Banjir Rob, Fenomena Alam Yang Membawa Derita Berkepanjangan

  • Bagikan

FENOMENA alam itu bernama air pasang laut yang acap disebut banjir rob. Bagi warga pesisir Medan Utara, air pasang laut (rob) merupakan sahabat sekaligus lawan yang harus dihadapi saat musimnya tiba. Saat ini, Selasa (14/6) banjir rob itu datang lagi. Bahkan ketinggian air mencapai 2,7 meter dari permukaan laut.


Sebelum luapan banjir rob melanda pemukiman warga pesisir dan fasilitas umum, seluruh warga sudah mengantisipasi seadanya.

Banjir rob yang kerap dialami warga Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan menjadi persoalan tersendiri bagi warga. Selain harus meninggikan bangunan rumah agar tak terjamah dari air asin yang datang dari laut, warga juga harus rela dengan kondisi ketinggian air yang kini mencapai 2,7 meter dari permukaan laut, seraya berharap ada perhatian dari pemerintah menangani fenomena alam yang dikhawatirkan mendatangkan bencana alam tersebut.
Dampak banjir rob tersebut membuat perabotan rumahtangga jadi berkarat dan dinding rumah warga tergerus air asin. Belum lagi kendaraan bermotor pun bisa berkarat karena menggenangi air asin di jalan raya.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Medan, M Isa Al Basyir saat ditemui wartawan mengatakan, ada enam kelurahan di Kecamatan Medan Belawan yamg menjadi langganan banjir rob, yakni Kelurahan Belawan I, Belawan II, Belawan Sicanang, Belawan Bahari, Bagandeli dan Kelurahan Belawan Bahagia.
Enam kelurahan yang terdapat di kecamatan paling utara Kota Medan itu kerap menjadi langganan banjir selain Kelurahan Nelayan Indah, Medan Labuhan dan Kelurahan Labuhandeli, Payapasir dan Terjun di Kecamatan Medan Marelan yang juga mengalami banjir rob.
Meluasnya genangan air laut setinggi 2,7 meter kali ini atau setinggi pinggang orang dewasa berjalan di daratan, menimbulkan kekhawatiran bagi warga yang tinggal di pesisir Belawan. “Diperkirakan banjir rob semakin meluas ke seluruh pelosok Belawan. Semua barang perabotan dan kendradaan sudah diungsikan agar tidak tenggelam di dalam rumah,” keluh Ratna warga yang bermukim di Jl. TM Pahlawan Belawan.
Tingginya air laut naik ke daratan hingga sedada orang dewasa bukan kali ini saja terjadi, bulan awal 2022 lalu ketinggian air juga sama, warga yang sudah mengetahui fenomena alam tersebut sudah mengungsikan perabotan rumah tangga yang berharga ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terjamah oleh air laut.
“Kami jauh hari sudah mengerti tentang banjir rob ini, setelah BMKG Stasiun Maritim Belawan mengumumkan lewat WA yang diteruskan kepada setiap kepala lingkungan agar selalu waspada terhadap fenomena alam ini, sehingga kami tidak kaget lagi,” ujar Fadli ,25, warga yang bermukim di pinggiran pantai Belawan Lama.
Kalau sudah terjadi banjir rob seperti ini, sejumlah anak-anak dan remaja, bahkan diantaranya ada orang dewasa memanpaatkan banjir rob untuk mandi- mandi bersuka ria dengan keluarga.
“Meski membawa derita namun di sisi lain, anak-anak masih bergembira karena bisa berenang di tengah ketinggian banjir ron tersebut,” tutur Fadli. (m27)

Waspada/Ist

Anak-anak di bawah umur menikmati banjir rob dengan bermain-main di genangan air asin yang menggenangi wilayah Kecamatan Medan Belawan

  • Bagikan