Grand Son Band Penerus Estafet Musik Rock Di Aceh Tamiang

  • Bagikan
Personel Grand Son Band Kualasimpang. Waspada/Ist
Personel Grand Son Band Kualasimpang. Waspada/Ist

KOTA KUALASIMPANG atau wilayah Tamiang yang doeloe bergabung di wilayah Aceh Timur memang dikenal sebagai barometer atau gudang musik rock di Provinsi Aceh.

Bahkan, menurut catatan Waspada sejumlah grup band yang berasal dari Kota Kualasimpang seperti Glanter, Roxi, Aceh Rock Band, Sky Rock Band, Carry’on Band dan lain-lain sangat disegani oleh penggemar musik cadas di Aceh, Medan (Sumatera Utara) dan Indonesia.

Bukan itu saja, sejumlah pemain band yang berasal dari kota Kualasimpang seperti Novindra Darwis sebagai lead gitar di Grup Band Strom V Medan, (Alm) Maimoon pernah sebagai pencabik bast di Grup Band Valhalla Medan, (Alm) Rudiyan juga pernah berkiprah sebagai pemetik gitar untuk grup Band Fekon Banda Aceh.

Begitu Naman, berkiprah sebagai pencabik tali senar di Jakarta. Banyaklah pemain band yang berasal dari Kota Kualasimpang ikut main band di Medan.

Roxi Band Kualasimpang pernah mewakili Aceh di All Indonesia Final Music Rock Festifal versi Loq Zheulebour pada musim kompetisi tahun 1990/1991 di Malang-Surabaya. Lalu Aceh Rock Band (ARB) menyabet gelar juara favorite di kancah All Indonesia Final Music Rock Festival versi Loq Zheulebour pada musim laga tahun 1993 di Yogjakarta.

“Kita jangan hanya bisa membanggakan sejarah, setelah sekian lama mati hiruk pikuk musik rock di Aceh Tamiang,” ujar drummer Grand Son Band, Sinyo Maulana kepada Waspada di Berisik Caffee, Kota Kualasimpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Senin (14/8).

Grand Son Band Penerus Estafet Musik Rock Di Aceh Tamiang
Grand Son ketika tampil di Tamiang Sport Center, baru-baru ini. Waspada/ Muhammad Hanafiah

Grand Son adalah salah satu grup band di Kota Kualasimpang yang terkenal bergenre Hard Rock dan Progressive.

Sinyo Maulana berpendapat bahwa Grand Son merupakan estafet atau pun penerus musik rock di era sekarang Grand Son lah yang memperjuangkan era musik rock di Aceh Tamiang setelah sekian lama mati di daerah ini.

“Jadilah penerus dan jadilah pejuang agar musik rock di daerah ini masih bergema lagi,” tegas Sinyo yang merupakan putra dari Dzakirov sang vokalis yang pernah bersama ARB bikin heboh blantika kancah All Indonesia Final Musik Rock Festival tahun 1993 di Yogjakarta.

Menurut Sinyo, pada tahun 2016 dirinya bersama teman-temannya mendeklarasikan Beeson Band, lalu pada tahun 2018 mereka merubah nama menjadi Grand Son.

Grand Son Band digawangi oleh Sinyo Maulana sebagai penggebuk drum (Drummer), Dijin (Volais), Gendo (Gitar) dan Yusdel (Bassit).

Sama seperti grup band lainnya di Indonesia dan luar negeri yang sudah punya nama besar ada gonta-ganti nama personel dengan berbagai alasan dan tetap eksis.

“Sejak tahun 2016 sampai tahun 2018 kami juga gonta ganti nama personil. Saya dan Gendo sejak grup band Beeson sampai ganti nama Grand Son tetap main terus,” ungkap Sinyo.

Sedangkan Dijins dan Yusdel, sambungnya, setelah Beeson terbentuk dua tahun mereka ikut dan selanjutnya tetap ikut main di Grand Son sampai saat ini.

Penggebuk drum ini juga menjelaskan, Grand Son pernah tampil di Langsa, Lhokseumawe, Medan dan Jakarta.

Menurut Sinyo, Grand Son tampil di Medan ketika memeriahkan event berskala nasional seperti Medan Magnet fest, Deliland Music Festifal, Gaung Distrosi, Road To Distorsi Keras dan juga Berisik Manifestasi.

“Ketika NTRL tampil di Tamiang Sport Center baru-baru ini, kami juga ada ikut tampil main di pentas itu,” ujar Sinyo.

Sinyo juga menjelaskan, Grand Son Band pada tahun 2019 merilis single secara digital bertajuk Khayal. Sedangkan pada tahun 2020 merilis single kedua berlabel I Wanna Rock N,Roll sekaligus pembuatan video klipnya.

“Pada akhir tahun 2023 Kami akan merilis album pertama yang mengusung Psychdelic Progressive seperti King Crimson, Ping Floyd, Tool dan lainnya,” ujarnya.

Materi lagu Grand Son, imbuh Sinyo, Grand Son juga mempersiapkan lagu-lagu yang berbahasa Indonesia dan Inggris.

“Harapan kami dari Grand Son, kedepannya agar musik di Tamiang bisa bergema lagi seperti era 30 tahun yang lalu, kalau bisa lebih maju lagi. Cause We are wanna rock n Roll dude,” pungkas Sinyo Maulana mengunci wawancaranya dengan Waspada. WASPADA.id/Muhammad Hanafiah

  • Bagikan