Secercah Harap Di Balik Pusuk Buhit Toba JouJou Festival 2022

  • Bagikan
Secercah Harap Di Balik Pusuk Buhit Toba JouJou Festival 2022

Toba JouJou Festival 2022 dilaksanakan Bank Indonesia perwakilan Sibolga di desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, Huta Raja, Samosir, Senin (17/10) sampai Selasa (18/10).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Yuliansah Andrias, dalam laporan kegiatan yang dibuka secara virtual oleh Mentri Pariwasata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Solahuddin Uno, Senin (17/10) pagi, menjelaskan festival dikemas dengan paket Toba JouJou Show, Toba JouJou Fair, Toba JouJou Forum dengan berbagai paket kegiatan menarik untuk publik dan bagi peserta pelaku UMKM.

Di hadapan undangan dan khalayak secara hybrid di pantai pasir putih kawasan Ulos Huta Raja, Andrias memaparkan tujuan Toba JouJou 2022 antara lain sebagai upaya pemulihan ekonomi dan promosi perdagangan melalui dukungan pada pariwisata dan UMKM di berbagai sektor potensial.

Secercah Harap Di Balik Pusuk Buhit Toba JouJou Festival 2022

Turut berkontribusi dan bersinergi dalam mendukung Presidensi G20 Indonesia, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Bangga Wisata Indonesia, serta Program Flagship Bank Indonesia.

Sarana sosialisasi terkait sistem pembayaran digital atau non tunai (QRIS) maupun tunai (CBPR) serta penguatan digitalisasi sebagai pendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba.

Hal ini dikuatkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara Dodi Zulverdi sebagai pembicara kunci setelah laporan Yuliansyah Andrias bahwa apa yang dilakukan Bank Indonesia Sibolga bermaksud memberi daya dorong agar kegiatan UMKM dan pariwisata Danau Toba bergerak seiring di mana membutuhkan kualitas SDM dan kemampuan teknologi yang memadai. “Salah satunya sistem pembayaran digital non tunai untuk memudahkan para pelaku UMKM,” tukas Dodi.

Tentu saja apa yang dilakukan Bank Indonesia Sibolga ini disambut hangat oleh Pemkab Samosir yang berkeinginan kuat UMKM dan pariwisata kawasan itu semakin berkembang. “Generasi muda agar konsisten merawat budaya leluhur sebab hal itu salah satu daya tarik di samping produk UMKM dan potensi wisata kita,” ujar Bupati Samosir Vandiko T Gultom.

Selain Forkopimda Samosir, tokoh Kabupaten Toba tetangga Samosir, pejabat Sumatera Utara, perangkat desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, tokoh adat dan masyarakat, hadir sebagai tokoh sentral dalam acara pembukaan H.Gus Irawan Pasaribu SE.Ak, MM dan Deputi Direktur Bank Indonesia Naek Sinaga.

Anggota Komisi XI DPR RI H.Gus Irawan Pasaribu SE.Ak, MM yang juga Ketua Gerindra Sumatera Utara mengingatkan bahwa pemerintah pusat sedemikian besarnya menggelontorkan dana untuk mendorong kawasan Danau Toba lebih maju lagi, di mana semua pihak mengambil bagian untuk tujuan tersebut antara lain contohnya dengan apa yang dilakukan Bank Indonesia Sibolga.

“Apa yang diprogramkan pemerintah pusat tentu ujungnya diharapkan menghasilkan devisa, pastilah devisa itu akan datang kalau turis mancanegara berkunjung ke Samosir, ke Danau Toba,” ujar Gus Irawan Pasaribu mantan Direktur Utama Bank Sumut tiga periode dan mantan Ketua Umum KONI Sumatera Utara dua periode ini.

Devisa pastilah datang, lanjut Gus, kalau produk UMKM dibeli turis yang berkunjung ke Danau Toba di mana kemudian produk lokal menjadi komoditi eksport misalnya dibeli di Belanda.

Bank Indonesia Sibolga merancang Toba JouJou Festival 2022 sekaligus untuk memperingati Hari Ulos Nasional. “Selamat Hari Ulos Nasional, semoga Ulos dari Tapanuli, dari Samosir ini go nasional dan go internasional, dan kemudian di ujungnya itupun akan menghasilkan devisa,” tukas Gus.

