Dendam Falcons Matikan Albiceleste Di Doha

  • Bagikan
Dendam Falcons Matikan Albiceleste Di Doha

Ekspresi La Pulga Messi sesaat setelah dicakar Green Falcons di laga perdana grup C PD2022 di Doha, Qatar. AP

Menjelang Piala Dunia 2022 Qatar dibuka beredar pernyataan mengejutkan dari Diego Schwartzstein; seorang dokter yang pernah menangani Lionel Messi.

Warga Argentina mendoakan timnas mereka gugur di fase penyisihan grup C Piala Dunia 2022 agar pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan ekonomi yang merugikan masyarakat. Maksudnya, jika Tango lolos apalagi sampai ke puncak maka bakal ada selebrasi di seluruh Argentina seiring pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi yang ditanggungkan masyarakat.

Messi dan kawan kawan pun takluk terhadap cakaran Elang Hijau Arab Saudi di laga pembuka grup C Piala Dunia 2022. Berkat doa warga Argentina kah?

Kurang arif membahas soal seberapa makbulnya doa dalam pertarungan olahraga apalagi doa adalah urusan suci sebagai bagian dari wilayah reliji.

Akan tetapi dari “issu doa Diego” setidaknya menggambarkan situasi dan kondisi ekonomi dalam negeri Argentina pasca Covid19, langsung tidak langsung mempengaruhi sahwat tertentu Timnas Argentina 2022 yang menurut Messi profil tim terbaik sama seperti Timnas Argentina Piala Dunia 2014.

Sahwat tertentu itu bukan tidak mungkin muncul setelah undian pembagian grup berikut skema laganya di mana perdana Messi dan kawan kawan akan bertarung menghadapi Elang Hijau pemilik imperium minyak dunia.

Dramatis

Sama diketahui dalam laga Argentina-Arab Saudi, artis sepakbola dunia Lionel Messi di menit ke sepuluh mengukir gol dari titik pinalti. Si Putih Biru Langit pun hanya mampu mengantongi satu gol di babak pertama.

La Albiceleste (si Putih Biru Langit) bukannya menggempur memasuki babak kedua tetapi sebaliknya putih berubah abuabu pada hamparan langit yang tak lagi membiru karena Elang Hijau dari gurun Timur Tengah seolah menyapu langit Amerika Selatan karena di sana ada Tango yang di babak pertama melukai Elang Biru “secara tidak sopan” dari titik pinalti.

Sangat dramatis, La Albiceleste yang banyak diunggulkan berubah pucat pasi dicakar Elang Hijau yang baru enam kali terbang di Piala Dunia.

Hanya tiga menit awal babak kedua Saleh Al-Shehri membuat gol penyeimbang di menit 48. Fantastisnya gerakan melengkung Elang Hijau menggulung warna putih di langit biru La Albiceleste lima menit setelah tikaman Al-Shehri di mana Salem Al-Dawsari resmi mengukuhkan bahwa Elang Hijau adalah Raja Minyak dari Mekkah mampu membungkam sahwat si putih langit biru. Terlalu dramatis kronologi golnya. Tragis bagi La Albiceleste, fantastis buat Elang Hijau.

Dendam Cantik

Elang Hijau bagaikan sekumpulan artis membuat sejarah baru Piala Dunia sebagai tim Asia pertama mengalahkan Argentina dan ini tercatat sebagai kekalahan pertama Argentina dalam tiga tahun terakhir.

Timnas Arab Saudi juga membuat nota menghancurkan rekor 36 laga tak terkalahkan milik Argentina yang dimulai sejak Juli 2019.

Pertemuan pertama mereka pada dua kali laga uji coba bulan Juli 1988 di ajang peringatan dua abad Australia. Laga 6 Juli imbang 2-2. Laga kedua pada 16 Juli Argentina menang 2-0.

Oktober 1992 dalam laga King Fahd Cup yang berganti nama Piala Konfederasi Argentina menekuk Arab Saudi 3-1.

Sebelum drama Suatu Malam di Qatar ini, Argentina dan Arab Saudi sudah melakukan tarung pemanasan tanpa gol di Riyadh. Itu terjadi November 2012.

Hasil pertarungan itu seolah “Kentang” (Kena Tanggung-red) bagi Elang Hijau. Lantas butuh sepuluh tahun buat Elang Hijau untuk mencukupkan hasil itu sekaligus melepas “dendam cantik” terhadap La Albiceleste; hanya beberapa hari sebelum mantra kekalahan Argentina oleh Dokter Diego Schwartzstein dan kawan kawan menggema di langit biru Tango.

“Ini pukulan yang sangat berat bagi semuanya. Kami tidak menyangka memulai turnamen dengan cara seperti ini,” kata Messi selepas laga Argentina vs Arab Saudi, dikutip dari TyC Sports lewat Kompas.com.

Messi menyatakan mereka sudah mati matian melawan Elang Hijau, La Pulga juga mengeluh atas kekalahan ini seolah La Albiceleste sudah mati setelah laga perdana grup C.

La Pulga kelahiran Rosario 24 Juni 1987 ini salah satu artis kondang panggung sepakbola dunia saat ini. Keluhan seolah sudah mati setelah kalah dari Arab Saudi boleh jadi intimidasi akbar buat Polandia dan Meksiko.

Motivasi kian mengental, La Pulga sukses membawa La Albiceleste ke final Piala Dunia 2014 lalu kandas di menit 113 oleh gol tunggal Mario Gotze sekaligus mengantarkan Jerman juara PD 2014.

Kenangan delapan tahun lalu menguatkan Messi dan kawan kawan dalam PD 2022 untuk meraih mimpi yang hilang digilas Panser itu.

Delapan tahun berlalu, Messi merasa kembali bernostalgia dengan Piala Dunia 2014. Messi merasa yakin bahwa skuad Piala Dunia 2022 bisa meraih mimpi yang gagal dicapai. Apalagi Lionel Scaloni menyiapkan pemain-pemain kelas dunia bagi La Pulga guna mewujudkan impian di Qatar.

Akan halnya The Falcons mampu mencakar La Albiceleste 2-1 lewat patukan Saleh Al-Shehri dan “bola tak sopan” Salem Al-Dawsari yang melengkung menghunjam gawang, tentu modal terbaik bagi La Pulga semakin mengejar impian mereka. Yang jelas, kans La Albiceleste belum kandas. *Nurkarim Nehe

  • Bagikan