Tafakur Kitab Indeks Hadis (Buah Kolaborasi Timur Dan Barat)

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA.(Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Kitab Indeks Hadis (Buah Kolaborasi Timur Dan Barat)

Kitab Indeks Hadis monumental yang ada sampai hari ini di dunia Islam hanya dua buah yaitu, kitab al Mu’jam al Mufahras Li Alfadz al Hadis al Nabawiy ( المعجم المفهرس لا لفاظ الحديث النبوي) dan kitab Miftah Kunuz al Sunnah (مفتاح كننوز السنة). Kedua kitab tersebut buah karya kolaborasi Arent Jan Wensinck (Barat) dan Syekh Muhammad Fu’ad Abdul Baqiy (Timur).

Kitab al Mu’jam al Mufahras Li Alfadz al Hadis al Nabawiy digunakan untuk takhrij hadis atau penemuan hadis pada kitab induk hadis, dengan cara melihat lafdz, judul atau tema hadis. Kitab ini terdiri atas 6 jilid dan 8 juz. Sedangkan kitab Miftah Kunuz al Sunnah digunakan sebagai kamus hadis.

Kitab Miftah Kunuz al Sunnah dipakai untuk mencari hadis secara tematik. Di dalam kitab ini, tema pembicaraan hadis disusun secara alfabetis huruf hija’iyah yang dimulai dari huruf alif sampai huruf ya. Kitab Miftah Kunuz al Sunnah merujuk kepada 15 kitab. Adapun 15 kitab rujukan yang digunakan untuk menulis kitab Miftah Kunuz al Sunnah tersebut adalah sebagai berikut, kitab Shahih al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan al Tirmidzi, Sunan al Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad Ibn Hanbal, Muwatha’ Malik, Sunan al Darimi, Musnad Abu Daud al Thayalisi, Musnad Zaid Ibn Ali, Thabaqat Ibn Sa’ad, Sirah Ibn Hisyam, dan Maghazi al Wakidi.

Arent Jan Wensinck (ارنت يان ونسنك) adalah ilmuwan Belanda yang lahir di Desa Aarlanderveen, Kotamadya Alphen Aan Den Rijn, tepatnya terletak sekitar 4 kilometer sebelah Timur Alphen Aan Den Rijn di provinsi Belanda Selatan, pada tanggal 7 Agustus 1882 dan meninggal pada tanggal 19 September 1939 di Leiden-Belanda, dalam usia 57 tahun.

Aarlanderveen desa tempat kelahiran Arent Jan Wensinck adalah daerah pemukiman penggalian gambut yang berkembang pada abad pertengahan. Di dekat desa Aarlanderveen tersebut ada 5 buah kincir angin. Di sekitar kawasan Desa Aarlanderveen banyak jenis burung yang biasa hidup di padang rumput seperti Godwits, Redshanks, dan Cerek. Alam pemandangannya indah dan terhampar padang rumput hijau yang meluas. Ayah Arent Jan Wensinck adalah Johan Herman Wensink seorang pendeta Gereja Protestan Belanda dan ibunya bernama Anna Sara Gertuida Vermeer.

Arent Jan Wensinck memulai karir ilmiahnya setamat dari Gymnasium dengan belajar teologi selama 1 tahun di Utrecht University. Kemudian ia beralih mendalami peradaban Semitik termasuk mendalami bahasa Arab di Fakultas Sastra Utrecht University. Di Fakultas Sastra itu ia mendapatkan gelar Doctor of Literaturere (Doktor dalam bidang Kesusastraan), dengan predikat terpuji. Judul disertasinya Mohammed en de Joden te Madina, dengan pengujinya Christiaan Snouck Hurgronje.

Selama bekerja di Utrecht University ia berada di bawah bimbingan MT Houtsma (Lahir 1850 M -Menonggal 1943 M). Kemudian Arent Jan Wensinck pindah ke Leiden University di bawah bimbingan M.J. de Goeje (Lahir 1835.M – Meninggal 1909 M ) dan di bawah bimbingan Christiaan Snouck Hurgronje (L 1857 M – Meninggal 1936 M). Arent Jan Wensink memperoleh gelar Doktor di Leiden Uniersity pada tahun 1908 M dan kemudian menjadi dosen bahasa Syria dan Aram di Utrecht University.

Selanjutnya ia menjadi sekretaris The Encylopaedia of Islam. Terhitung sejak tahun 1912 M sampai dengan tahun 1927 M. Wensinck menjadi Guru Besar atau Profesor dalam bidang bahasa Syria, Aram, dan Ibrani di Leiden Univetsity. Setelah itu pada tahun 1927 ia menggantikan Snouck Hurgronje sebagai Profesor bahasa Arab dan Islam di universitas yang sama dan posisi itu didudukinya sampai ia meninggal dunia. Wensinck juga pernah menjabat sebagai rektor di Leiden University.

Wensink meskipun bukan Muslim dan seorang orientalis, namun ia tetap mampu menempatkan dirinya sebagai ilmuan sejati tanpa keberpihakan yang dapat merusak citra dirinya sebagai seorang ilmuwan. Wensinck dikenal sebagai orientalis yang paling Islamis. Ia mempelajari peri kehidupan Nabi Saw dan sangat gemar mendalami hadis-hadis Nabi Saw.

Kepentingan Wensinck sepertinya hanya terletak pada kombinasi berbagai spesifikasi dalam hal studi tentang sejarah agama. Dalam hal ini, Wensinck bukan hanya mampu membangun afiliasi sejarah, tetapi juga mengungkap berbagai pola dalam dunia keagamaan Semitik yang samawi. Kitab al Mu’jam al Mufahras Li al Faadz al Hadis al Nabawiy ditashih (dikoreksi dan diperbaiki kesalahannya) serta diterjemahkan dari bahasa Belanda dan bahasa Prancis ke dalam bahsa Arab oleh syekh Muhammad Fuad Abdul Baqi.

Di dalam bahasa Prancis, kitab itu berjudul, Concordance Et Indices De La Tradition Musulmane, diterbitkan di Leiden – Belanda oleh penerbit, E.J. Brill. Syekh Muhammad Fuad Abdul Baqiy lahir pada tanggl 3 Jumadil Awwal 1299 H bertepatan dengan tanggal 8 Maret 1882 M. Syekh Muhammad Fuad Abdul Baqiy alumnus Madrasah al Tahdziriyah al Kubraa, Darb al Jamamis- Mesir.

Di samping menerjemahkan kitab Miftah Kunuz al Sunnah dan kitab al Mu’jam al Mufahras Li al Faadz al Hadis al Nabawi, syekh Muhammad Fuad Abdul Baqiy juga menulis kitab al Lu’ Lu’ Wal Marjan yang merupakan himpunan hadis riwayat imam Bukhari dan imam Muslim. Dengan adanya kolaborasi Timur dan Barat, kitab indeks hadis dan kitab kamus hadis dapat bermanfaat secara efektif, cepat, dan akurat, bagi upaya pencarian dan penelusuran terhadap hadis hadis.

Semoga semangat para generasi Muslim untuk menelusuri keberadaan hadis terus tumbuh dan berkembang, karena hadis adalah sumber hukum kedua di dalam ajaran Islam. Wallahu’alam. WASPADA.id

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee), Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan