Ketika Perangi Narkoba Seorang Diri, Zainuddin Purba Diajak Lobi-lobi

  • Bagikan
Anggota DPRD Sumut Zainuddin Purba siap melakukan aksi kedua untuk perangi narkoba. (Waspada/ist)
Anggota DPRD Sumut Zainuddin Purba siap melakukan aksi kedua untuk perangi narkoba. (Waspada/ist)

Narkoba, kata ini tentu tak asing bagi semua lapisan masyarakat. Ya, narkoba merupakan barang terlarang dan dapat merusak siapa saja yang mengkonsumsinya.

Meski barang tersebut mendapatkan label haram, tetapi barang itu masih beredar di tengah-tengah masyarakat. Sampai-sampai ada yang membuat barak layaknya pasar. Seperti di pinggiran Kota Binjai misalnya.

Tidak banyak yang berani memerangi barak-barak narkoba itu. Bahkan, masyarakat pun seakan pasrah dengan kondisi keluarganya yang kerap melangkahkan kaki ke tempat transaksi narkoba tersebut.

Melihat kondisi ini, anggota DPRD Sumut Zainuddin Purba, mengambil sikap dan memilih berjuang seorang diri. Tindakannya itu pun menuai pro dan kontra, ada yang menilai kepentingan dan ada juga yang menilai murni untuk membantu masyarakat.

Lantas apa sebenarnya alasan Zainuddin Purba berjuang seorang diri? Apakah dalam perjalannya mendapatkan tekanan atau ancaman dari para bandar narkoba, baik secara pribadi maupun anggota keluarganya?

Mencari tahu hal itu, wartawan Waspada menemuinya di kediamannya, Binjai Selatan, Selasa (22/11). Ketika ditemui, Zainuddin Purba masih berbincang dengan sejumlah tamunya.

Selesai berbincang, Zainuddin Purba yang diminta untuk wawancara terkait perang melawan narkoba menyambut dengan baik. Bahkan, pria bertubuh tinggi ini tampak bersemangat guna menyampaikan perjuangannya.

Dijelaskan Zainuddin Purba, awal pertama dirinya mengambil sikap perangi narkoba seorang diri, karena melihat banyaknya masyarakat di daerah tempat tinggalnya datang dan mengadu kondisi anak maupun suaminya yang kecanduan narkoba.

Pada umumnya, kata Zainuddin, yang datang ke rumahnya adalah ibu-ibu. Dari masing-masing ibu-ibu tersebut, ada yang menyebutkan anak maupun suaminya sudah nekat mencuri harta benda yang ada di rumah demi membeli sabu.

Dalam satu hari, lanjut Zainuddin, ibu-ibu yang datang bisa 2-3 orang atau lebih. Bahkan dalam satu bulan, bisa mencapai 15 orang. “Ibu-ibu itu menangis. Mereka tidak tahu harus berbuat apa,” ucapnya.

Atas dasar kondisi itu, sebut Zainuddin, dirinya terpanggil untuk perangi narkoba. “Niatnya tidak ada yang lain, hanya menyelematkan masyarakat dan tidak ada persoalan pribadi saya dengan siapa pun,” tegasnya.

Sebagai wakil rakyat, Zainuddin Purba mengerahkan semua kemampuannya. Sampai-sampai dirinya menggelar aksi tunggal di Poldasu beberapa waktu lalu.

Aksi tunggal itu membuahkan hasil. Barak-barak narkoba yang berdekatan dengan tempat tinggalnya itu diratakan petugas Polrestabes Medan. Namun, tindakan itu tidak sesuai dengan harapan Zainuddin Purba.

“Saya melihat tindakan itu seperti main-main. Karena setelah diratakan, malamnya transaksi kembali berjalan dan berlangsung sampai saat ini,” beber mantan Ketua DPRD Binjai itu.

Karena barak masih buka dan masyarakat terus berdatangan ke kediamannya, Zainuddin Purba pun berencana melakukan aksi tunggal kedua di Poldasu pada 23 November mendatang.

Disinggung adanya ancaman saat perangi narkoba, Zainuddin Purba tersenyum lebar. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada bandar yang memberikan ancaman sebagaimana yang ditakutkan masyarakat.

“Tidak ada ancaman, yang ada saya diajak lobi-lobi. Saya diminta tidak ribut lagi dengan tawaran dikasi uang. Tapi bukan itu yang saya cari. Saya mau barak-barak itu tutup permanen. Kalau pun saya mati disebabkan perangi narkoba ini, itu lebih baik dari pada saya mati sia-sia,” pungkasnya.

Adanya ajakan lobi-lobi mengisyaratkan oknum kepolisian mendapat ajakan yang sama dari sang bandar. Menanggapi hal itu, Zainuddin tidak menepis hal tersebut.

“Ya tidak tertutup kemungkinan begitu. Tapi masih banyak polisi baik. Jika ada oknum polisi yang mengaku sulit ungkap bandarnya, apalagi oknum itu miliki jabatan, lebih baik diganti saja dengan polisi yang baik dan mampu bersihkan barak narkoba di Sumatera Utara ini,” cetusnya.

“Polisi menjadi penyelamat nyawa masyarakat dalam hal narkoba. Teroris yang bergerak tersembunyi saja bisa ditangkap, apalagi bandar narkoba. Saya pikir ini tinggal keseriusan saja. Tindakan sebelumnya saya nilai belum serius,” tambahnya.

Zainuddin berharap, agar Kapoldasu segera bertindak dan lebih serius melakukan penanganannya. “Jika aksi ke dua nanti tidak ada tindakan, saya akan terus berjuang. Saya akan terus berjuang sampai masa jabatan sebagai wakil rakyat berakhir. Intinya, bersihkan narkoba untuk generasi emas di tahun 2045,” imbuhnya.

WASPADA/Waspada/Ria Hamdani

  • Bagikan