UT Gelar ISST, Dorong Sains dan Teknologi yang Mendukung Kehidupan Berkelanjutan

  • Bagikan

TANGERANG SELATAN (Waspada): Menghadapi perubahan iklim saat ini, berbagai bangsa di dunia merasakan dampaknya. Mulai dari persoalan cuaca, kesehatan masyarakat sampai ketahanan pangan. Alhasil, kehidupan yang berkelanjutan bagi umat manusia menemui berbagai macam tantangan.

Menyadari banyaknya tantangan dalam melestarikan sumber daya alam (sda) bagi kelangsungan hidup manusia, Universitas Terbuka (UT)melalui Fakultas Sains dan Teknologi (FST) menyelenggarakan The 3rd International Seminar of Science and Technology (ISST) di Auditorium kampus UT, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Kamis (19/10/2023).

Tahun ini, ISST mengambil tema ‘Trends in Science and Technology for Sustainable Living’. Seminar ini mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr Sandiaga Salahuddin Uno dan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Arif Satria.

“Seminar internasional ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara Dies Natalis Universitas Terbuka yang ke-39.,” ujar Ketua ISST, Dr. Ernik Yuliana, dalam pidato laporannya.

Rektor UT, Prof Ojat Darojat dalam video pidato sambutannya mengapresiasi terselenggaranya seminar internasional oleh FST UT. Terselenggaranya seminar ini menunjukkan komitmen FST dalam memberikan solusi inovatif terhadap berbagai tantangan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan kehidupan berkelanjutan.

“Lewat sains dan teknologi yang semakin maju, harus mampu memberi solusi inovatif terhadap kelestarian sumber daya alam bagi hidup berkelanjutan,” tegas Ojat.

Wakil Rektor UT Bidang Akademik,  Dr Mohamad Yunus dalam sesi jumpa pers menambahkan,  kegiatan ISST ini menjadi bagian dari upaya UT untuk meningkatkan kualitas para peneliti UT.

“ISST merupakan agenda rutin FST setiap tahunnya yang merupakan wadah bagi civitas akademik untuk mendiseminasikan produk akademik,” imbuh Yunus.

Dekan FST UT,  Dr Subekti Nurmawati mengatakan, tema tahun ini sangat relevan dengan makin mengemukanya berbagai isu terkait perubahan iklim yang bisa jadi mengancam kelangsungan sumber daya alam yang dibutuhkan manusia. Soal ketahanan pangan, misalnya, menjadi salah satu isu yang memberi kesempatan berinovasi di bidang teknologi pangan atau agro industri.

“Misalnya bagaimana kemasan ramah lingkungan menjadi keutamaan saat ini. Terlebih jika pangan yang disajikan adalah panganan sehat berbasis kearifan lokal yang dikelola apik oleh industri pangan,” ujar perempuan yang akrab disapa Nurma.

Kaitannya dengan itu pula, lanjut Nurma, pada kegiatan ISST diluncurkan sebuah buku dengan judul ‘Trends in Science and Technology for Sustainable Living’ yang merupakan hasil karya dosen-dosen di FST UT. Buku ini terdiri atas 20 judul artikel dengan mengusung berbagai topik sesuai bidang ilmu di FST UT.

Seminar ini menampilkan pembicara dari berbagai institusi pendidikan kelas dunia yang hadir langsung di UTCC seperti Prof. Panuwat Suppakul dari Kasetsart University, Thailand, yang membahas tentang tren kemasan makanan cerdas untuk kehidupan berkelanjutan. Selain itu juga hadir secara daring, Prof. Erika Hausenblas dari Montan Universitat Leoben, Austria, kemudian Robert Smith, Director of Higher Education and eResearch Microsoft APAC, dan Prof. Deden Rukmana dari Alabama University. Dari Indonesia sendiri, terdapat akademisi yaitu Dr. Vita Elysia, S.T., M.Sc. dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FST UT.

Seminar yang diselenggarakan secara hybrid ini, dihadiri oleh sekitar 108 pemakalah, dengan 35 di antaranya akan hadir secara luring di gedung Universitas Terbuka Convention Centre (UTCC) dan 73 secara daring melalui media zoom dan dihadiri oleh lebih dari 340 orang peserta Kegiatan disiarkan secara langsung oleh channel youtube Universitas Terbuka.(J02)

  • Bagikan