UIN Syahada Padangsidimpuan Berkomitmen Bangun Kampus Moderat

Rektor: Jadi Teladan Moderasi Beragama

  • Bagikan
Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan Dr.Muhammad Darwis Dasopang (5 kanan) foto bersama demgam nara sumber dan peserta Workshop Pengembangan Ekosistem Kampus Berbasis Moderasi Beragama.Waspada/ist.
Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan Dr.Muhammad Darwis Dasopang (5 kanan) foto bersama demgam nara sumber dan peserta Workshop Pengembangan Ekosistem Kampus Berbasis Moderasi Beragama.Waspada/ist.

P.SIDIMPUAN (Waspada): Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (Syahada) Padangsidimpuan Dr. Muhammad Darwis Dasopang, M.Ag berkomitmen untuk membangun UIN Syahada menjadi kampus moderat yang inklusif.

Sebagai salah satu wujud dari komitmen tersebut, UIN Syahada Padangsidimpuan menggelar Workshop Pengembangan Ekosistem Kampus Berbasis Moderasi Beragama yang dihadiri seluruh pejabat di UIN Syahada Padangsidimpuan, mulai dari Rektor, Wakil Rektor, Kepala Biro, Dekan dan Kepala lembaga, di lingkungan UIN Syahada Padangsidimpuan.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr. Erawadi sebagai Ketua Panitia Workshop, Senin (25/3), mengatakan kegiatan tersebut merupakan langkah penting dalam mendukung UIN Syahada Padangsidimpuan sebagai kampus yang moderat dan inklusif.

Dijelaskan, workshop yang digelar selama dua hari (21-22 Maret 2024) di Gedung Aula Terpadu dan dibuka Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan, menghadirkan Rektor Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, KH Marzuki Wahid, MA sebagai pemateri.

UIN Syahada Padangsidimpuan Berkomitmen Bangun Kampus Moderat

Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan Dr. Muhammad Darwis Dasopang mengatakan, UIN Syahada sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam membentuk budaya toleransi, dialog, dan harmoni di antara komunitas kampus.

“Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengusung nilai-nilai Islam yang moderat, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam mempraktikkan moderasi beragama,” jelas Dr. Muhammad Darwis Dasopang. .

Rektor juga menyoroti peran kunci moderasi beragama sebagai jalan untuk mencegah konflik dan radikalisme di kalangan mahasiswa. “Kita harus memberikan contoh tentang bagaimana menjalani kehidupan beragama dengan penuh kedamaian, tanpa menyingkirkan prinsip-prinsip keyakinan yang mendasar,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Rektor juga mengungkapkan serangkaian program dan inisiatif baru yang bertujuan untuk memperkuat budaya moderasi di kampus, seperti pengembangan kurikulum yang memasukkan materi-materi tentang moderasi beragama pada mata kuliah.

“Begitu juga terhadap penyelenggaraan seminar dan workshop tentang dialog antar agama, serta penguatan kerjasama dengan lembaga-lembaga non-pemerintah yang memiliki fokus serupa,” tuturnya.

Menyahuti yang ditekankan Rektor, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Syahada Padangsidimpuan Prof. Dr. Darwis Harahap, M.Si menegaskan sangat menghargai langkah-langkah yang diambil Rektor untuk mengokohkan UIN Syahada, sebagai kampus yang moderat dan inklusif.

“Kegiatan semacam ini akan menambah energy baru bagi kalangan pejabat UIN Syahada Padangsidimpuan dalam membangun harmoni di tengah-tengah keragaman,” katanya.

Prof. Darwis berharap, dengan adanya komitmen yang kuat dari pimpinan, UIN Syahada Padangsidimpuan akan menjadi model yang inspiratif dalam mempromosikan moderasi beragama dan toleransi di kalangan kampus dan masyarakat luas. “Langkah-langkah ini mencerminkan tekad untuk menjadikan pendidikan sebagai alat untuk membangun perdamaian dan kemajuan bersama,” ucapnya

KH Marzuki Wahid, M.A sebagai narasumber pada workshop tersebut menjelaskan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjadikan kampus yang moderat dan inklusif.

  1. Keterbukaan: Keterbukaan terhadap ide, budaya, dan keyakinan yang berbeda merupakan karakteristik kunci dalam membangun kampus yang inklusif. Menghargai dan menerima perbedaan merupakan landasan untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan menghargai keragaman.
  2. Empati: Kemampuan untuk memahami dan merasakan perspektif orang lain menjadi kunci dalam membangun hubungan yang harmonis di kampus. Dengan memiliki empati, individu dapat lebih memahami tantangan dan pengalaman yang dihadapi oleh orang lain, yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan lebih peduli dan penuh pengertian.
  3. Keadilan: Prinsip keadilan harus menjadi landasan dalam segala aspek kehidupan kampus, mulai dari pengambilan keputusan hingga perlakuan terhadap semua anggota komunitas. Memastikan bahwa setiap individu diperlakukan secara adil dan setara adalah kunci untuk membangun lingkungan kampus yang inklusif.
  4. Komitmen terhadap Dialog: Keterbukaan untuk berpartisipasi dalam dialog yang konstruktif dan terbuka merupakan karakter yang penting dalam membangun kampus yang moderat. Dialog yang baik memungkinkan pertukaran gagasan dan pemahaman yang mendalam, sehingga memperkuat toleransi dan saling pengertian di antara anggota kampus.
  5. Kepemimpinan yang Teladan: Pemimpin kampus, termasuk Rektor, dekan, dan dosen, harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan inklusivitas dalam tindakan dan keputusan mereka sehari-hari. Pemimpin yang memiliki karakteristik ini dapat menginspirasi anggota kampus lainnya untuk mengikuti jejak mereka dalam membangun lingkungan kampus yang harmonis.
  6. Kesadaran akan Dampak: Memiliki kesadaran akan dampak dari kata-kata dan tindakan mereka adalah karakter yang penting bagi semua anggota kampus. Kesadaran ini membantu individu untuk mempertimbangkan efek dari perilaku mereka terhadap orang lain dan lingkungan kampus secara keseluruhan.
    “Dengan membangun kampus yang didasarkan pada karakter-karakter tersebut, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya akademis, tetapi juga inklusif dan memperkuat bagi semua anggotanya,” katanya. (a39).
  • Bagikan