Kepedulian Kalapas Langsa Lestarikan Adat Budaya Aceh

  • Bagikan
Dengan mengenakan pakaian adat, Kepala Lapas Kelas IIB Langsa, Sujatmiko, menyampaikan laporan tentang jumlah remisi anggota binaannya di hadapan Pj Wali Kota Langsa dan Forkopimda, serta undangan lainnya, usai upacara bendera, Kamis (17/8). (Waspada/Ibnu Sa'dan).
Dengan mengenakan pakaian adat, Kepala Lapas Kelas IIB Langsa, Sujatmiko, menyampaikan laporan tentang jumlah remisi anggota binaannya di hadapan Pj Wali Kota Langsa dan Forkopimda, serta undangan lainnya, usai upacara bendera, Kamis (17/8). (Waspada/Ibnu Sa'dan).

PADA peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia (HUT RI), Kamis (17/8), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Langsa memperlihatkan tindakan luar biasa dalam menjaga dan mengelola kekayaan budaya Aceh.

Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Langsa, Drs. H Mursyidin Budiman pagi-pagi Jumat (18/7) sampai datang secara khusus ke Lapas Langsa untuk memberikan apresiasi.

Menurutnya, apa yang telah diambil oleh Kepala Lapas Kelas IIB Langsa merupakan langkah-langkah penting yang perlu diberikan apresiasi.

Dalam pertemuan dengan Kepala Lapas Kelas IIB Langsa, Sujatmiko, di gedung Lapas pada tanggal 18 Agustus itu, Drs. H Mursyidin Budiman dengan tulus memberikan penghargaan atas komitmen dan kepedulian Lapas dalam mempertahankan dan mempromosikan adat serta budaya Aceh.

Salah satu tindakan kongkrit yang diterapkan oleh Lapas adalah penggunaan pakaian adat Aceh oleh seluruh pegawai saat upacara peringatan HUT ke-78 RI.

Para pegawai Lapas Kelas IIB Langsa berfoto dengan pakaian kebanggaannya saat menerima tamu di depan Lapas. (Waspada/Ibnu Sa'dan)
Para pegawai Lapas Kelas IIB Langsa berfoto dengan pakaian kebanggaannya saat menerima tamu di depan Lapas. (Waspada/Ibnu Sa’dan)

Sujatmiko, yang merupakan Kepala Lapas Kelas IIB Langsa, menyatakan bahwa penggunaan pakaian adat Aceh oleh seluruh pegawai Lapas pada saat upacara HUT RI memiliki makna yang dalam.

Tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan dan cinta tanah air, penggunaan pakaian adat Aceh juga mencerminkan kebanggaan dan kesetiaan terhadap identitas budaya Aceh yang kaya dan unik, katanya.

Menurut Ketua MAA Langsa, tindakan ini memiliki dampak positif yang lebih luas.

Dengan menghiasi budaya dan adat Aceh secara nyata, Lapas Kelas IIB Langsa tidak hanya berfungsi sebagai tempat rehabilitasi dan pemasyarakatan, tetapi juga sebagai agen pelestarian warisan budaya.

Langkah ini memiliki potensi untuk menginspirasi masyarakat di sekitarnya, khususnya generasi muda, untuk lebih menghargai dan memahami warisan budaya yang dimiliki tanah Aceh.

Selain itu, tindakan ini juga dapat memberikan contoh bagi lembaga-lembaga lain dalam menjaga identitas budaya daerah.

Dengan mendukung upaya seperti ini, kita dapat berkontribusi dalam melestarikan keragaman budaya Indonesia yang kaya dan beragam.

Kepedulian Kepala Lapas Kelas IIB Langsa terhadap adat budaya Aceh yang terlihat dalam peringatan HUT ke-78 RI adalah bukti nyata bahwa pelestarian budaya bisa menjadi bagian integral dari berbagai aspek kehidupan kita.

Melalui upaya seperti ini, kita dapat menghargai serta mewujudkan budaya identitas yang membentuk jati diri kita sebagai bangsa yang majemuk dan berwarna. WASPADA.id/Ibnu Sa’dan

  • Bagikan