Desa Tegal Jadi Desa Binaan UT, Ketua LPPM: Upaya Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

  • Bagikan
Desa Tegal Jadi Desa Binaan UT, Ketua LPPM: Upaya Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

BOGOR (Waspada): Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa, menjadi tujuan utama program Desa Binaan yang digalakkan Universitas Terbuka (UT). Karena itu, sebanyak empat disiplin ilmu di UT, secara serentak bergerak menjalankan program-program terarah dalam upaya pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat (PkM).

“Kami datangi desa-desa binaan kami, dengan tujuan memberi semangat kepada segenap aparatur dan masyarakat desa, supaya program ini benar-benar mendapat dukungan,” ujar Ketua Lembaga Penelitian dan  Pengabdian Masyarakat Universitas Terbuka  (LPPM UT),  Prof Dewi Artati Padmo Putri, saat mendatangi langsung acara peresmian Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebagai Desa Binaan UT, Senin (19/6/2023).

Dewi didampingi Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) UT, Dr Trini Prastati, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Dr Subekti Nurmawati serta sejumlah dosen dan mahasiswa peserta program Desa Binaan UT.

Acara peluncuran PkM Desa Binaan ini dihadiri juga oleh Kepala Desa Tegal Camat Kemang, Danramil Kemang dan Kapolsek Kemang.

Dikatakan Dewi, peran serta dan kewajiban UT sebagai perguruan tinggi negeri yaitu melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi salah satunya pada program pengabdian kepada masyarakat. Untuk program desa binaan di Desa Tegal, tema yang diambil bertajuk ‘Pemberdayakan Desa, Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat’. Setelah acara peresmian, dilakukan rangkaian kegiatan PkM Desa Binaan UT oleh masing-masing fakultas.

“Masyarakat yang tinggal di Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat memiliki potensi kearifan lokal yang dapat dijadikan sumber ekonomi yang harus        diolah dengan baik melalui kerja sama antara pemerintah desa dan perguruan tinggi agar hasilnya dapat berdampak di masyarakat,” ujar Dewi.

Di sisi lain, lanjut Dewi, PkM menjadi ajang bagi dosen dan mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat. Ilmu dan teori yang didapat di kampus, sudah selayaknya diaplikasikan langsung ke masyarakat, khususnya di desa-desa.

“Jadi tugas dosen itu tidak hanya meneliti atau di dalam ruang kuliah saja, tapi mengajak seluruh sivitas untuk sama-sama melaksanakan pengabdian masyarakat,” tandas Dewi.

Selain di Desa Tegal, Kabupaten Bogor, program Desa Binaan UT juga ada di
Desa Juruan Jaya, Surabaya; Desa Surya Mataram, Lampung; Desa WonoSari, IKN , Samarinda; Desa Ketenggerr, Baturaden, Purwokerto; Desa Kalimosodo, Surakarta; Desa Cilembu , Sumedang; Desa Blimbingsari , Denpasar; Desa Tanjung Rejo, Deli Serdang, Medan; Desa Paku Alam, Banjarmasin dan Desa Muara, Kabupaten Tangerang.

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) UT, Dr Trini Prastati mengatakan, kegiatan ini melibatkan lima tim yang berasal dari 4 fakultas di UT dan dikoordinir dengan         baik oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM-UT). Kegiatan ini melibatkan dosen, pegawai, mahasiswa, dan tentunya masyarakat yang tinggal di Desa Tegal. Adapun lamanya program sampai November 2023 mendatang. Setelah itu, program bisa saja dilanjutkan sampai 2 tahun ke depan, apabila dinyatakan masih dibutuhkan.

Program PkM Desa Binaan UT di Desa Tegal terdiri atas peningkatan kualitas kesehatan dan teknologi (oleh FST-UT); pemberdayaan guru dan orang tua untuk meningkatkan literasi dan parenting dalam implementasi kurikulum Merdeka Belajar (oleh FKIP-UT); penyusunan dan pengaplikasian model desa digital berbasis tata kelola di pemerintah (oleh FHISIP-UT), dan oendampingan digital marketing pada Badan Usaha milik Desa (Bumdes) dan UMKM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (oleh FEB-UT).

Koordinator PkM Desa Binaan Desa Tegal
Dr Erlambang Budi Darmanto mengatakan,  proses pendekatan kepada masyarakat Desa Tegal telah dilakukan jauh sebelum acara peresmian. Apa saja kebutuhan masyarakat Desa Tegal untuk maju, sudah masuk dalam daftar kajian tim Desa Binaan.

“Kami sudah melakukan pendekatan dulu kepada masyarakat, jadi tidak sembarangan. Artinya, pembinaan yang dilakukan UT ini berdasarkan asesmen kebutuhan masyarakat desa,” pungkas Erlambang.

Kepala Desa Tegal yang diwakili Sekretaris Desa, Jayadi, S.Ak mengatakan, sangat beruntung bahwa desanya terpilih sebagai salah satu Desa Binaan UT. Menurut dia, pembinaan kepada aparatur dan masyarakat desa, sangat dibutuhkan demi kemajuan desa.

“Semoga taraf hidup masyarakat kami jadi lebih baik lagi setelah masuk program Desa Binaan ini,” tandas Jayadi. (J02)

  • Bagikan