Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat Ali: “Dr. Mahyuzar, M.Si Itu Pekerja Keras, Dia Itu Pemimpin Betulan Bukan Kebetulan”

  • Bagikan
Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat Ali: “Dr. Mahyuzar, M.Si Itu Pekerja Keras, Dia Itu Pemimpin Betulan Bukan Kebetulan"
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara, Arafat Ali, SE duduk ngobrol bersama dengan Penjabat Bupati Aceh Utara, Dr. Drs. Mahyuzar, M.Si di salah satu warung kopi di Jakarta usai menemui Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Dr. H. Suharja Diantoro, M.Si. Ist

“Belum genap seminggu dilantik menjadi Penjabat Bupati Kabupaten Aceh Utara, Dr. Drs. Mahyuzar, M.Si hampir semua ‘ulama dikunjunginya. Lalu melanjutkan silahturrahmi dengan Forkopimda di Bumo Pasai. Hal itu dilakukan untuk membangun sinergisitas antara ‘ulama dan umara di Kabupaten Aceh Utara. Saya pribadi melihat dia adalah sosok pekerja keras dan sosok pemimpin betulan bukan kebetulan.”

UNGKAPAN itu disampaikan oleh ke Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara, Arafat Ali, SE ketika dikonfirmasi Waspada, Jum’at (21/7) pukul 21:30 via telepon. Saat itu, Arafat mengaku sedang di Jakarta menemani Penjabat Bupati Aceh Utara, Dr Mahyuzar, M.Si menemui Sekjen Mendagri, Dr. H. Suharja Diantoro, M.Si sejak pagi hingga tengah malam.

“Ke Jakarta kita berangkat dengan pesawat yang berbeda di bandara yang berbeda pula. Pak Mahyuzar berangkat dari Bandara Sultan Iskandar Muda. Sedangkan saya berangkat melalui Bandara Kuala Namu Medan. Begitupun tujuan perjalanan kita sama yaitu Ke Kemendagri,” sebut Arafat Ali.

Sampai di Jakarta, ke dua petinggi dari Negeri Pasai itupun melanjutkan perjalanan ke Kemendagri dan di sana mereka berdua bertemu dan selanjutnya sama-sama bergerak menemui Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si di ruang kerjanya, Kamis (20/7).

Kepada Suharja Diantoro, Penjabat Bupati Aceh Utara, Mahyuzar menyampaikan bahwa dirinya selama seminggu bertugas pasca pelantikan telah melaksanakan konsolidasi dan konsultasi dengan ulama dan umara di Aceh Utara.

“Hal pertama yang disampaikan Pak Mahyuzar kepada Sekjen Mendagri adalah persoalan pembangunan Bendung Krueng Pase yang tak kunjung selesai dikerjakan rekanan dan bahkan petani di 9 kecamatan yang suplai air irigasi tergantung dari bendung tersebut sudah tiga tahun berturut-turut tidak bisa bercocok tanam akibat kekeringan. Lalu diteruskan dengan berbagai persoalan penting lainnya,” sebut Arafat Ali menjawab Waspada, seraya mengatakan, arena banyak hal yang harus disampaikan, pertemuan tersebut baru berakhir tengah malam.

Pada hari ke dua, Jumat (21/7), sebut Arafat Ali, orang nomor satu di Aceh Utara itu kembali menemui para relasi untuk mengkampanyekan persoalan yang sedang dihadapi Aceh Utara dan kepada mereka, Mahyuzar meminta perhatian serius untuk bahu membahu membantu Aceh Utara keluar dari keterpurukan.

“Dari sini saya menilai, Pak Mahyuzar itu adalah sosok pekerja keras. Pemimpin betulan dan bukan pemimpin kebetulan. Mahyuzar adalah sosok pemimpin yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang diajarkan dalam Islam. Salah satu buktinya, dia memiliki perhatian untuk menolong rakyat Aceh Utara melalui relasinya di Jakarta. Kalau pemimpin kebetulan adalah kebetulan dia menjadi pemimpin. Mahyuzar sadar bahwa dia berasal dari rakyat dan akan kembali pada rakyat,” kata Arafat Ali sambil tertawa.

Menjawab Waspada, Arafat menyebutkan, dia baru berpisah dengan Mahyuzar pada hari ke dua di sore hari karena ada keperluan kedinasan masing-masing. “Pak Mahyuzar pamit untuk mengikuti kegiatan bedah buku yang ditulis oleh Wamenkominfo, Nezar Patria dengan judul Sejarah Mati di Kampung Kami. Sedangkan saya ada keperluan kedinasan di tempat berbeda,” ulasnya.

Selanjutnya Waspada, Jum’at (21/7) pukul 22:00 menghubungi, Dr Mahyuzar, M.Si via telepon. Di ujung telepon, Mahyuzar memberikan keterangan yang nyaris sama seperti yang disampaikan Ketua DPRK Aceh Utara kepada Waspada. Bahwa dia telah melapor kepada Sekjen Mendagri terhadap kinerjanya selama seminggu pasca dilantik menjadi penjabat bupati di Aceh Utara.

“Meskipun saya adalah Pj Bupati yang mendapat tugas langsung dari Pusat bukan atas permintaan dari daerah, saya tetap diterima dengan baik. Buktinya, Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat Ali bersedia menemani kami menemui Sekjen Mendagri di Jakarta dua hari berturut-turut. Saya pribadi berterimakasih banyak atas sambutan hangat ini,” kata Mahyuzar.

Selanjutnya, atas kekompakan yang telah berhasil dirajut, Mahyuzar mengaku akan dapat memimpin Aceh Utara selama setahun ke depan dengan baik. “Sinergisitas antara eksekutif dengan legeslatif itu sangat penting. Saya merasa diterima dan mendapat dukungan. Kepada Sekjen Mendagri saya lapor perkembangan pembangunan Waduk Keureuto dan Bendung Krueng Pase. Untuk Bendung Krueng Pase saya telepon, Plt. Kepala Dinas PUPR, Ir. Jaffar, ST.,M.S.M untuk mendapat informasi detail terkait kendala yang dihadapi selama ini. Dan semua persoalan sudah kita sampaikan dan kita minta perhatian serius,” terangnya.

Mahyuzar juga menyampaikan kepada Waspada, bahwa dirinya menyambut baik ajakan Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat Ali untuk sama-sama turun ke lokasi Proyek Bendung Krueng Pase di Kecamatan Meurah Mulai sekembali dari Jakarta.

“Sepulang dari Jakarta saya bersama-sama dengan Ketua DPRK Aceh Utara turun langsung ke Meurah Mulia untuk melihat langsung kondisi terakhir pembangunan Bendung Krueng Pase. Bendung yang menjadi harapan dan dambaan ratusan ribu petani di 9 kecamatan di Aceh Utara dan satu kecamatan di Pemkot Lhokseumawe,” sebutnya.

Terakhir, Mahyuzar meminta dukungan dari semua lapisan masyarakat Aceh Utara agar selama setahun memimpin Aceh Utara ke depan dapat melaksanakan tugasnya sebagai Pj bupati dengan baik dan mampu menyelesaikan sebagian pekerjaan rumah yang belum tuntas dilaksanakan selama ini. (adv)

  • Bagikan