Shooting Flim Perik Sidua-dua Lanjut Di Lima Lokasi

  • Bagikan
Shooting Flim Perik Sidua-dua Lanjut Di Lima Lokasi

MEDAN (Waspada): Bila takut berlari, jangan sekali pun bermimpi memiliki kaki. Begitu pula bila tak bernyali melintasi tebing dan jurang, jangan pernah berimajinasi berdiri tegak di bentangan pegunungan. Maka spirit Perik Sidua-dua tak dapat dirasakan kehadirannya saat duduk atau pun melangkah.

Alangkah baiknya bersama berada pada jalan menurun dan mendaki pada tikungan tajam meliuk-liuk. Di sana kita bisa menikmati hembusan angin yang membawa pada kisah-kisah Simbisa atau Guru Penawar yang mengolah rempah.

Beberapa kali turun naik, berdiam, meluncur dan melesat lagi seperti grafik yang membentuk berbagai bangun ruang dan sudut pandang, perjalanan terus berlanjut.

Kali ini Shooting Gelombang 3 pun dihelat di lima lokasi: 1. Deleng Singkut, 2. Ria Foodcourt Berastagi, 3. Kafe Juma, Desa Kandibata, dekat Kineppen, Jl. Rakoetta Brahmana Km. 12, 4. Villa Tebu Manis Berastagi, 5. Kafe Sarune Kecamatan Simpang Empat yang dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu 19 dan 20 Agustus 2023.

“Kalau kita tarik ke belakang, jarak antara Proses Casting dan Coaching ( 30 Desember 2022-15 Mei 2023), Tour The Karo Volcano Park (30 Desember 2022- 30 Maret 2023), Konferensi Pers (1 Juni 2023), Shooting Film Gelombang 1 (2-4 Juni 2023), Shooting Film Gelombang 2 (15-17 Juni 2023) dengan Shooting Gelombang 3 (19-20 Agustus 2023) terpampang grafik proses penciptaan yang membutuhkan spirit para Perlanja Sira. Sebuah kesadaran untuk berkolaborasi energi, kesabaran, kesetiaan, mental yang kuat, cinta, kesiapan lahir batin proses perjalanan,” kata Benson Kaban yang merupakan Produser Flim Layar Lebar Perik Sidua-dua ini.

Katanya, dalam proses ini; datang, pergi dan bertahan menjadi sebuah keniscayaan. Ada yang tersisih, ada yang menyisihkan diri, ada yang mundur, ada yang menolak berjalan sesuai jalur yang ditentukan, ada yang hadir belakangan masuk barisan. Pergumulan yang membentuk tim saling menguatkan.

“Dalam perjalanan, ada beberapa agenda yang kita kelola untuk menemukan tim yang solid dan bersama-sama mencapai tujuan sampai akhir. Sebelum proses Shooting dimulai, kita menguji kesatupaduan tim dengan Produksi Film Pendek Puteri Hijau, 18-20 Mei 2023 didukung penuh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karo. Setelah kita mengevaluasi hasil Shooting Gelombang 1 dan 2 dari segala sisi, ada yang harus kita kuatkan kembali. Maka kita memfokuskan agenda Camping Coach Aktor dan Aktris Film di Perimbana Rest Area, Desa Paribun Kecamatan Barusjahe untuk bisa menampilkan Sinematografi Teater Perik Sidua-dua dalam Festival Bunga dan Buah di Taman Mejuah-juah Berastagi, 7-9 Juli 2023, lalu Even Merdang Merdem Kuta Medan, 26-27 Juli 2023, Sinema Keliling dan Workshop Film di Festival Film Bulanan Lokus 6, 28-30 Juli 2023 yang kesemuanya kita kelola sebagai bekal untuk memperkuat pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesolidan tim. Kombinasi belajar sambil bekerja yang intens. Proses yang terjadi dari Juni sampai Juli kami sebut sebagai Simulasi Produksi Film Perik Sidua-dua,” ceritanya.

Lanjutnya, di lokasi itu, setelah Jilena dan Max berpadu, perjalanan Produksi Film Perik Sidua-dua pun semakin kencang mencapai puncak Volcano Park. Lompatan-lompatan besar menundukkan tebing dan menyeberangi jurang intens dipacu. Sebuah Upaya yang mengkolaborasikan potensi spiritual, fisikal dan intelektual dalam kerja-kerja kreatif.

“Kali ini, kami membawa kita semua menyaksikan pertemuan dua insan berbeda bangsa, budaya dan cara bersikap di atas meja makan. Dua anak manusia yang tidak pernah sama cara pandang dan menciptakan persepsi ketika merespon objek-objek yang mereka temui. Pertemuan ini akan menjelaskan kepada kita tentang makna Karo Volcano Park dalam kehidupan orang-orang hulu menata pikiran, sikap dan gaya bicara demi menjaga keharmonisan bentang alam hulu hilir di kehidupan manusia Sumatera,’ ujarnya.

Shooting Film Layar Lebar Perik Sidua-dua Gelombang 3 membuka sedikit tabir Jilena dan Max; sebuah perjalanan yang memanfaatkan kerasnya tebing dan curamnya jurang menjadi peluang dalam upaya menata masa depan dunia. (Cbud)

.

  • Bagikan