Kisah Inspiratif Misnan Aljawi

Dari Tukang Becak Jadi Dewan Dua Periode Sukses Raih Gelar Doktor

  • Bagikan
Dr. Misnan Aljawi SH MH berfoto bersama dengan Ketua Sidang Prof. Dr. Lahmuddin, M,Ed sebagai dan Seketaris Dr.Ahmad Tamrin Sikumbang, MA, promotor, Prof Dr Katimin MAg dan Dr Rubino MA, penguji eksternal dari Unimed Prof Yusnadi MS, penguji internal, Prof Dr Syukur Kholil MA dan Dr Hasrat Efendi Samosir MA. (Waspada/ist).
Dr. Misnan Aljawi SH MH berfoto bersama dengan Ketua Sidang Prof. Dr. Lahmuddin, M,Ed sebagai dan Seketaris Dr.Ahmad Tamrin Sikumbang, MA, promotor, Prof Dr Katimin MAg dan Dr Rubino MA, penguji eksternal dari Unimed Prof Yusnadi MS, penguji internal, Prof Dr Syukur Kholil MA dan Dr Hasrat Efendi Samosir MA. (Waspada/ist).

KISAH inspiratif datang dari Kabupaten Deliserdang. Inilah kisah Misnan Aljawi. Pria kelahiran Pasar Bilah-Kampungmasjid Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) 8 Agustus 1979 itu pernah menjadi tukang (penarik) becak dayung kini Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Deliserdang dua periode dan sukses meraih gelar doktor dari Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU). Kini ia memiliki nama lengkap dengan gelar Dr. Misnan Aljawi, SH, MH.

Alhamdulillah…, disertai tetesan air mata rasa haru, kalimat pertama yang terucap anak kelima dari sembilan bersaudara pasangan ayah Almarhum Taswan dan ibu Suminah. Setelah dia berhasil mempertahankan tugas akhir dalam bentuk disertasi, berjudul “Strategi Pencitraan Politik dan Komunikasi Islami Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pemilu 2019 di Kabupaten Deliserdang,” pada ujian terbuka yang digelar, di Kampus UIN-SU, Rabu (10/5).

Sidang terbuka promosi doktor ini secara langsung dipimpin Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN-SU Prof. Dr. Lahmuddin, M,Ed sebagai Ketua Sidang dan Seketaris Dr.Ahmad Tamrin Sikumbang, MA, promotor, Prof Dr Katimin MAg dan Dr Rubino MA, penguji eksternal dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Yusnadi MS, penguji internal, Prof Dr Syukur Kholil MA dan Dr Hasrat Efendi Samosir MA.

Rona bahagia dan syukur tampak dari wajah suami dari almarhumah Hj Ermawaty Binti Djohan Efendi dan ayah dari Ainun Fadhilah karena ia lulus dengan Predikat terpuji dan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,78. Dia sama sekali tidak menyangka bisa menyelesaikan pendidikannya. Masih dibayangkanya betapa sulitnya menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1).

Perjuangannya harus putus kuliah demi membiayai keempat adiknya untuk menempuh pendidikan. Dia bahkan rela menjadi penarik becak dayung di sekitaran Jalan Pancing/Willem Iskandar.

“Saya sebenarnya waktu S1, sudah berkuliah di Fakultas Dakwah UIN-SU. Dulu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) tahun 1998. Sewaktu kuliah, saya harus menjadi penarik becak. Demi adik-adik saya, kuliah saya terputus di tengah jalan. Namun, saya pantang menyerah. Saya kuliah lagi di Perguruan Tinggi Swadaya, dengan bea siswa, mengambil jurusan hukum sampai tamat. Dan alhamdulillah, saya juga menyelesaikan S2 saya di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU),” kenang Misnan dengan perlahan mengusap air mata yang membasahi pipinya.

Misnan yang saat ini menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Deliserdang dan Ketua Badan Pembuatan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Deliserdang, membuktikan kecintaannya terhadap kampus UIN-SU. Setelah dia duduk kembali menjadi wakil rakyat untuk Daerah Pemilihan (Dapil) VI, meliputi Kecamatan Percut Sei Tuan dan Batang Kuis pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendaftarkan dirinya menjadi Mahasiswa Strata Tiga (S3)

“Jadi sebenarnya, sejak saya tamat Madrasah Aliyah, satu-satunya cita-cita saya adalah melanjutkan kuliah di IAIN (UIN-SU). Saya ingin menamatkan kuliah dan menjadi bagian dari keluarga besar almamater UIN-SU. Dan alhamdulillah, Allah SWT mengabulkannya di jenjang S3 ini,” ungkap Misnan yang saat ini tinggal di Jalan Pengabdian, Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Tak lupa saat itu juga Misnan mengungkapkan keberhasilan dirinya hingga saat ini berkat Almarhum istrinya yang pergi meninggalkan setahun lalu. Dia mengaku sosok Almarhum istrinya sangat mendukungnya dalam urusan karir dan pendidikan, terutama saat-saat menjalani perkuliahan S3.

