Tafakur Imam Ibnu Al Shalah Penyempurna ‘Ulum Al Hadist Dari Syarkhan-Iraq

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Imam Ibnu Al Shalah Penyempurna 'Ulum Al Hadist Dari Syarkhan-Iraq

Bagi penggemar ilmu-ilmu hadis, nama imam Ibnu al Shalah dengan kitabnya Muqaddimah dan ‘Ulum al Hadits sudah menjadi lazim dalam pendengaran dan perbincangan serta kajian-kajian akademik. Karena kitab Muqaddimah dan kitab ‘Ulum al Hadits karya imam Ibnu al Shalah adalah kitab referensi primer dalam menggali ilmu-ilmu hadis, bahkan tidak sempurna rasanya jika mengkaji dan mendalami ilmu hadis tanpa merujuk kepada kitab Muqaddimah dan ‘Ulum al Hadits karya imam Ibnu al Shalah.

Imam Ibnu al Shalah memiliki nama lengkap Al Imam Abu Amar Utsman Ibn Abdurrahman Al Syahrazuriy (الامام ابو عمرو عثمان ابن عبد الرحمن الشهرزوري). Imam Ibn al Shalah lahir pada tahun 577 Hijriah (1181 M) di desa Syarkhan-Syahrazur. Daerah kelahiran imam Ibnu al Shalah ini merupakan bagian dari wilayah Irbil negeri Iraq. Imam Ibnu al Shalah wafat di Damaskus menjelang waktu shalat Subuh pada hari Rabu tanggal 25 Rabi’ul Awal di tahun 643 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 19 September tahun 1245 Miladiyah dalam usia 66 tahun. Ayahnya yang bernama Shalah adalah seorang fuqaha’ atau ahli fikih kota Irbil-Iraq.

Selain itu, imam Ibnu al Shalah telah dididik oleh ayahnya tentang ilmu-ilmu keislaman sejak ia masih kecil dan dari ayahnya ia belajar tentang ilmu Tajwid, al Qur’an, dan ‘Ulum al Qur’an. Kemudian oleh ayahnya imam Ibnu al Shalah dikirim ke kota Moushul untuk belajar hadis kepada ulama ahli hadis kota Moushul yang bernama imam Abu Ja’far Ubaidillah bin Ahmad yang masyhur dengan sebutan imam Ibnu Samin. Kemudian imam Ibnu al Shalah juga bermulazamah (selalu mengikuti) kajian kajian hadis dari gurunya yang lain di kota Moushul yaitu imam ‘Imaduddin Abu Ahmad Ibn Yunus.

Selanjutnya imam Ibnu al Shalah melakukan pengembaraan keilmuannya ke wilayah Hamdzan, Nisabur, Marw, Baghdad, dan Damaskus. Ke semua perjalanan ilmiahnya dilakukan untuk mengumpulkan ilmu dan memperdalam ilmunya dalam bidang hadis. Setelah lama berjalan dalam pengembaraan ilmunya, imam Ibnu al Shalah akhirnya menetap di kota al Quds – Baitul Maqdis tanah Palestina. Di kota al Quds imam Ibnu al Shalah mengajarkan ilmunya di madrasah al Shalahiyyah yang didirikan oleh sultan Shalahuddin al Ayubi dari dinasti Ayubiyah.

Sebagaimana sejarah mencatat bahwa setelah berjuang selama 13 tahun (570 H – 583 H), sultan Shalahuddin berhasil merebut kembali Baitul Maqdis dari pasukan salib yang telah menguasainya selama 91 tahun. Hari bersejarah perebutan kota al Quds (Baitul Maqdis) oleh sultan Shalahuddin al Ayubi itu terjadi tepat pada hari Jum’at tanggal 27 Rajab tahun 583 Hijriah bertepatan dengan tanggal 2 Oktober tahun 1187 Miladiyah. Tanggal perebutan kota al Quds itu sama dengan tanggal terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj yaitu 27 Rajab (Lihat buku The Rare and Excellent History Of Saladin, karya Ibnu Shaddad).

Setelah menetap dan mengajar di kota al Quds, imam Ibnu Shalah pindah ke kota Damaskus dan di kota ini imam Ibnu Shalah mengajar di madrasah al Rowahiyyah. Kemudian imam Ibnu al Shalah mengajar dan mengelola madrasah Dar al Hadits al Asyrofiyyah yang didirikan oleh sultan Asyraf penguasa Damaskus pada era itu.

Selain itu, imam Ibnu al Shalah juga mengajar di madrasah Sittu al Syam yang didirikan oleh putri Ayyub yang bernama Zamrad Khatun istri dari Nashiruddin penguasa kota Himsh – Syiria. Imam Ibnu al Shalah memiliki banyak murid, di antaranya adalah imam Ibnu Khallikan, imam Fakhruddin Umar Ibn Yahya al Kirjiy, imam Zainuddin al Fariqiy dan lain lainnya.

Beberapa kitab berkaitan dengan ilmu hadis yang pernah beliau tulis, di antaranya adalah kitab Ma’rifah Anwa’ ‘Ulum al Hadits ( معرفة انواع علوم الحديث ) yang lebih terkenal dengan nama kitab Muqaddimah Ibnu Al Shalah Fi ‘Ulum Al Hadits (مقدمة ابن الصلاح في علوم الحديث ). Kitab ini terdiri atas 65 Bab, yang kesemuannya membahas tentang ilmu ilmu hadis dan hadis.

Berkaitan dengan istilah atau terminologi hadis dibahas dalam 33 Bab awal dari hal hal umum maupun khusus yang berkenaan dengan perawi dan mukharij hadis serta hal-hal yang menyangkut dengan penamaan hadis. Pada awalnya kitab Muqaddimah imam Ibnu al Shalah hanya merupakan diktat pelajaran yang beliau ajarkan kepada para muridnya di Damaskus sampai tahun 1233 Miladiyah.

Imam Muhyiddin Ibn Syaraf al Nawawiy (W 676 H) membuat ringkasan kitab Muqaddimah imam Ibnu al Shalah menjadi sebuah kitab yang bernama kitab Irsyad Thullab al Haqaa’iq Ila Ma’rifat Sunan Khair al Khaala’iq (ارشاد طلاب الحقاءق (الى معرفة سنن خير الخلاءق, kemudian kitab ini diringkas lagi dengan judul kitab Al Taqrib Wa Al Taysir Li Ma’rifat Sunan Al Basyir Wa Al Nazir ( التقريب و التيسير لمعرفة سنن البشير النذير ), selanjutnya kitab Al Taqrib imam al Nawawiy ini disyarah oleh imam Jalaluddin al Suyuthi di dalam kitabnya Tadrib Al Rawiy Fi Syarh Taqrib Al Nawawiy (تدريب الراوي في شرح تقريب النواوي ).

Kitab Muqaddimah Ibnu al Shalah memiliki tiga keunggulan dibandingkan dengan kitab-kitab ilmu hadis periode sebelumnya. Tiga keunggulan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, pengambilan dan penetapan hukum dari hadis (istinbath) dilakukan secara terperinci terhadap semua madzhab ulama dan kaidah kaidahnya. Kedua, menjelaskan seluruh terminologi dalam ilmu hadis secara tepat, termasuk menjelaskan definisi definisi tentang ilmu hadis yang sebelumnya belum dijelaskan. Ketiga, memberikan review atau komentar dan verifikasi terhadap ungkapan para ulama ahli hadis berdasarkan ijtihadnya.

Tiga keunggulan inilah yang oleh para ulama ahli hadis dipandang sebagai lompatan perubahan yang dibawa oleh imam Ibnu al Shalah. Imam Ibnu al Shalah dengan kitab Muqaddimah dan kitab ‘Ulum al Haditsnya, telah membawa era baru yang mencerahkan dalam ilmu hadis, karena dipandang lebih komprehensip dan holistik dalam pembahasannya. Kitab ‘Ulum al Hadits karya imam Ibnu al Shalah terdiri atas 1 jilid dengan jumlah halaman 471, Daftar Isi atau الموضوع nya diawali dengan Pengantar Penulis (الخطبة المصنف) di halaman 5 sampai pembahasan terakhir tentang tanah air dan negeri negeri para periwayat hadits serta negeri negeri yang pernah mereka kunjungi (معرفة اوطان الرواة و بلدانهم) di halaman 404 sampai dengan halaman 411.

Kitab ‘Ulum al Hadits karya imam Ibnu al Shalah juga mengulas tentang keadaan para perawi di akhir umurnya (معرفة من خلت في اخر عمره), yang dibahas pada halaman 391- 392, di samping itu juga membahas tentang tingkatan para perawi dan ulama’ (معرفة طبقات الرواة و العلماء) yang dibahas pada halaman 398.

Demikian luasnya pembahasan ilmu ilmu hadis di dalam kitab ‘Ulum al Hadits karya imam Ibnu al Shalah tersebut, semoga Allah swt menganugrahkan pahala yang terus mengalir kepadanya. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan