KUSIBUK Aceh Tamiang Dibekali Penerapan Alat Pengering Tipe Hybrid

  • Bagikan

LANGSA (Waspada): Kelompok Usaha Ibu-ibu Kreatif (KUSIBUK) Desa Kampung Durian, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang dibekali kegiatan penerapan alat pengering daun kelor (Moringa Oleifera) dan jahe merah (Zingiber Officinale), serta pemanggang kue tipe hybrid.

Pembekalan dilakukan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Samudra yang diketuai Beni Al Fajar, S.Pd., MSc Dosen Program Studi Biologi Fakultas Teknik dengan beranggotakan Yusri Nadya, S.T., M.T dari Program Studi Teknik Industri dan Taufan Arif Adlie, S.T., M.T dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik.

KUSIBUK Aceh Tamiang Dibekali Penerapan Alat Pengering Tipe Hybrid

Ketua Tim PKM Universitas Samudra, Beni Al Fajar, Selasa (27/9) mengatakan, PKM ini merupakan salah satu kegiatan pengabdian yang didanai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2022.

Berdasarkan hasil diskusi antara tim PKM dan Ketua Kelompok Usaha KUSIBUK, kelompok ini terkendala dalam proses pengeringan daun kelor dan alat pemanggang. “Kondisi cuaca yang tidak menentu, lamanya masa pengeringan dan proses pengeringan yang tidak sempurna menjadi kendala dalam produksi,” sebutnya.

Untuk proses pengeringan yang lebih dari 3 hari menyebabkan kerusakan pada daun kelor, baik bentuk maupun warna. Hal ini tentunya membuat proses produksi terhambat dan gagal. Selanjutnya penggunaan pemanggang konvensional tidak dapat memanggang dalam jumlah banyak, sekaligus yang akan menyebabkan pemborosan bahan bakar.

Akibat dari masalah itu, tambah Beni, jumlah hasil produksi dan permintaan pasar tidak seimbang dan waktu produksi lebih lama sedangkan permintaan pasar cukup tinggi. Oleh karena itu Tim PKM Unsam berinisiatif membuat alat pengering dan pemanggang berbasis hybrid.

“Alat pengering hybrid ini dapat menggunakan dua sumber pemanas untuk mengeringkan bahan, yaitu sumber pemanas tenaga surya dan biomasa. Sehingga cuaca bukan lagi menjadi masalah melambatnya proses produksi olahan daun kelor dan jahe merah,” ujar Beni.

Sementara itu oven pemanggang juga dibuat lebih modern dengan 2 lubang penghantar panas dibagian atas dan bawah, agar panas dapat dialirkan secara merata. “Melalui pelatihan dan pendampingan ini kita harapkan jumlah produksi kelompok kusibuk dapat meningkat dan pengolahan bahan dasar produk lebih efektif dan efisien,” ungkap Beni Al Fajar.

Sementara itu Ketua kelompok KUSIBUK, Nurfariani mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat karena anggota kelompok memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam teknik pengeringan dan pemanggangan.(b13)

  • Bagikan