“Beliau tidak bisa hadir saat ini, di hari yang sangat berbahagia ini. Beliau telah di sisi Allah SWT sejak setahun lalu. Saya yakin, beliau bangga dan senang melihat saya bisa berhasil meraih gelar doktor,” ungkap Misnan.

Sementara itu saat pemaparan hasil penelitian desertasinya, Misnan menyampaikan, pencitraan politik yang dilakukan partai politik selalu dipersepsi sebagai upaya personifikasi “palsu” yang dipertontonkan para politisi dalam konteks pragmatis. Padahal, pencitraan politik dapat berjalan sesuai nilai-nilai etika melalui peran dan studi komunikasi Islami.

Kisah Inspiratif Misnan Aljawi
Dr. Misnan Aljawi SH MH saat menyampaikan hasil penelitian desertasinya. (Waspada/ist).

Strategi pencitraan politik dan komunikasi Islami mampu berjalan beriringan dan memberikan pertimbangan-pertimbangan tertentu bagi partai politik dalam merebut hati masyarakat atau pemilih.

Penelitian tersebut, kata Misnan, bertujuan untuk menganalisis bentuk strategi pencitraan politik dan komunikasi Islami Partai Persatuan Pembangunan Deliserdang dalam Pemilu 2019 lalu.

Hasil penelitian yang dilakukan Misnan menunjukkan strategi pencitraan politik PPP Kabupaten Deliserdang dimulai dari menetapkan target pasar yang diprioritaskan kelompok segmen beragama Islam, kemudian penentuan pesan politik yang bermuatan Islami dengan jargon, “Islam Agamaku, Ka’bah Kiblatku, PPP Pilihanku”. Selanjutnya, komunikasi Islami dengan memperkuat figuritas calon anggota legislatif yang memiliki track record sebagai tokoh agamis dan cendekiawan muslim.

Bentuk strategi pencitraan politik dan komunikasi Islami yang paling terlihat adalah janji politik yang dilakukan Partai PPP tidak bersifat pragmatis transaksional, melainkan wujud janji politik yang memang dipilih berkaitan dengan program-program menyentuh kebutuhan rakyat, seperti menjanjikan membantu permasalahan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Melalui figur-figur calon anggota legislatifnya yang kuat, PPP mampu mempertahankan jumlah kursi di Kabupaten Deli Serdang di tengah derasnya gejolak politik baik di tingkat pusat dan wilayah Sumatera Utara.

Setelah selesai persentasi, ketiga penguji secara bergiliran memberikan tanggapan dan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan para penguji mampu dijawab dengan lugas, tuntas dan sempurna oleh Misnan.

Misnan pun bertekad, dengan hasil penelitian yang dilakukannya itu, akan semakin menguatkan semangatnya dalam membesarkan Partai Persatuan Pembangunan ke depannya.

Sedangkan Ketua sidang, Prof. Dr. Lahmuddin,MEd diakhir sidang, berpesan agar ilmu dan gelar doktor yang sudah diraih bisa terus bermanfaat, khususnya dalam menegakkan dan membesarkan PPP, selaku satu-satunya partai politik di Indonesia yang berazaskan Islam.

Prof. Dr. Lahmuddin,M.Ed juga mengapresiasi Misnan yang mampu menyelesaikan studi S3-nya dengan waktu yang cepat. “Ini adalah salah satu yang tercepat. Kita patut berbangga, di tengah kesibukan sebagai Ketua PPP dan anggota dewan, Bapak Misnan bisa fokus kuliahnya sehingga bisa menyelesaikannya dengan cepat,” katanya.

Turut hadir dalam sidang terbuka tersebut Sekretaris DPC PPP Deliserdang, Juriadi SPdI, Bendahara, Abdul Ghafur Sina SH, Ketua OKK I, Ustad Ngatman Azis; Ketua OKK II, Alwansyah Putra, anggota Fraksi PPP DPRD Deliserdang, Muhammad Adami Sulaiman dan Hj Sa’adah Lubis, Pengurus DPC PPP Deliserdang; Kepala Desa Bandar Setia, Sugiato dan lainnya. WASPADA.id/Edward Limbong

  • Bagikan