Market Leaders Miliki Pengaruh Besar Dalam Perekonomian 

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Market Leaders dalam industri apapun berperan penting dan memiliki pengaruh besar dalam perekonomian.

Market Leader bisa menjadi arah pertumbuhan sektor industri tertentu sebagai motor penggerak ekonomi. 

Misalkan market leader industri asuransi setidaknya menguasai lebih dari 50 persen. Bahkan Market Leaders Asuransi Jiwa 2022 menguasai pangsa pasar 84,45 persen  

Sementara itu, Market Leaders Asuransi Umum 2022 menguasai pangsa pasar 66,30 persen 0 industri asuransi umum. Sedangkan Market Leaders Pialang Asuransi 2022 menguasai 66,80 persen  industri pialang asuransi. Serta Market Leaders Pialang Reasuransi menguasai 79,01 persen industri pialang reasuransi.

“Market Leaders setiap tahunnya mengalami perubahan-perubahan. Misalnya, karena kasus hukum. Bahkan ada yang tiba-tiba modalnya mengalami minus sekian triliun rupiah. Atau, tidak menerbitkan laporan keuangan publikasi sampai batas waktu yang disyaratkan Otoritas Jasa Keuangan,” kata Pimpinan Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) Mucharor Djalil dalam acara Insurance Market Leaders Award 2022, di Jakarta, Kamis (1/9). 

Tahun ini merupakan ke empat kalinya Media Asuransi memberikan penghargaan Market Leaders Award 2022 kepada 60 perusahaan perasuransian terbesar di Indonesia. Penghargaan diberikan berdasarkan pencapaian premi untuk perusahaan asuransi dan brokerage fee untuk perusahaan pialang asuransi dan reasuransi. 

Berdasar kajian LRMA atas laporan keuangan per Desember 2021, Media Asuransi menetapkan 15 perusahaan asuransi jiwa terbesar berdasar pendapatan premi  dan 15 perusahaan asuransi umum terbesar berdasar premi bruto selama 2021.  Untuk tahun ini LRMA menambah pemeringkatan 15 perusahaan pialang asuransi dan 15 perusahaan pialang reasuransi selama 2020 yang telah lolos seleksi. 

Kajian dilakukan oleh LRMA sejak 2014, atau 9 tahun yang lalu, untuk Market Leaders Asuransi Jiwa dan Market Leaders Asuransi Umum. Sedangkan Kajian Market Leaders Pialang Asuransi 2022 dan kajian Market Leaders Pialang Reasuransi 2022 baru dilakukan tahun ini karena datanya tidak mudah dan mesti dapat dipertanggungjawabkan.          

Dipaparkan, Lembaga Riset Media Asuransi kembali melakukan kajian terhadap laporan keuangan publikasi 47 perusahaan asuransi jiwa 2021. 

LRMA menentukan 15 perusahaan asuransi jiwa sebagai market leaders 2022 berdasar kajian neraca keuangan publikasi 47 perusahaan asuransi jiwa konvensional dari 53 perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). 

Kalau menilik dari pencapaian total laba bersih setelah pajak industri asuransi jiwa, memang terjadi penurunan dalam setahun terakhir yakni dari Rp 9,53 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 6,46 triliun pada 2021, turun 32,18 persen yoy. Namun penurunan laba bersih dari para market leaders di periode ini justru lebih besar. 

Pada 2020 tercatat Rp 8,88 triliun turun menjadi Rp 5,95 triliun di tahun 2021. Hal ini yang membuat market share turun, dari 93,20 persen di tahun 2020 menjadi 92,13 persen di 2021. 

Sementara itu, market share pendapatan premi dari 15 perusahaan asuransi jiwa market leaders di Tanah Air, menunjukkan kenaikan meski tipis dari tahun sebelumnya di tengah pandemi yang terjadi di sepanjang 2021. Para market leaders ini menguasai pangsa pasar sebesar 83,31 persen di tahun 2020, meningkat menjadi 84,45 persen di 2021. 