H.Gus Irawan Pasaribu SE.Ak, MM sempat menatap Pusuk Buhit di hadapannya saat berbicara di podium, mengisaratkan bulu romanya merinding karena leluhur Pasaribu berasal dari Pusuk Buhit, atau puncak tertinggi di untaian Bukit Barisan yang bagaikan “mengawal” Danau Toba. Kaki Pusuk Buhit terhubung ke Samosir lewat Tano Ponggol di mana saat ini sedang dalam proses bangun jembatan lebih besar sebab terusan selebar 20 meter akan dibesarkan jadi 80 meter agar kapal besar bisa mengitari Pulau Samosir.

“Saya pribadi berkeinginan kawasan ini semakin maju karena leluhur saya berasal dari Pusuk Buhit ini,” tukas Gus menunjuk ke arah Pusuk Buhit.

Gus mengajak semua kalangan mengambil bagian atas program pemerintah pusat dengan cara lebih lebih terbuka untuk menerima tamu tamu, mudah mudahan Tuhan restu tamu tamu lebih banyak berkunjung. “Mari kita ciptakan situasi kondusif, bersih, ramah di kabupaten Samosir, di kawasan Danau Toba, agar tamu tamu merasa betah di sini,” papar Gus kemudian menutup sambutannya dengan memberi referensi Bali sebagai tuan rumah yang baik hendaknya bisa ditrapkan di kawasan ini.

Tak salah panitia festival menetapkan Gus Irawan sebagai tokoh sentral di awal festival yang dibuka secara virtual oleh Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno ini karena dari rangkaian paparan pejabat Bank Indonesia dan Pemkab Somosir mengunci dengan satu kata: Devisa.

Sebelum melangkah mengurai apa yang disampaikan H.Gus Irawan Pasaribu SE.Ak, MM yang berharap pihak Bank Indonesia Sibolga memonitor input dan output festival setelah Toba JouJou 2022 berakhir, ada baiknya mengukur perjalanan tamu lokal dari Asahan untuk sampai ke Kampung Ulos Huta Raja.

Jika pengunjung Samosir dan sekitar Danau Toba via Bandara Kuala Namu atau warga Medan mengeluhkan kualitas jalan Pematang Siantar-Prapat, itu masih lumayan bagusnya dibanding ruas jalan Limapuluh (Kabupaten Batubara)-Perdagangan-Pematang Siantar.

Saat ini memang naas bagi warga Kabupaten Asahan, Batubara, Labuhan Batu Utara yang hendak piknik ke Danau Toba, atau panggilan sosial ke Bona Pasogit; ke Huta Nami, Rura Silindung, Tano Ponggol, Pusuk Buhit, Tuktuk dan sebagainya. Mengambil rute via Limapuluh akan berhadapan dengan ruas jalan rusak parah di Perdagangan, Kerasaan dan beberapa titik lainnya. Via Ponot-Porsea hampir sama atau balik tak balik atau sebelas dua belas dengan rute Kisaran-Tanah Jawa-Pematang Siantar. Para warga ini hampir tidak mungkinlah mencarter helikopter. Mungkin warga Labuhan Batu dan Labusel bisa berpiknik ria melintasi Gunung Tua-Sipirok-Tarutung.

Wajar saja jika ada awam menyelutuk karena susah payah melintasi jalan rusak di atas: “Macam tidak ada pemerintahan di sini bah?”. Namanyalah awam belum tentu paham skala prioritas kebijakan, disiplin anggaran, surplus minus anggaran dan tetek bengek keuangan negara lainnya. Yang jelas kondisi rusak parah ruas jalan itu sudah bertahun tahun.

Warga di kawasan ini selain gairah healing tentu saja banyak keturunan Batak yang bathiniahnya tak tercerabut dari akar di Bona Pasogit. Soal pulang kampung atau sekedar piknik merupakan absolut soal bathin. Berapapun rupiah harus keluar kocek tidak menjadi masalah jika itu memenuhi kebutuhan bathin.

Harap dicatat, masyarakat Batak yang bermukim di luar kawasan Danau Toba merupakan potensi besar memajukan Samosir dan sekitarnya. Jika infrastruktur jalan jembatan bagus mereka akan rajin pulang kampung, tentu Rupiah dan barang bersubstitusi ekonomi mereka bawa ke kampung leluhurnya. Atau sekedar healing memenuhi panggilan bathin atas dasar nearly dengan akar budaya. Bandara Silangit tentu hanya akan ramah dan sopan menyambut warga asal kota besar Medan, Batam, Palembang, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Ujung Pandang dan lainnya. Jika melihat statistik dan pengamatan jauh lebih dahsyat tingginya angka kunjungan dengan sepeda motor, kenderaan roda empat bahkan bus carteran, pickup, sampai gowes sepeda.

Maka sangat strategis Bank Indonesia Sibolga mematok nama festival dengan Toba JouJou Festival 2022. JouJou artinya memanggil atau panggilan. Toba memanggil para perantau minimal rajin mudik. Toba memanggil kesadaran pekerja wisata tempatan dan pelaku UMKM untuk ambil bagian atas program pemerintah pusat sebagaimana disampaikan Gus Irawan Pasaribu di atas. Hal ini sangat fundamental bagi kemajuan kawasan Danau Toba.

Presiden Joko Widodo pada 2021 menetapkan Gerakan Menuju Smart City khusus untuk 70 kota dan kabupaten yang ada pada 10 KPPN dan kawasan Ibu Kota Negara Baru, yaitu Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Pulau Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), Danau Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Borobudur (Jawa Tengah), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Bromo (Jawa Timur), dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur). Danau Toba salah satu titik termasuk dalam skala Super Prioritas.

Pemerintah pusat punya alasan kuat sehingga Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Sholahuddin Uno seringkali turun ke lapangan termasuk ke Danau Toba, kawasan mana pernah subur tak hanya menghasilkan Dollar, Ringgit, Rupe, Euro dan lainnya akan tetapi penjual jeruk di Prapat juga anak anak mereka yang masih duduk di bangku SD bisa berbicara Inggris, Itali, Perancis, Jerman dan bahasa asing lainya menggambarkan betapa warga asing terlalu banyak berkunjung ke Danau Toba saat itu. Hal inilah yang disitir Gus Irawan dengan Devisa akan datang kalau turis mancanegara berkunjung, jika produk UMKM dibeli dan atau jadi komoditi ekspor, untuk mana masyarakatnya harus lebih terbuka menerima tamu tamu, menjadi tuan rumah yang baik dengan refensi pariwisata Bali.

Tentu saja maksud Gus menjadi tuan rumah yang baik dalam melayani turis, pelancong atau tamu dalam situasi kondusif dan infrastruktur tanpa keluhan. Logikanya, dalam keadaan infrastruktur rusak parah masyarakat tetap menempuhnya untuk sampai ke Danau Toba. Betapa Toba itu sangat JouJou merupakan modal dasar yang dahsyat.

Menyikapi kebijakan Presiden Jokowi atas Danau Toba salah satu skala Super Prioritas, akhir 2021, Koordinator Penyusunan Masterplan Smart City Direktorat LAIP, Dwi Elfrida Simanungkalit, di kanal youtube E-Government Indonesia menggariskan bahwa Gerakan Menuju Smart City atau kota cerdas di kawasan Danau Toba bertujuan menarik minat wisatawan dan investor untuk mengembangkan infrastruktur setempat.

Selain itu, menurut Dwi, kelayakan amenitas seperti ketersediaan penginapan, toilet bersih, sarana ibadah, dan fasilitas kesehatan di kawasan Danau Toba harus dipacu memenuhi standar internasional, apalagi masih jauh di bawah standar nasional. Toilet bersih yang dimaksudkan Dwi saat ini bisa kita dapatkan di Kaldera Sibisa.

Boru Simanungkalit ini mengingatkan kelayakan amenitas yang sudah distandarisasi Kemenparekraf harus dipenuhi kabupaten kota dalam Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional (KPPN).

Sangat melegakan rujukan Dwi bagi Kementerian PUPR dalam hal anggaran fokusnya bisa digunakan untuk pengembangan infrastruktur destinasi wisata, termasuk kelayakan amenitas dari kementerian untuk kota/kabupaten yang ada pada KPPN.

