Kasus Gejala Ginjal Akut Belum Ditemukan Di Pidie

Dinkes Terus Pantau

  • Bagikan
Kasus Gejala Ginjal Akut Belum Ditemukan Di Pidie

SIGLI (Waspada): Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie melaporkan belum menemukan kasus Ganguan Ginjal Akut (GGA) pada anak di daerah itu. Pun begitu, Dinkes Pidie terus memantau perkembangan adanya kasus penyakit itu melalui Puskesmas dan rumah sakit- rumah sakit yang ada di daerah itu.

“ Sampai sekarang ini di Kabupaten Pidie belum ditemukan adanya laporan tentang kasus GGA, Dan kami terus melakukan pemantauan tentang perkembangannya. Baik dari Puskesmas maupun rumah sakit,” demikian Kadis Kesehatan Kabupaten Pidie, dr Arika Husnayanti Aboebakar SpOG (K) melalui Kabid P2P Dinkes Pidie, dr Ellya Noer.

Pernyataan itu disampaikannya dalam acara jumpa pers yang dipimpin Sekretaris Dinkes Pidie dr Dwi Widjaya di kantor Dinkes setempat, Senin (24/10). dr Dwi Widjaya dalam kegiatan itu didampingi Kabid SDK Dinkes Pidie, Syamsul Bahri, ST,MT, Kabid P2P Dinkes Pidie, dr Ellya Noer, Subkor Surveillance dan Imunisasi P2P Dinkes Pidie, Ansharullah SKM, dan Subkor Kefarmasian, Ulia Maksum, S.Farm, Apt.

Lanjut dr Ellya Noer, surveillance (pengawasan-red) memang melakukan imunisis segala penyakit yang muncul. Kasus itu kata dia memang sudah muncul pada Agustus 2022 di Gambia. Sejurus dengan itu, pihaknya langsung menginstruksikan petugas Surveillance, namun hingga sekarang di Kabupaten Pidie belum ditemukan adanya kasus GGA.

Kata dia, sebaliknya kasus yang banyak ditemukan diderita oleh anak-anak di daerah itu, adalah Campak , Demam Berdarah Dengue. “Jadi untuk saat ini kasus GGA yang disebabkan oleh obat sirop, kita belum ada laporan. Yang pasti penyebabnya obat sirop, mungkin gagal ginjal, itu kasusnya ada tetapi karena sekarang sedang viralnya yang sirop belum ada yang laporkan,” katanya.

Kabid SDK Dinkes Pidie, Syamsul Bahri, ST,MT, melaporkan sejak Jumat, 21 Oktober 2022 Dinkes Pidie sudah melakukan beberapa langkah, dintaranya imbauan kepada Puskesmas dan rumah sakit, toko obat dan apotek.

Langkah selanjutnya Dinkes Pidie bersama personel Polres Pidie melakukan pengawasan atau pengecekan pada beberapa apotek, dan toko obat di Kabupaten Pidie. Namun sebut dia, pengecekan itu dilakukan tidak semua toko obat dan apotek, hanya beberapa saja. Selain itu, kata Syamsul, Dinkes Pidie terus melakukan koordinasi dengan Dinkes Provinsi Aceh dan BPOM.

Subkor Kefarmasian Dinkes Pidie, Ulia Maksum, S.Farm, Apt, dalam kesempatan itu menambahkan sejak adanya kasus tersebut, pihaknya sudah beberapa kali mendapat penjelasan dari BPOM, soal penggunaan obat sirop ataupun obat cair yang mengandung Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG).

Dia mengungkapkan untuk penjelasan pertama dari hasil pengawasan BPOM, terkait sirop obat untuk anak di Gambia-Afrika yang terkontaminasi dengan Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG), itu untuk hasil pengawasan pertama.

Hasil pengawasan kedua, yaitu penjelasan BPOM tentang sirop obat tentang sirop obat untuk anak di Gambia-Afrika yang terkontaminasi Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG). Di dalam penjelasan kedua kata Ulia, BPOM sudah menjelaskan sejumlah obat yang terkontaminasi yang ada di Gambia-Afrika.

“Jadi obat-obatannya tidak ada di Indonesia, adanya di Gambia-Afrika. Kemudian ada penjelasan ketiga dari BPOM terkait obat sirop yang berisiko mengandung pencemaran Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG). Nah disini dijelaskan ada sejumlah item obat-obatan yang diproduksi oleh PT Maiden Pharmaceutical Limited di India.

Selanjutnya kata dia, hasil pengawasan BPOM yang keempat, hasilnya ditemukan ada beberapa jenis obat-obatan yang beredar di Indonesia yang diduga mengandung cemaran Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG).

Karena itu, Ulia Maksum, S.Farm, Apt, memastikan Dinkes Pidie pada Tahun Anggaran (TA) 2022, tidak melakukan pengadaan obat, satu pun dari lima item obat yang menurut hasil pengawasan ke empat, itu tercenar dengan Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG).(b06)

Teks foto: Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr Dwi Widjaya saat memimpin konferensi pers di Kantor Dinkes setempat soal belum ditemukan adanya kasus Gejala Ginjal Akut (GGA) di daerah itu, Senin (24/10). Waspada/Muhammad Riza

#3TahunWaspada.id

  • Bagikan