Februari 2024, Sumut Inflasi 2,50 Persen Y-on-Y

  • Bagikan
Februari 2024, Sumut Inflasi 2,50 Persen Y-on-Y

MEDAN (Waspada): Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengalami inflasi sebesar 2,50 persen pada Februari 2024 secara year on year (y-on-y) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,87.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Labuhanbatu sebesar 3,98 persen dengan IHK sebesar 108,74 dan terendah terjadi di Kabupaten Deli Serdang sebesar 1,71 persen dengan IHK sebesar 105,57.

“Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Sumatera Utara di 8 kabupaten kota, pada Februari 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,50 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 103,29 pada Februari 2023 menjadi 105,87 pada Februari 2024. Sedangkan tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 0,81,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin, Jumat (1/3).

Hasanudin menyebutkan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,78 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,65 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,49 persen.

Selanjutnya kelompok kesehatan sebesar 1,23 persen; kelompok transportasi sebesar 0,66 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,66 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,54 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,49 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,07 persen.

“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Februari 2024, antara lain beras, cabai merah, Sigaret Kretek Mesin (SKM), tomat, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, gula pasir, cabai hijau, emas perhiasan, sewa rumah, jengkol, akademi/Perguruan Tinggi, Sigaret Kretek Tangan (SKT), kangkung, mie, cabai rawit, minyak goreng, upah asisten rumah tangga, daun singkong,” ujarnya.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, lanjut Hasan, antara lain ikan kembung/gembung, ikan tongkol/ambu-ambu, ikan dencis, ikan nila, udang basah, ikan asin teri, kacang panjang, daging babi, pepaya, pir, bayam, sabun cair/cuci piring, bawang merah, cumi-cumi, brokoli, pengharum cucian/pelembut, masker, ikan gabus, kerupuk (mentah), dan apel.

“Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Februari 2024, antara lain cabai merah, daging ayam ras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), beras, minyak goreng, cabai hijau, kentang, jengkol, cabai rawit, mie, upah asisten rumah tangga, roti manis, shampo, makanan ringan/snack, telur ayam ras, tarif kendaraan roda 2 online, dan susu bubuk,” ujarnya lagi.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain tomat, angkutan udara, bawang merah, ikan dencis, ikan tongkol/ambu-ambu, sawi putih, brokoli, ikan nila, ikan kembung/gembung, tembakau, bayam, kol putih/kubis, wortel, bahan bakar rumah tangga, sawi hijau, bawang putih, ikan asin teri, ikan teri, ikan lele, dan kembang kol.

Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,67 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen.

Selanjutnya kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen; kelompok transportasi sebesar 0,07 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,08 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,21 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,17 persen. (m31)

  • Bagikan