Kisah Rasulullah SAW Dalam Perang Khandaq (Habis)

  • Bagikan
Kisah Rasulullah SAW Dalam Perang Khandaq (Habis)
MASJID KHANDAQ: Muhammad Ishak, wartawan Harian Waspada, ketika berkunjung ke Masjid Khandaq di Madinah, Arab Saudi. Waspada/Ist.

Laporan Haji: Muhammad Ishak

PERANG Khandaq menjadi pelajaran terpenting atas kesabaran Rasulullah SAW. Begitu juga dengan sikap baginda Muhammad SAW dalam mengedepankan azas musyawarah yang diiringi dengan sikap kegotongroyongan umat Islam menjadi titik hang patut dicontohi dalam setiap ikhtiar yang dilakukan umatnya.

Edisi sebelumnya penulis telah mengupas asal usul dan penyebab terjadinya perang antara kaum muslimin melawan Kafir Quraisy di perbukitan berdekatan dengan kawasan Khandaq. Begitu juga dengan sikap kegotongroyongan kaum muslimin dalam menggali parit dan mendirikan tujuh pos sebagai strategi pertahanan saat diserang musuh.

Kali ini penulis dengan berbekai sumber terpercaya akan mengulas kesabaran berhari-hari dan berminggu-minggu, bahkan sebulan lebih berada di dalam parit. Sebagaimana diketahui, 10.000 pasukan Kafir Quraisy tentu mampu mengalahkan 3.000 pasukan kaum muslimin. Tapi serangan-serangan kecil yang dilancarkan mampu memperlemah pasukan Kafir Quraisy yang mencoba masuk ke parit pertahanan kaum muslimin.

Meskipun lebih 20 hari melakukan penyerangan, namun parit yang dibangun kaum muslim dengan penjagaan yang ketat tidak mampu ditembusinya. Apalagi ketika itu kerap terjadi badai pasir, sehingga kafir Quraisy memutuskan mundur dari medan peperangan dan kaum muslimin yang sabar dan patuh dengan strategi Rasulullah SAW akhirnya menang.

Cendekiawan Muslim Indonesia, Dr Ubaidillah, Kamis (20/7) menjelaskan, khandak bermakna parit. Peperangan khandaq perang terlama dan satu dari tiga perang terbesar yang dimenangkan kaum muslimin. Bahkan Allah SWT mengabadikan perang ini dalam Alquran Surat Al Ahzab.

“Ada peristiwa penting di tahun kelima hijriah yakni perang Khandaq, di mana pasukan muslimin bersama Rasulullah menghadapi musuh dengan strategi menggali parit,: kata Ubaidillah.

Alkisah, pembuatan parit merupakan usul dari sahabat Rasulullah bernama Salman Al Farisi yang berasal dari Persia. Dia menyampaikan ke Rasulullah SAW bahwa, agar Kota Madinah bebas dari peperangan musuh maka umat Islam harus menggali parit dengan ukuran 4X5.000 meter yang membentang dari timur ke barat perbatasan Madinah.

Mengetahui umat Islam menggali parit, maka kaum kafir Quraisy memutuskan untuk mendirikan tenda-tenda dengan tujuan menunggu kesempatan kapan pasukan Rasulullah lemah, baik secara mental maupun logistik. “Ternyata Rasulullah dan pasukannya sangat sabar di dalam parit,” sebut Ubaidillah.

Ketika berada di dalam parit, Rasulullah dengan penuh kesabarannya berdoa dan memohon pertolongan Allah, sehingga akhirnya Allah SWT mengirimkan pasukan yang tidak terlihat. “Saat itu terjadi badai pasir hingga menggulung seluruh tenda-tenda musuh,” timpa Ubaidillah.

Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dalam peristiwa itu, diantaranya pertama mengedepankan asas musyawarah. Banyak pendapat sahabat untuk menghalau musuh agar tidak masuk ke Kota Madinah.

“Dalam musyawarah itu, Rasulullah akhirnya menyepakati usul Salman Al Farisi, untuk membangun parit sebagai strategi menghadapi musuh,” katanya.

Kedua, lanjut Ubaidillah, pentingnya kesabaran, karena dalam hal apapun kesabaran adalah kunci kemenangan. “Setelah bersabar dan bertawakah adalah berdoa,” urainya.

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa selama tiga hari berturut-turut Rasulullah SAW terus berdoa. Ternyata apa yang diminta Rasulullah dikabulkan Allah SWT dengan mengirimkan pasukan tidak terlihat yang dalam Al Quran disebutkan adalah malaikat berupa badai pasir.

Semoga kisah perang khandaq ini menginspirasi kita untuk terus mencintai Rasulullah SAW seraya meningkatkan keimanan kepada Allah. Islam sebagai agama suci ini tidak mudah menyebar ke seluruh pelosok, namun perjuangan, kesabaran dan kemuliaan Rasulullah SAW dalam berdakwah akhirnya Islam tersebar luas di seluruh penjuru dunia.

  • Bagikan