Tafakur Jenis-jenis Kitab Hadis Berdasarkan Isi Dan Polanya

Bagian I

  • Bagikan
Tafakur Jenis-jenis Kitab Hadis Berdasarkan Isi Dan Polanya

Kitab hadis memiliki banyak jenis, dan jenis-jenis kitab hadis tersebut dapat dibedakan berdasarkan isi dan pola yang digunakan. Adapun jenis-jenis kitab hadis tersebut misalnya kitab Athraf, kitab Sunan, kitab Musnad, kitab Mu’jam, kitab Jami’, kitab Mushannaf, kitab Zawa’id, kitab Masyyakhah, kitab Mustadrak, kitab ‘Illal, kitab Mustakhraj, dan lain-lainnya.

Berbagai jenis kitab hadis tersebut, dapat ditemukan di dalam kitab-kitab yang biasa mengulas tentang Ilmu Takhrij al Hadits dan Dirasat al Asanid. Tulisan ini pertama akan memaparkan tentang jenis kitab al Athraf. Secara spesifik kitab hadis jenis al Athraf adalah kitab hadis yang disusun dengan cara menyebutkan pangkal hadis saja lalu menyebutkan sanad-sanad dari matan hadis tersebut, baik secara keseluruhan atau dengan menisbahkan kepada kitab-kitab tertentu.

Jenis kitab al Athraf sudah ada sejak awal periode tadwin (pembukuan) kitab hadis yaitu di akhir abad pertama Hijriah dan awal abad kedua. Argumen ini didasarkan atas keterangan imam Ibnu Hajar al Asqalani di dalam kitab ‘Ithraf al Mahrah yang menjelaskan bahwa Ibrahim Ibn Yazid al Nakha’i (W 96 H) mengatakan bahwa tidak mengapa menulis dengan metode al Athraf. Ada dua cara dalam penulisan kitab al Athraf.

Pertama, berdasarkan nama nama para sahabat sesuai dengan huruf Hijaiyah. Kedua, berdasarkan huruf awal matan hadis. Beberapa kitab hadis jenis al Athraf yang populer adalah kitab al Kutub al Khamsah karya Abi al Baas Ahmad Ibn Thabit Ibn Muhammad al Tarqi al Hafidz, kitab Athraf al Kutub al Sittah karya Abil Fadhl Muhammad Ibn Thahir al Maqdisi al Ma’ruf Ibn al Qishrani (W 507 H), kitab Athraf al Ghara’ib al ‘Afrad Li Daraquthni karya imam Ibnu al Qisrani, kitab Tuhfatul Asyraf karya imam al Hafidz al Mizzi, beliau menarasikan potongan potongan hadis beserta sanadnya yang terdapat pada kitab al Kutub al Sittah Muqadimah Shahih Muslim, kitab al Marasil karya imam Abu Daud al Sijistani, kitab al ‘Ilalush Shaghir dan Al Syamail karya imam al Tirmidzi, dan lain-lainnya.

Manfaat khusus dari kitab Athraf adalah pertama, dengan kitab al Athraf dengan mudah dapat diketahui sanad-sanad hadis yang masih satu tema. Kedua, dapat mengetahui dengan mudah siapa saja yang mengeluarkan hadis dari berbagai sumber kitab hadis. Ketiga, dapat dengan mudah mengetahui jumlah hadis yang terdapat pada sumber kitab hadis yang telah dipaparkan dalam kitab al Athraf.

Di dalam kitab Athraf, adakalanya potongan matan hadis disebutkan bukan berasal dari matan atau redaksi hadis itu sendiri namun hadis tersebut terkenal dengan nama itu. Contoh dalam hal ini adalah penamaan hadis Jibril, yang dimaksud adalah hadis yang menjelaskan tanya jawab malaikat Jibril dengan Rasulullah saw. Secara umum kitab al Athraf dapat dipahami sebagai kitab hadis yang penyusunannya hanya menyebutkan sebagian matan hadis yang menunjukkan sebagiannya.

Secara umum pula kitab al Athraf sistematikanya mengacu kepada sistematika kitab Musnad sahabat, yaitu secara hijaiyah atau alphabetis. Biasanya dimulai dari hadis-hadis sahabat yang namanya diawali huruf alif ( ا ) kemudian ba’ (ب) dan seterusnya. Selanjutnya yang kedua tulisan ini memaparkan tentang kitab al Mustadrak.

