Bahagia Nilai Pesan Bintang Buka Musrenbang Hanya Retorika

- Aceh
  • Bagikan
Bahagia Nilai Pesan Bintang Buka Musrenbang Hanya Retorika

SUBULUSSALAM (Waspada): Nyaris semua pernyataan Wali Kota, Affan Alfian Bintang saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Terintegrasi RKPK Subulussalam 2025 dan Rembuk Stunting, salah satunya menekan defisit dinilai cuma retorika. 

“Musrenbang penting dan wajib didukung, tapi pernyataan tekan laju defisit hanya retorika belaka,” rilis Bahagia Maha (foto), anggota DPRK Subulussalam diterima Waspada.id, Sabtu (30/3) merespon berita media ini, ‘Tekan Laju Defisit dan Bayar Utang Prioritas Pemko Subulussalam’.

Ditulis, Musrenbang digelar setahun sekali sangat penting karena akan menjadi dasar dalam pembahasan dan kesepakatan langkah-langkah penanganan program/kegiatan prioritas yang tercantum pada usulan Rencana Kegiatan Pembangunan (RKP) tahun ke depan, baik di desa dan kecamatan atau kegiatan lain jika belum tercakup dalam prioritas.

Hasil Musrenbang yang menjadi rancangan akhir Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA PPAS), Komisi A membidangi pemerintahan ini mengapresiasi dan mendorong pembangunan kota ini yang lebih baik.

Soal rembuk stunting dibahas bersamaan, Politisi PAN ini berharap terget penurunan stunting terealisasi, meski yang disampaikan dinilai cuma retorika. “Itu semua retorika, bahkan ngarang-ngarang saja,” pesan Bahagia, sebut berakhir masa jabatan wali kota, sesuai SK 15 Mei 2024 menjadi dasar penilaian yang disampaikan bersifat bombastis.

Alasan dia, setiap memberi sambutan pada Rapat Paripurna di Gedung DPRK, Bintang selalu berjanji mencari solusi menutup defisit, namun saat jabatan akan berakhir defisit tetap membengkak.

Soal peningkatan pelayanan publik pun diprotes. Kata dia, jika pelayanan selama ini baik, mustahil terjadi keributan di kantor keuangan atau kantor lain. Menyorot peningkatan ekonomi masyarakat, lima tahun Pemerintahan Bintang Salmaza (Bisa) disebut tak stabil, bahkan hancur. 

Dosa-dosa lain bisa, runut dia, tak terbayar insentif dokter, sertifikasi guru PNS, upah tenaga honorer dan perangkat desa, lalu pengangguran kian banyak. Soal Syariat Islam, permainan/tanding domino (dam batu) dan senam aerobik kaum hawa berbusana tak pantas. “Sudahlah, semua yang disampaikan cuma retorika,” pesan Bahagia, berharap sisi positif Musrenbang ada hasil maksimal prioritas pembangunan. (b17)

  • Bagikan