18 Negara Hadiri Konferensi Moderasi Beragama di Bandung

  • Bagikan
18 Negara Hadiri Konferensi Moderasi Beragama di Bandung

BANDUNG (Waspada):  Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin (KMB AAA)  dimulai Rabu (20/12/2023). Berlangsung di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, KMBAAA diikuti perwakilan dari 18 negara yakni Kenya, Srilanka, India, Yaman, Sudan, Pakistan, Iran, Meksiko, Mesir, Libya, Kamboja, Mozambik, Irak, China, Uni Emirat Arab, Malaysia, Arab Saudi dan Yordania.

Kepala Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama (Kabalitbang Kemenag), Suyitno menyampaikan kata sambutan sekaligus tujuan dilaksanakannya KMBAAA.

“Indonesia melihat konteks global saat ini sebagai momentum untuk menyerukan negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan benua lainnya agar menghentikan eskalasi konflik dan menciptakan perdamaian bagi semua,” ujar Suyitno.

Pidato juga disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Staquf sebagai tuan rumah sekaligus penyelenggara kegiatan. Dilanjutkan dengan pidato
perwakilan negara asing, diantaranya oleh Chargé d’affaires of the Republic of Egypt, Mr Osama Hamdy dan Duta Besar Uni Emirat Arab, H.E. Abdulla Salem Al Dhaheri.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutan yang dibacakan Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menggarisbawahi semangat Konferensi Asia Afrika pada 1955 lalu dalam penyelenggaraan KMB AAA kali ini.

“Hari ini kita berkumpul di Gedung Merdeka ini mengenang pada tahun 1955 atau 68 tahun silan diselenggarkan Konferensi Asia Afrika dengan tujuan mempromosikan Kerjasama ekonomi dan kebuyaan Asia Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme.  Tentu situasi saat ini berubah, dan agama, kebudayaan dan solidaritas antar bangsa bisa menjadi spirit untuk mengupayakan perdamaian dunia di tengah konflik yang terus terjadi di sejumlah negara,” ujar Yaqut.

Pasca Arab Spring, lanjut Yaqut, beberapa negara Timur Tengah sampai saat ini masih dilanda konflik berkepanjangan. Tentu hal ini sangat memprihatinkan. Konflik yang diawali oleh demonstrasi di Tunisia, kemudian menjalar ke negara-negara Timur Tengah lainnya seperti Libya, Mesir, Sudan, Suriah, dan terakhir perang Arab Saudi-Yaman belum selesai.

“Dari konflik-konflik yang terjadi lalu di mana letak peran agama? Maka inilah yang menjadi diskusi penting dalam KMB AAA,” tandas Menag Yaqut.

“Saya mengajak seluruh peserta agar penguatan moderasi beragama dapat menjadi solusi global dalam upaya perdamaian dunia, sehingga saya berharap Gerakan Moderasi Beragama menjadi gerakan wawasan global untuk mengatasi konflik yang masih terjadi,” pungkas Menag.

Di akhir sesi pembukaan, para perwakikan negara diajak bermain angklung bersama-sama di atas panggung. Permainan angklung sebagai alat musik asli Indonesia, melambangkan harmonisasi langkah menuju perdamaian dunia.

Setelahnya, para delegasi diajak berkeliling Museum Asia Afrika yang letaknya persis di sebelah ruang konferensi di Gedung Merdeka. Sejumlah anggota  delegasi negara mengaku senang dapat hadir di KMB AAA, karena persoalan yang diangkat memang sangat krusial, khususnya mengenai konflik agama. (J02)

  • Bagikan