Berburu Oleh-oleh Di Kota Suci (Bagian 2)

  • Bagikan
Berburu Oleh-oleh Di Kota Suci (Bagian 2)
LAYANI JEMAAH: Karyawan Toko Sulawesi Makasar "Ali Murah" melayani jemaah Indonesia, di Madinah, Arab Saudi, Sabtu (2/6). Waspada/Muhammad Ishak

BUKAN hanya lembaran dan pecahan riyal sebagai mata uang Arab Saudi, namun jemaah Indonesia juga membeli berbagai jenis oleh-oleh di kota suci dengan menggunakan rupiah sebagai mata uang dari tanah air.

Ternyata, sebagian besar toko-toko di sekitar Masjid Nabawi, Madinah, melayani pembeli Indinesia dengan rupiah. Wajar, karena dari nama toko saja tertulis Toko Sulawesi – Makasar ‘Ali Murah’.

Tak tanggung-tanggung, berbagai aksesoris dan oleh-oleh yang dibeli jemaah asal Indonesia, mencapai ratusan juta per hari. Terkadang penghasilan toko oleh-oleh itu melebihi Rp400 juta, terkadang mendekati angka setengah miliar rupiah.

“Saya bawa mata uang Riyal (mata uang Arab Saudi). Tapi kebanyakan disini belanjanya pakai pakai Rupiah (mata uang Indonesia),” ujar Hastuti, jemaah asal Makasar, di sela-sela berbelanja di Toko Ali Murah, Madinah, Sabtu (2/6).

Dia mengaku nyaman berbelanja di toko itu, karena karyawan toko melayani dengan bahasa Indonesia. Bahkan kurs hitungan Rupiah dengan Riyal 1:4,5 atau Rp4.500 setiap SR1.

Pantesan saja ramai di toko dalam Wilayah Sektor 1, karena jemaah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat menawari berbagai jenis barang aksesoris. “Enak juga di sini belanjanya pakai bahasa Indonesia, jadi kami nawar barangnya,” ungkap Hastuti lagi.

Sementara Pemilik Toko Ali Murah Madinah, Ali Mohammad Syarif, mengatakan, setiap musim haji tokonya selalu dipenuhi pembeli dari Indonesia, bahkan suasana disaat masuk dan berbelanja di tokonya seperti berbelanja di Indonesia.

Untuk menarik minat jemaah yang membeli disana, Ali memberlakukan sistem diskon, dimana jemaah haji yang datang pertama setiap jenis barang diberikan diskon 20 persen. Namun jemaah yang memberi berikutnya akan diberlakukan diskon 30 – 50 persen.

“Sehari saya bisa dapat Rp300-400 juta bersih, belum lagi jemaah yanh berbelanja dengam Riyal (mata uang Arab Saudi–red),” sebut Ali.

Jemaah haji atau jemaah umrah, setiap mendatangi toko “Ali Murah” menggunakan membawa mata uang rupiah. Bahkan jemaah dari sektor lain juga datang ke toko disaat mata uang Riyal sudah tidak dikantonginya.

“Orang Indonesia biasanya belanja pakai Rupiah, tapi ada juga jemaah yang berbelanja pakai Riyal. Tapi jemaah lain juga ada berbelanja di toko saya dengan mata uang Riyal,” pungkas Ali.

Melihat keberadaan toko dengan dua pintu dengan mudah ditandai para jemaah. Bahkan tulisan nama toko di atasnya juga memudahkan jemaah menemukan, apalagi diterangi dengan puuhan lampu penerang listrik, baik dibagian dalam dan luar.

Senyum dan sapa dari karyawan toko membuat jemaah merasa lebih nyaman. Bahkan tidak sedikit diantara jemaah yang memborong berbagai jenis oleh-oleh, seperti sajadah, gelang, surban, peci haji, pensil alis, inai dan lainnya. –Muhammad Ishak–

  • Bagikan