Indonesia Ajak Dunia Pulihkan Kebudayaan Pasca Pandemi

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Indonesia mengajak seluruh negara G20 untuk bersama-sama bergotong royong mendukung pemulihan kebudayaan di dunia. Salah satu caranya dengan menginisiasi pendanaan global untuk seni dan budaya.

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek), Hilmar Farid
pada pertemuan dengan 20 Kedutaan Asing anggota G20 di Museum Nasional, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Dikatakan Hilmar, Indonesia sangat bersemangat mengajak negara-negara di dunia untuk sama-sama bangkit meruwat bumi setelah selama hampir 3 tahun dihantam pandemi Covid-19 yang luar biasa.

Untuk itu, serangkaian kegiatan yang membawa semangat kebersamaan selaras dengan tema G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger akan digelar pada Puncak G20 bidang Kebudayaan. Kegiatan itu adalah Culture Ministers’ Meeting (CMM) yang akan diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12 dan 13 September 2022 nanti.

Kegiatan akbar itu akan diisi dengan G20 Orchestra, melibatkan seniman dari berbagai negara yang dipimpin oleh Ananda Sukarlan dengan mengedepankan kesetaraan gender yang tercermin melalui komposisi seniman yang terlibat.

Selain serangkaian kegiatan budaya yang keseluruhannya mengangkat soal kebudayaan untuk hidup berkelanjutan, Hilmar juga menyampaikan bahwa makanan yang akan disuguhkan kepada delegasi pada puncak acara tersebut, seluruhnya mengangkat konsep “from local farm to table”.
Selain itu akan dilaksanakan juga ruwatan bumi, kata lain ruwatan bumi berarti menjaga tempat kita hidup. Ritual tradisi Indonesia sebagai upacara mengembalikan kemurnian dan kesucian bumi.

Ditambahkan olehnya seluruh kegiatan budaya lain juga akan dilaksanakan di sekitar kawasan Candi Borobudur dengan melibatkan masyarakat sekitar.

“Semangat kebudayaan harus terus dibangun dan even internasional ini harus melibatkan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar Borobudur, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penonton” ujar Hilmar.

Hilmar menjelaskan bahwa hal itu selaras dengan pesan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang meminta agar pertemuan G20 tidak hanya bersifat seremonial.

“Inilah jalan kebudayaan yang ditawarkan Presidensi Indonesia di G20,” pungkas Hilmar.(J02)

  • Bagikan