Kata Mustadrak secara etimologi artinya adalah susulan dari yang tertinggal atau menambah dari hal yang kurang. Bentuk jamak dari kata Mustadrak adalah Mustadrakat. Adapun secara terminologi yang terbiasa di dalam ilmu hadis, kitab Mustadrak didefinisikan sebagai kitab yang menghimpun beberapa hadis yang sesuai dengan persyaratan salah seorang penyusun, tetapi belum ditakhrij di dalam kitabnya.

Biasanya, kitab Mustadrak menghimpun hadis hadis yang telah memenuhi persyaratan sebuah kitab, tetapi belum dimasukkan ke dalam kitab induk hadis. Dengan demikian, kitab Mustadrak seakan-akan sebagai susulan atau penambahan terhdap kandungan kitab lain yang telah memenuhi persyaratan sebagai sebuah kitab induk hadis. Sebagai contoh dalam hal ini adalah kitab Mustadrak imam al Hakim, yaitu kitab Mustadrak ‘Ala al Shahihain yang telah menghimpun beberapa hadis shahih yang belum disebutkan dalam kitab al Bukhari dan Muslim yang menurut imam al Hakim telah memenuhi persyaratan keduanya.

Kitab hadis jenis Mustadrak bermanfaat besar dalam tiga hal yaitu Pertama, menampilkan aneka hadis yang secara sengaja maupun tidak telah diabaikan oleh para penulis kitab hadis sebelumnya. Kedua, menunjukkan adanya penuturan yang berbeda terhadap matan hadis tertentu. Ketiga, memaparkan transmisi hadis tertentu yang secara sujektif dinilai shahih oleh penulis kitab Mustadrak (lihat kitab Ushul al Takhrij karya Mahmud al Thahhan, halaman, 102).

Kemudian yang ketiga tulisan ini akan memaparkan jenis kitab hadis Mustakhraj. Secara bahasa Mustakhraj berasal dari bahasa Arab yaitu kharaja yang artinya keluar. Adapun Istakhraja artinya mengeluarkan. Dan Mustakhraj artinya tempat mengeluarkan. Bentuk jamak dari Mustakhraj adalah Mustakhrajaat. Secara terminologi ilmu hadis, Mustakhraj diberi pengertian, Seorang hafidz (ahli hadis) bermaksud mengeluarkan hadis dari sebuah kitab hadis seperti shahih li al Bukhari atau Shahih Muslim dan atau yang lain dengan menggunakan sanad sendiri yang bukan sanad kitab tersebut, dan sanadnya dapat bertemu pada tingkatan syekhnya atau orang di atasnya meskipun pada tatanan sahabat. Urutan sanad dan matannya terjaga.

Secara sederhana Mustakhraj adalah dimana seorang penghimpun hadis mengeluarkan hadis dari sebuah kitab hadis seperti yang diterima dari gurunya sendiri dengan menggunakan sanad sendiri, kemudian terjadi pertemuan pada tingkat gurunya atau yang di atas gurunya.

Beberapa jenis kitab Mustakhraj di antaranya adalah kitab Mustakhraj ‘Ala al Shahihain karya imam Abu Nu’aim al Asbahani (W 430 H), kitab al Mustakhraj ‘Ala al Jami’ Li al Bukhari karya imam al Isma’ili (W 371 H) dan karya imam al Gatrifi (W 377 H), kitab al Mustakhraj ‘Ala al Shahih Li Muslim karya imam Abu ‘Awanah al Asfarayaini (W 310 H) dan karya imam al Hayiri (W 311 H), kitab al Mustakhraj ‘Ala Kitab al Tauhid Li Ibni Khuzaimah karya imam Abu Nu’aim al Asbahani, dan lain-lainnya (Lihat Mahmud al Thahhan, Ushul al Hadits, halaman 100).

Kemudian, beberapa jenis kitab hadis lainnya seperti jenis kitab ‘Ilal kitab Masyayyakhah, kitab Zawa’id, kitab Mushannaf dan lain-lainnya akan penulis paparkan dalam bagian II sebagai kelanjutan dari tulisan bagian I ini. Wallahu’alam. WASPADA.id

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee), Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan