Malam Lebaran, Sebagian Simeulue Gelap

  • Bagikan

UNTUNG tak selalu dapat diraih, malang juga tak bisa ditolak, demikian sebuah nukilan pepatah para indatu. Agaknya relevan dengan situasi yang dihadapi rakyat Simeulue ‘hari ini’.

Bayangkan, lebaran Idulfitri, kata salah seorang ustadz di suatu waktu lalu, hari kemenangan bagi setiap orang-orang yang beriman setelah satu bulan penuh berpuasa.

Idealnya di era yang bukan lagi zaman batu, hari raya bisa dinikmati rakyat Indonesia tak kecuali penduduk Simeulue dengan nyaman dan ‘manis’.

Tapi apa hendak di kata, dalam kondisi ini, mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana amanah Undang-Undang Dasar (UUD-1945) seakan masih sebatas wacana atau retorika.

Iya, perhatikan saja. Malam Lebaran Idulfitri 1444 H, Jumat (21/4) sebagian besar di pelosok desa pulau penghasil cengkeh dan Lobster itu mau tak mau harus rela menjalani dalam kondisi mati lampu, gelap.

Malam Lebaran, Sebagian Simeulue Gelap
Pj. Bupati Simeulue Ahmadliyah duduk sendiri satu bangku dialog dengan GM. PLN Aceh dan tim di ruang kerja Bupati soal masalah listrik di Simeulue dan disaksikan langsung Waspada, Selasa (18/4). Waspada/ist

Pasalnya, arus dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Simeulue yang memang sejak awal Ramadhan bahkan dari hari dan bulan sebelumnya terus mengalami gangguan belum jua kunjung normal.

“Kami maklum dengan keresahan masyarakat/pelanggan PLN di Simeulue saat ini. Tapi ini betul-betul di luar keinginan kami. Ini benar-benar musibah dan kami atas nama corporrate bertanggung jawab dan kami sungguh-sungguh untuk mengatasinya,” ujar Parulian Noviandri kepada Waspada di Simeulue belum lama ini.

Lebih lanjut Parulian Noviandri yang memangku jabatan General Manejer (GM) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Distribusi Aceh (UID) Aceh, di mana khusus datang ke Simeulue sepekan lalu dan stay hingga lebaran, Sabtu (22/4), khusus memastikan penanganan recovery berjalan maksimal.

Memang sebagai wujud keseriusannya dan Tim PLN Aceh melakukan sejumlah upaya, untuk emergency, jangka pendek, menengah dan penanganan jangka panjang.

Mulai terus berjibaku memperbaiki generator yang rusak milik PLN di Unit Pembangkit Listrik Disel (UPTD) Lasikin, Simeulue maupun menormalkan Generator yang rusak dan yang terbakar di UPTD PLN Kampung Air, Kecamatan Simeulue Tengah sepekan silam.

Kemudian untuk emergency pihaknya (red-Parulian Noviandri) sudah mendatangkan 10 unit mesin listrik portabel plus 24 teknisi tambahan, kemudian ditugaskan khusus di Simeulue hingga listrik PLN nyala secara normal.

Untuk solusi jangka panjang, Parulian Noviandri sebagaimana disampaikannya kepada Waspada di Simeulue belum lama ini saat dialog bersama dengan Pj. Bupati Simeulue Ahmadliyah di ruang kerja Bupati belum lama, PLN sudah mengirim 3 unit mesin baru dari Pekan Baru, Riau untuk Simeulue.

Lalu katanya waktu itu karena kondisi musibah dan untuk bisa mengatasi masalah listrik yang sedang terjadi pengiriman mesin dari Riau itu dipercepat, “Insya Allah hari Minggu (tanggal 23/04/2023–red) tiga unit mesin itu sudah tiba di Pelabuhan Feryy Calang,” katanya waktu itu.

Selanjutnya dia merincikan waktu untuk mobilisasi dan kemudian install serta penyambungan ke jaringan yang ada diperkirakan makan waktu satu bulan paling lama.

“Insya Allah jika tiga unit mesin baru dari Riau itu sudah tiba maka kita di bulan Mei sudah surplus daya PLN kita,” ujarnya meyakinkan. Pun demikian katanya waktu itu bisa jadi selesai lebih cepat.

Pj. Bupati Simeulue Ahmadliyah dalam dialog bersama GM PLN UID Aceh dan PLN UP3 Meoulaboh serta Maneger ULP PLN Simeulue memberikan apresiasi yang tinggi kepada sang GM bersama tim yang berkenan turun langsung meski di hari menjelang lebaran.

” Ini luar biasa keseriusan pak GM dan tim PLN untuk mengatasi masalah listrik yang sedang terjadi. Saya apresiasi, semoga ini selain memang tanggung jawab karena ini dibulan Ramadhan menjadi sumber pahala,” ucap Ahmadliyah masa itu.

Meskipun di sisi lain dengan nada jenaka, Ahmadliyah menyampaikan kepada GM UID Aceh dan tim nya ditengah seriusnya dialog di ruang kerja PJ Bupati Simeulue itu, Selasa (18/4). “Pada hakikatnya kami rakyat Simeulue tidak membutuhkan keterangan tapi butuh terang,” ujar Ahmadliyah.

Setali dua uang saat penyambutan dan pengarahan 10 unit generator portabel di pelabuhan Ferry Kolok-Kota Batu Sinabang, Rabu (19/4) Kapolres AKBP Jatmiko selain menyatakan siap mendukung usaha PLN di lapangan untuk menormalkan listrik di pulau itu.

Iya juga berharap masa itu listrik PLN bisa normal sebelum lebaran, Sabtu (22/4), dimana statmen itu dia sampaikan langsung kepada GM PLN UID Aceh dan timnya serta disaksikan oleh PJ Bupati Simeulue Ahmadliyah dan media.

Malam Lebaran, Sebagian Simeulue Gelap
GM PLN UID Aceh Parulian Noviandri dan tim foto bersama dengan Kapolres Jatmiko, PJ Ahmadliyah usai meninjau kegiatan mesin mesin pembangkit di UPTD PLN Lasikin, Simeulue, Rabu (19/4) Waspada/Rahmad.

Catatan Waspada di lapangan dampak krisis listrik di Simeulue sudah sangat luas dan diprediksi jika terlalu lama bisa merusak ekonomi masyarakat di sana yang sudah juga ketergantungan listrik.

Dimana untuk kebutuhan rumah tangga di Simeulue selain penerangan 99,9 persen. Di atas 70 persen menggunakan listrik untuk memasak nasi, dan juga untuk menopang usaha rumahan, warung kue, warung kopi dan lain lain.

Nelayan Simeulue juga menghadapi dampak dari seringnya mati lampu di pulau itu. Untuk kebutuhan es batu/es balok terpaksa untuk memenuhi kebutuhan didatangkan dari Labuan Haji, Tapak Tuan dan Meoulaboh.

“Bayangkan betapa susah kami sekarang untuk Es harus di datangkan dari luar pulau, selain lama, mahal dan susutnya lah, sekarang ini akibat listrik ini. Kacau kali kami juga nelayan ini,” celoteh Bedul kepada Waspada.id, Jumat (21/4) sore. WASPADA.id/Rahmad

  • Bagikan