Tafakur Imam Al Humaidi Muhadist Syafi’iyah Kota Mekkah

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Imam Al Humaidi Muhadist Syafi'iyah Kota Mekkah

Imam al Humaidi bernama lengkap Abu Bakar Abdullah Ibn Zubair Ibn Isa Ibn Usamah al Qurasyi al Asadi al Humaidi al Makki al Syafi’i adalah al Muhadits, al Hafidz dan al Faqih serta Syekh kota Makkah al Haram dan merupakan salah seorang ulama besar di dalam madzhab Syafi’i. Imam al Humaidi diperkirakan lahir pada penghujung tahun 170 Hijriah di kota Makkah, hal ini mengingat guru beliau yang paling tua bernama Muslim bin Khalid al Zanziy yang wafat pada tahun 180 Hijriah.

Sementara Imam al Humaidi wafat di Makkah pada hari Senin bulan Rabi’ul Awal tahun 219 H (834 M) yang merupakan keturunan Asad bin Abdul ‘Uzzaa dimana semua Bani Asad dinasabkan kepadanya. Oleh karena itu, imam al Humaidi masih satu garis keturunan dengan Ummul Mu’miniin Khadijah binti Khuwailid dan al Zubir bin Awwaam. Kitab Musnad al Humaidi adalah salah satu kitab Musnad tertua pada abad ke-2 Hijriah. Dimana, imam al Humaidi bermulazamah (membiasakan diri) hidup dengan imam al Syafi’i.

Selain itu, imam al Humaidi menjadi sahabat dekat bagi imam al Syafi’i dan menemani imam al Syafi’i di dalam banyak perjalanan keilmuannya. Setelah imam al Syafi’i wafat di Mesir pada tahun 204 Hijriah, imam al Humaidi kembali ke Makkah al Mukaramah dan akhirnya imam al Humaidi wafat di Makkah. Pengembaraan ilmu yang dilakukan oleh imam al Humaidi meliputi, Makkah, Madinah, Baghdad, Mesir, Syam, dan Palestina.

Imam al Humaidi hidup di era kekuasaan dinasti Abbasyiyah, ia hidup di masa kekhalifahan Harun al Rasyid dan Abdullah Ma’mun yang memiliki banyak guru, di antara guru-gurunya menurut al Hafidz al Mizziy adalah Sufyan bin Uyainah, Bisyr bin Bakar al Tuniisiy, Hammaad bin Usaamah, Abdullah bin al Harits al Jumahiy, Abu Shafwan, Abdullah bin Sa’id al Umawiy, Abdul Aziz bin Abdushamad al ‘Ammiy, Abdul Aziz al Darwadiy, Ali ibn Abdul Hamid ibn Shaifiy, Fudhail bin Iyaadh, Muhammad ibn Idris al Syafi’i, Marwan ibn Mu’awiyah al Fazaariy, Waki’ ibn al Jarraah, al Walid ibn Muslim, Ya’la ibn Ubaid, Abdullah ibn Rajaa’ al Makkiy dan lain lainya.

Adapun murid-murid yang meriwayatkan hadis dari imam al Humaidi di antaranya adalah Muhammad bin Ismail al Bukhari, Abu Daus al Sijistani, Muhammad bin Isa al Tirmidzi, Ibnu Majah al Qazwini, Abu Abdurrahman, Ahmad ibn Syu’aib, al Nasa’i, Muhammad bin Yahya al Dzuhli, Ya’kub bin Syaibah, Ya’kub bin Sufyan, Abu Haatim, Muhammad bin Idris al Razi, Abu Zur’ah, Ubaidullah ibn Abdulkarim al Raaziy, Muhammad bin Ali bin Maimun al Raqqiy, Abul Azhar Ahmad bin al Azhar al Naisaburiy, Bisyr bin Musa al Asadiy, Yusuf bin Musa al Qathaan, dan lain lainnya.

