Tafakur Majma’ Al Zawa’id Karya Brilian Imam Nuruddin Al Haytsami

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Majma' Al Zawa'id Karya Brilian Imam Nuruddin Al Haytsami

Majma’ al Zawa’id wa Manba’ al Fawa’id (مجمع الزواءد و منبع الفواءد) adalah salah satu kitab Induk Hadis di luar kutub al tis’ah(كتب التسعة). Kitab Majma’ al Zawa’id wa Manba’ al Fawa’id adalah karya imam Nuruddin Ali Ibn Abi Bakar Ibn Sulaiman al Haytsami al Mishri disebut juga imam Abu al Hasan al Haytsami yang populer dengan panggilan imam Nuruddin al Haytsami (نور الدين الهيثمي). Imam Nuruddin al Haytsami adalah ulama Sunni bermadzhab Syafi’i.

Imam Nuruddin al Haytsami lahir pada bulan Rajab tahun 735 H (1335 M) di desa terpencil padang gurun antara Fustat dan Muqattam wilayah Mesir dan wafat pada tanggal 19 Ramadhan 807 H (1405 M) dalam usia 72 tahun. Di antara guru-guru imam Nuruddin al Haytsami adalah imam Abdurrahim Ibn al Husein Ibn Abdurrahman yang terkenal dengan panggilan imam Zainuddin al Iraqi.

Gurunya yang lain adalah imam Ibnu Abdul Hadi yang darinya imam Nuruddin al Haytsami belajar hadis Shahih Muslim. Gurunya yang lain adalah Abu al Fath al Maidumi, Ibnu al Mamluk, Ibnu al Qatrawani dan lain-lainnya. Selain itu, imam Nuruddin al Haytsami melakukan perjalanan ilmiah ke Mekah, Madinah, Yerussalem, Damaskus, Baalbek, Mesir dan Alepo.

Murid-muridnya yang masyhur adalah imam Ibnu Hajar al Asqalani, imam Ibnu al ‘Ajami dan imam Ibnu Fahad al Makki. Komentar para ulama tentang imam Nuruddin al Haytsami adalah sebagai berikut, imam al Aqfahsi berkata bahwa imam Nuruddin al Haytsami adalah seorang hafidz, zuhud, qana’ah, abid, taqwa dan membuat banyak orang selalu simpatik kepadanya.

Imam Ibnu Hajar al Asqalani mengatakan bahwa imam Nuruddin al Haytsami adalah ulama yang shalih, ilmunya dalam bidang hadis begitu mendalam, sangat berbakti kepada guru gurunya terutama kepada gurunya yang bernama imam Zainuddin al Iraqi. Imam Nuruddin al Haytsami banyak menulis kitab, di antaranya adalah kitab Mawarid al Dham’an Ila Zawa’id Ibnu Hiban, kitab Min Aji al Bahts an Zawaya al Harithi, kitab Kashfu Zawayaid al Mutasawili, kitab al Wijhat fi Mulahiq Abu Ali, dan puncaknya kitab Majma’ al Zawa’id wa Manba’ al Fawa’id.

Secara umum imam Nuruddin al Haytsami mengekstraksi kitab Zawa’idnya dari kitab al Musnad imam Ahmad Ibn Hanbal, kumpulan hadis dalam kitab Kasyfu al Astaar fii Zawa’id Musnad al Bazzar, Shahih Ibn Hiban, al Qaul al ‘Ali Fii Zawa’id al Musnad Abi Ya’la al Maushuliy, al Mu’jam imam al Thabrani. Kesemuanya disatukan dalam satu karya besar yang diberi nama kitab Majma’ al Zawa’id wa Manba’ al Fawa’id.

Melalui kitab Majma’ al Zawa’id ini, imam Nuruddin al Haytsami menghilangkan garis sanad semua jalur sanad dari kitab yang dikutipnya dan kemudian membentuknya menjadi tema tema fikih seperti kitab sunan dan mengganti garis jalur sanad dengan garis sanad baru dari jalurnya sendiri.

Dasar penulisan kitab Majma’ al Zawa’id wa Manba’ al Fawa’id oleh imam Nuruddin al Haytsami adalah perintah gurunya imam Zainuddin al Iraqi. Gurunya mengatakan:
اجمع هذه التصانيف و اخذف اسانيدها لكي تجتمع احاديث كل باب منها في باب واحد من هذا
Artinya, kumpulkanlah kitab-kitab tersebut, lalu buang sanad-sanadnya agar terkumpul padanya hadis-hadis pada setiap Bab-nya dalam satu pembahasan kitab.

Meskipun kitab Majma’ al Zawa’id menghilangkan rangkaian sanad dari kitab asal yang dihimpunnya, namun keterangan tentang kualitas sanad tetap diberikan oleh imam Nuruddin al Haytsami. komentar dan catatan terhadap sanad dan matan hadis tetap diberikan. Jika seluruh perawinya tsiqah maka akan disebutkan keterangan Rijaluhu Tsiqah (semua sanadnya terpercaya), begitu juga jika ada sanad yang majhul (tidak dikenal) atau matruk (ditinggalkan karena tertuduh dusta) diberi komentar atau catatan secara khusus.

Beberapa ulama telah melakukan tahqiq (pemeriksaan dengan detil) terhadap kitab Majma’ al Zawa’id karya imam Nuruddin al Haytsami, seperti yang dilakukan oleh syekh Hisyamuddin al Qudsiy dan syekh Muhammad Abdul Qadir Ahmad Atha’. Dan tahqiq terbaik atas kitab Majma’ al Zawa’id wa Manba’ al Fawa’id adalah karya syekh Husein Salim Asad, karena ia melakukan pengecekan ulang berkaitan dengan kualitas data sanad yang ditampilkan oleh imam Nuruddin al Haytsami di dalam kitab Majma’ al Zawa’idnya dan sekaligus memberikan penilaian akhir tentang apakah kualitas sanad sanad itu shahih, hasan dan dha’if.

Hal tersebut mengingat bahwa imam Nuruddin al Haytsami dipandang mutasahil (longgar) dalam menilai kualitas sanad hadis dan hadis. Contoh hadis shahih dengan semua sanad tsiqah (terpercaya), dapat ditemukan di dalam kitab Majma’ al Zawa’id wa Manba’ al Fawa’id jilid 5, juz 10, halaman 152, karya imam Nuruddin al Haytsami berikut ini:
ان الله في كل يوم و ليلة عتقاء من النار في شهر رمضان و ان لكل مسلم دعوة يدعو بها فيستجاب له
Artinya, Sesungguhnya Allah pada setiap siang dan malam memberi pembebasan kepada hambaNya dari neraka selama di dalam bulan Ramadhan dan bagi setiap Muslim yang berdo’a di dalam bulan Ramadhan, maka do’anya akan dikabulkan.

Demikian kuat daya kreativitas imam Nuruddin al Haytsami yang brilian dalam melahirkan kitab Majma’ al Zawa’id wa Manba’ al Faid yang berisi 18.776 hadis. Jumlah hadis sebanyak itu diekstrak dari kurang lebih 40 buah kitab hadis yang telah lebih dahulu ditulis oleh para ulama ahli hadis periode sebelumnya.

Semoga para generasi penerus Islam yang mencintai ilmu hadis, lebih tergugah oleh semangat imam Nuruddin al Haytsami, sehingga akan selalu lahir kitab-kitab baru yang mempermudah umat Islam dalam mengkaji hadis Nabi Saw. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan