Taman ‘Jeges’ Kota Panyabungan Dan Kisah Tongkrongan Forwakot

  • Bagikan
Taman Kota Panyabungan terlihat asri dengan deretan pohon jati menuju jantung kota, mengarah ke kantor Bupati Madina. Waspada/Irham Hagabean Nasution
Taman Kota Panyabungan terlihat asri dengan deretan pohon jati menuju jantung kota, mengarah ke kantor Bupati Madina. Waspada/Irham Hagabean Nasution

JIKA Anda bergerak dari arah Padangsidempuan menuju jantung Kota Panyabungan atau mengarah ke kantor Bupati Madina, Anda akan melewati taman nan ‘jeges’ (yang indah – red), dengan sederetan pohon jati memancarkan kenyamanan dan keasrian.

Taman Kota Panyabungan, salah satu ikon Kab. Mandailing Natal, menjadi fasilitas publik beragam keperluan. Tampak, sejumlah mahasiswa terlibat diskusi, duduk santai bersama keluarga, atau sekadar ‘cari angin’ di taman kota.

Ya, taman berada di inti kota. Di sekitarnya, terlihat RSUD Panyabungan, mess Pemprovsu. Ada juga sejumlah fasilitas milik negara seperti TNI dan Polri. Intinya, lokasi Taman Kota Panyabungan berada di lokasi sangat strategis.

Taman 'Jeges' Kota Panyabungan Dan Kisah Tongkrongan Forwakot
Sejumlah wartawan tergabung ForWakot terlibat diskusi di Taman Kota Panyabungan. Waspada/Ist

Sejak lama, lokasi ini menjadi tongkrongan sejumlah wartawan. Biasanya, sebelum ke lapangan melakukan peliputan, mereka ngopi pagi atau sarapan sambil diskusi ringan. Nah, sore, ngumpul lagi sambil diskusi.

Kisah ini pun berpangkal dari situ. Secara spontan, sejumlah wartawan senior Madina ngumpul, kemudian muncul ide untuk membentuk wadah terhimpun dari beragam media. Mereka sepakati Forum Wartawan Kota (Forwakot) Panyabungan.

Forwakot lebih cenderung untuk mempererat silaturahmi dan kebersamaan, sekaligus untuk memaksimalkan potensi diri para wartawan untuk tujuan dalam lingkup lebih luas.

Sejak Forwakot terbentuk Sabtu (10/6/2023), tempat tongkrongan wartawan menjadi tempat diskusi lebih serius, tapi tetap santai. Sersan.

Ada sejumlah narasumber tiba-tiba muncul di tempat tongkrongan Forwakot, seperti Minggu (18/6) sore. Bisa jadi untuk kepentingan pemberitaan, tapi terkadang hanya ketemu wartawan dengan narasumber sebatas diskusi.

Taman 'Jeges' Kota Panyabungan Dan Kisah Tongkrongan Forwakot
Taman air mancur sedang dirawat dan dipelihara Dinas LH Madina di dalam Taman Kota Medan, beberapa waktu lalu. Waspada/Irham Hagabean Nasution

Narasumber berasal dari birokrat, wakil rakyat, politisi, praktisi, aktivis, akademisi. Narasumber bisa dari mana saja. Seperti warga Madina nenjumpai wartawan di tempat tongkrongan Forwakot, kemarin.

Annisa, misalnya, menceritakan nasib abangnya, Ridwan, 29, pemuda Kel. Kayujati, Kec. Panyabungan, Kab. Mandailing Natal. Di tempat tongkrongan Forwakot, dia berkisah sambil berurai airmata. Cerita ini kemudian dilansir “Tubuh Pemuda Panyabungan Mengecil Dan Lumpuh”.

Sedangkan Taman Kota Panyabungan, menjadi tempat strategis, jantung kota, salah satu ikon Kab. Madina. Juga tempat tongkrongan Forwakot.

Beberapa kali dilakukan agar taman kota menjadi lebih repsentatif. Ke depan, Taman Kota Panyabungan, mungkin perlu dipikirkan sehingga menjadi lebih berdaya guna.

Dijumpai waspada.id beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Madina Khairul, ST mengungkapkan, Taman Kota Panyabungan merupakan salah satu fasilitas dimanfaatkan masyarakat.

“Sedangkan Dinas LH sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang tupoksinya termasuk merawat, memelihara taman dan menciptakan kebersihan,” ujar Khairul. WASPADA.id/Irham Hagabean Nasution

  • Bagikan