Pandangan ulama tentang imam al Humaidi adalah sebagai berikut, imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa imam al Humaidi di sisi kami adalah seorang imam. Sementara imam Abu Hatim mengatakan bahwa imam al Humaidi imam yang tsabat dalam hal hadis. Imam Ibu ‘Uyainah mengatakan bahwa imam al Humaidi adalah imam ahli hadis yang tsiqah. Imam Ya’kub al Fasawiy mengatakan bahwa imam al Humaidi adalah seorang ulama besar yang nasihat nasihatnya perlu dipedomani. Begitu pula dengan imam al Syafi’i mengatakan bahwa imam al Humaidi adalah sahabat dekatnya yang paling hafidz, ia menghafal 10 ribu hadis dari Sufyan ibnu ‘Uyainah.

Muhammad bin Ishaq al Marwaziy berkata aku mendengar Ishaq bin Rahawaih berkata: “Para imam di zaman kami adalah al Syafi’i, al Humaidi, dan ‘Ubaid.” Zakaria al Sajiy berkata menurut imam Abu Daud, sahabat imam al Syafi’i yang paling awal adalah imam al Humaidi, Ahmad ibn Hanbal, dan al Buwaithiy(Yusuf bin Yahya al Mishriy).

Di samping itu, imam al Humaidi melahirkan banyak karya, di antara karya karyanya adalah kitab al Raddu ‘Ala al Nu’man, kitab Ushul al Sunnah, kitab Dalaa’il, dan yang paling masyhur adalah kitab Musnad al Humaidi. Kitab ini berisi 1338 hadis. Kitab Musnad al Darimi menurut Husain Salim Asad muhaqqiq kitab Musnad al Darimi, bahwa kitab tersebut hanya berisi tujuh (7) persen saja hadis dha’ifnya. Hal ini merupakan cerminan ketelitian dan kecermatan imam al Humaidi dalam penilaian hadis.

Bahkan, 75 buah hadis shahih dalam kitab Shahih al Bukhari diambil langsung oleh imam al Bukhari dari kitab Musnad al Humaidi. Contoh hadis dalam kitab Musnad al Humaidi yang ditahqiq oleh Husein Salim Asad, halaman 287, nomor hadis 259, hadis dari Aisyah tentang Minuman Manis Dingin Kesukaan Nabi Saw.

Hadis tersebut adalah sebagai berikut : حدثنا الحميدي قال حدثنا سفيان قال حدثنا معمر عن الزهرى عن عروة عن عاءشة قالت كان احب الشراب الى رسول الله ص الحلو البارد. Artinya, telah menceritakan kepada kami al Humaidi ia berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan ia berkata telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari al Zuhriy dari ‘Urwah dari ‘Aisyah ia berkata: ” Minuman yang disukai oleh Rasulullah saw adalah minuman manis yang dingin.”

Menurut Habiburrahman al A’zami beliau menemukan secara tidak sengaja naskah kuno salinan kitab Musnad al Humaidi di perpustakaan Darul ‘Ulum di Diswandi-India. Kemudian di tahun 1958 dalam suatu kunjungan ke perpustakaan al Sa’idiyah di Hyderabad kembali menemukan salinan naskah kuno kitab Musnad al Humaidi.

Terakhir ia juga menemukan salinan naskah kuno kitab Musnad al Humaidi di perpustakaan al Utsmaniyah. Kitab Musnad al Humaidi yang bisa dinikmati isinya oleh umat Islam sampai sekarang adalah yang berasal dari Basyr bin Musa al Asadi melalui Abu Ali al Shawwaf melalui Abdul Ghafar bin Muhamnad melalui Abu Manshur al Khayath melalui Abul Hasan Sa’dullah bin Nasr ibn al Dujaji dan Abu al Ma’ali Ahmad bin Abdul Ghani al Bajasra’i melalui Abdul Ghani ibn Abdul Wahid melalui Muhammad bin ‘Imad bin Muhammad.

Demikian para ulama bersusah payah agar data data hadis dapat mengalami transmisi secara cermat dan akurat serta sempurna dari satu generasi Muslim ke generasi berikutnya, tanpa mengenal lelah.

Mudah-mudahan generasi Muslim tetap terus bersemangat untuk menjaga hadis hadis Nabi Saw yang merupakan sumber hukum kedua di dalam Islam. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan