangan jual TBS, jangan jual CPO. Kalau bisa jadikan barang-barang jadi seperti ini, ini bagus sekali,” sebut Jokowi.

Sementara sebelumnya Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, Teten Masduki mengatakan pabrik minyak makan merah Pagarmerbau yang akan diresmikan pertama di Indonesia dan dikelola oleh koperasi.

Pabrik ini, katanya satu dari tiga pilot projek minyak makan merah yang bekerja sama dengan PTPN.

“Alhamdulillah minyak makan merah sudah dilakukan uji klinis dan telah mendapatkan izin edar dari BPOM, sertifikasi SLI halal dan merek sudah terdaftar dari DED (Detail Engineering Design) PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan,”ungkapnya.

Teten Masduki juga melaporkan kepada Presiden, bahwa lebih dari 40 persen lahan perkebunan sawit dimiliki dan dikelola oleh para petani sawit swadaya. Berpuluh-puluh tahun juga para petani sawit dihadapkan pada harga TBS yang naik turun tidak pasti.

“Pada sisi lain kita juga mendapatkan suplai dan harga minyak goreng yang juga sangat dinamis, bahkan pernah ada pada suatu waktu minyak goreng sangat langka dipasaran, bahkan harga yang melambung tinggi. Maka sesuai dengan arahan Presiden, hilirisasi kelapa sawit menjadi minyak makan merah oleh koperasi. Bertujuan untuk memastikan petaninya semakin sejahtera, memastikan keberlanjutan suplai minyak goreng yang sehat dan terjangkau untuk masyarakat,” katanya.

Turut mendampingi, Presiden Jokowi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, Pj Gubernur Sumut, Hassanudin, Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Pangdam I/BB Mayjen TNI Mochammad Hasan, Bupati Deliserdang HM Ali Yusuf Siregar, dan Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, Region Haed Regional I Supporting Co PT Perkebunan Nusantara I Didit Prasetyo dan lainnya.(a16).

  • Bagikan