Nilai pendapatan premi 15 perusahaan asuransi jiwa terbesar ini naik 11,18 persen yoy, dari Rp 139,64 triliun pada 2020 menjadi sebesar Rp 155,24 triliun pada 2021. Sedangkan perolehan pendapatan premi total industri asuransi jiwa dari 47 perusahaan, di tahun 2020 sebesar Rp 167,62 triliun, naik 9,67 persen yoy menjadi Rp 183,83 triliun di tahun berikutnya. 

Penguasa bisnis asuransi jiwa di Tanah Air masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. LRMA mencatat hanya  ada pergantian diurutan terakhir, dan 14 perusahaan lainnya masih sama, meski ada beberapa perusahaan yang harus berubah urutannya. 

LRMA juga mengkaji laporan keuangan 64 perusahaan asuransi umum yang telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 2021. Saat kajian dilakukan LRMA, dari 71 perusahaan asuransi umum konvensional, ada 7 perusahaan belum mempublikasikan neraca keuangannya, hingga batas waktu yang ditetapkan oleh OJK akhir Juli 2022. 

Kajian ini menghasilkan daftar market leaders di industri asuransi umum, berdasarkan premi bruto per 31 Desember 2021. Premi bruto per 31 Desember 2021 dari 64 perusahaan asuransi umum tersebut tercatat sebesar Rp 57,84 triliun, naik 2,23 persen dibandingkan dengan premi per 31 Desember 2020 dari jumlah perusahaan yang sama yakni sebesar Rp 46,58 triliun. 

Berdasar kajian LRMA, market share premi bruto 15 perusahaan market leaders ini per 31 Desember 2021 sebesar 66,30 persen, turun tipis dibandingkan market share berdasar premi bruto 15 perusahaan asuransi umum terbesar ini di tahun 2020 yang 66,68 persen.

Namun penurunan market share ini hanya disebabkan turunnya market share 2 perusahaan asuransi umum dalam daftar market leaders ini. Di sisi lain, 13 perusahaan asuransi terbesar di pasar asuransi umum ini justru mampu mendongkrak market share-nya. 

“Walau market share dari 15 perusahaan asuransi umum terbesar ini, turun dibandingkan tahun sebelumnya, bukan berarti premi bruto para pemain besar industri ini turun juga,” ujarnya.

Para market leaders asuransi umum tersebut tetap membukukan pertumbuhan premi bruto, sebesar 1,65 persen, dari Rp 37,72 triliun per Desember 2020 menjadi Rp 38,35 triliun per Desember 2021.

LRMA mencatat perusahaan asuransi umum yang masuk dalam 15 Market Leaders  2022 hanya  ada pergantian diurutan terakhir, dan 14 perusahaan yang lain masih sama, hanya ada perubahan posisi pada beberapa perusahaan

Sementara untuk pialang asuransi, kinerja industri pialang mengalami pelambatan. Pada kuartal I tahun 2022, pertumbuhan industri pialang mengalami kontraksi sebanyak 9,25 persen. Hal ini dipengaruhi oleh iklim usaha nasional termasuk bisnis asuransi yang mengalami penurunan. 

“Kenaikan perolehan premi juga berimbas pada kenaikan brokerage pialang asuransi. Di tahun 2020 atau pada awal pandemi Covid-19, kinerja brokerage perusahaan pialang asuransi pun masih bisa tumbuh 2,62 persen,” tegasnya.

Sedangkan untuk pialang reasuransi pencapaiannya cukup menggembirakan meskipun masih sedikit dibawah pialang asuransi.

“Perkembangan ekonomi Indonesia yang positif menjadi katalis utama dari bisnis pialang reasuransi. Seperti diketahui, semakin pesatnya pembangunan maka bisnis asuransi dan penunjangnya tak terkecuali pialang reasuransi juga akan turut terangkat,” ujarnya. (J03) 

  • Bagikan