Bunda Pancake Ingin Lestarikan Budaya Kuliner Nasional

  • Bagikan
Pemilik Bunda Pancake, Ellyda. Waspada/Ist
Pemilik Bunda Pancake, Ellyda. Waspada/Ist

MEDAN (Waspada): Bunda Pancake ingin melestarikan budaya kuliner nasional melalui sajian-sajian khas yang selain sehat, juga halal dan dapat dinikmati semua lapisan masyarakat dengan harga terjangkau.

Hal ini dikatakan pemilik Bunda Pancake, Ellyda kepada wartawan di sela acara Pekan Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS) yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemko) yang dibuka Kamis (24/11).

Pekan Kuliner dilaksanakan selama empat hari hingga 27 November 2022 diramaikan 60-an pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Medan, juga diisi dengan talkshow, ceramah serta hiburan musik.

Ellyda mengatakan, Bunda Pancake yang dikelolanya menyuguhkan berbagai makanan seperti sarabi durian, pulut durian, pancake durian dan kue-kue tradisional.

“Ini yang pertama kami meramaikan Pekan Kuliner ini, dan selama ini Bunda Pancake belum pernah mengikuti event-even seperti ini,” ujar Ellyda.

Berkantor di Jalan Eka Bakti No 30 A Medan, Bunda Pancake juga ingin masyarakat mencicipi kreasi kulinernya dengan cita rasa yang nikmat, berbeda dan dapat dibeli dengan harga murah.

“Selain itu, semua makanan yang kami sajikan ini dapat dibeli dengan harga terjangkau,” ujarnya.
Meski belum pernah mendapat bantuan dari UMKM Kota Medan, Ellyda mengaku optimis usaha yang digelutinya selama beberapa tahun disenangi masyarakat. “Kita menggunakan cara penjualan melalui media sosial, dan alhamdulillah banyak peminatnya,” ujar Ellyda.

Disebutkan, Bunda Pancake ingin melestarikan budaya kuliner nasional karena kuliner yang disajikan merupakan warisan budaya

“Kuliner tradisional juga merupakan warisan budaya yang turun temurun diwariskan kepada anak cucu,” ujarnya

Dengan begitu, kita masih bisa merasakan citarasa masakan khas Indonesia hingga sekarang.

Menurut Ellyda, kuliner tradisional Indonesia pasti punya sejarahnya masing-masing. Tak ada satupun kuliner tradisional yang tak punya sejarah alias masa lalu.

Menurut Ellyda, di hari pertama pekan KHAS ini, banyak masyarakat yang datang ke standnya untuk menikmati berbagai makanan yang ditawarkan.

“Kita gembira karena sejak pagi hingga sore, pengunjungnya cukup lumayan banyak, mereka tertarik dengan makanan yang kita suguhkan,” ujarnya. (cpb/rel)

  • Bagikan