Apalagi Danau Toba oleh Kemenparekraf dan Kementerian PPN/Bappenas ditetapkan sebagai salah satu kawasan pariwisata prioritas yang didukung oleh delapan kota/kabupaten, yakni Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, Kabupaten Karo, dan Kabupaten Simalungun. Khalayak tentu saja berharap banyak instansi tehnis menggenjot perbaikan dan atau peningkatan kualitas infrastruktur di sejumlah kabupaten ini.

Secercah Harap Di Balik Pusuk Buhit Toba JouJou Festival 2022

Begitu pentingnya infrastruktur; apakah karena di atasnya melintas para Pahlawan Pembayar Pajak Kenderaan, atau karena Danau Toba masuk KPPN, atau bahkan karena panggilan nurani seorang legislator, makanya Ketua DPRD Sumatera Utara dari Partai Wong Cilik PDIP Baskami Ginting awal Oktober 2022 turun ke lapangan menegur kontraktor perbaikan dan peningkatan ruas jalan propinsi di kabupaten Simalungun karena dinilai lambat.

“Oleh karena itu, untuk mewujudkan gerakan smart city di kawasan Danau Toba, diperlukan adanya peran aktif dari semua pihak untuk dapat mendukung Danau Toba sebagai destinasi wisata yang dikenal oleh para wisatawan nasional maupun internasional,” ujar Dwi dikutip laman aptika.kominfo.go.id.

Menarik memang ajakan H.Gus Irawan Pasaribu SE.Ak, MM kepada pemerintah dan masyarakat Kabupaten Samosir menyikapi program pemerintah pusat menggelontorkan dana cukup besar. “Mari kita ikut ambil bagian,” tukas Gus dalam bahasa Batak lalu menterjemaahkannya ke bahasa Indonesia.

Ambil bagian dengan cara lebih terbuka menerima tamu tamu, menciptakan kondisi kondusif, bersih, ramah, atau menjadi tuan rumah yang baik di samping berjuang agar produk lokal serta ulos jadi komoditi ekspor. “Ujung ujungnya diharapkan mendatangkan devisa,” papar H.Gus Irawan Pasaribu SE.Ak, MM.

Tapi jangan lupa dengan apa yang disampaikan Koordinator Penyusunan Masterplan Smart City Direktorat LAIP, Dwi Elfrida Simanungkalit, tentang infrastruktur. “Turis mancanegara jika berkunjung sudah pasti bawa devisa bahkan turis level hippies. Namun, jika turis mancanegara tak kunjung datang misalnya ada travel warning di negaranya, tak soal, asalkan infrastruktur jalan di delapan kabupaten pendukung layak bagi turis dan pelancong lokal, akan serasi dengan kapal yang semakin baik di perairan Danau Toba. Minimal tiap weekend Danau Toba bakal kebanjiran tamu lokal,” tandas Guntur Selo Samudra dari Diklat Jurnalistik Inibabad dan owner EO Genkgong Art House dan Bale Genkgong Kisaran yang punya sedikit pengalaman event organizer di kawasan Danau Toba.

Mudah-mudahan secercah harap di balik Pusuk Buhit ini menjadi kenyataan terang benderang sehingga Toba JouJou Festival tetap dilaksanakan setiap tahun untuk promosi, evaluasi, dan motivasi bahwa sesungguhnya Tanah Batak bisa juga seperti Tanah Bali.

WASPADA/Nurkarim Nehe

Keterangan foto utama: Anggota Komisi XI DPR RI H.Gus Irawan Pasaribu SE.Ak,MM, Bupati Samosir Vandiko T Gultom, Kepala Bank Indonesia Sumut Dodi Zulverdi disambut warga sesaat sebelum pembukaan Toba JouJou Festival 2022 dimulai, di pantai pasir putih Lumban Suhi-Suhi Toruan, Samosir, Senin (17/10) pagi. Latar belakang terlihat Pusuk Buhit menjulang bagaikan mengawal Samosir dan Danau Toba membersitkan secercah harapan kawasan ini bangkit kembali mendunia guna mendatangkan devisa. Waspada/Nurkarim Nehe

  • Bagikan