Menggerakkan Persatuan Melalui Karnaval Rapai

Laporan: Zainal Abidin

  • Bagikan
Pelajar SMP Negeri 6 Lhokseumawe di bawah Koordinator Rini Eliany, S. Pd dan didukung penuh oleh Kepsek Drs. Isa Ansari ikut ambil bagian dalam Karnaval HUT RI dengan mengangkat tema, 'Rapai Sebagai Pemersatu', Sabtu (19/8). Waspada/ist
Pelajar SMP Negeri 6 Lhokseumawe di bawah Koordinator Rini Eliany, S. Pd dan didukung penuh oleh Kepsek Drs. Isa Ansari ikut ambil bagian dalam Karnaval HUT RI dengan mengangkat tema, 'Rapai Sebagai Pemersatu', Sabtu (19/8). Waspada/ist

RAPAI merupakan alat musik tradisional yang biasanya digunakan secara massal. Pada awal perdamaian konflik Aceh, pagelaran rapai dihelat untuk menyambut kembali persatuan di Aceh.

Pelajar SMP Negeri 6 Lhokseumawe di bawah Koordinator Rini Eliany, S.Pd dan didukung penuh oleh Kepsek Drs. Isa Ansari ikut ambil bagian dalam Karnaval HUT RI dengan mengangkat tema, ‘Rapai Sebagai Pemersatu’, Sabtu (19/8).

Agus Salem, S.Ant, Guru Seni Budaya SMPN 6 Lhokseumawe, Selasa (22/8) menjelaskan, rapai menjadi tema karnaval karena selama ini alat musik tradisional ini sering ditampilkan pada momen-momen besar terutama pada momen perdamaian Aceh.

Sepanjang rute pawai barisan dikomandoi ikon besar Raja Rapai. Selain itu, mereka juga menggunakan musik rapai. Rute karnaval mulai dari Lapangan Hiraq melintasi pusat kota.

Menggerakkan Persatuan Melalui Karnaval Rapai

Selayang Pandang Rapai Dan Perdamaian Aceh

Pada Agustus 2016, dalam memperingati damai, Pemerintah Aceh memfasilitasi agenda besar dengan judul ‘Aceh International Rapai Festival 2016’. Momen ini menggabungkan beberapa alat musik tradisional Aceh dan musik modern, yang dikolaborasikan menjadi satu kesatuan musik.

Instrumen didominasi rapai, terdiri dari Rapai Pasee, Rapai Uroh Duek, Rapai Geleng, Rapai Pulot Krimpeng, lalu ada alat musik modern seperti bass, gitar, keyboard, terompet dan drum.

Rapai adalah alat musik perkusi tradisional yang termasuk dalam keluarga frame drum, yang dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan tanpa menggunakan stick. Rapai sering digunakan pada upacara-upacara adat di Aceh seperti upacara perkawinan. Secara filosofi dan kultural, rapai tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Aceh.

Dalam catatan sejarah, rapai dikenal di Aceh sejak abad ke-11, diciptakan oleh Syech Rapi atau Syech Rifai. Dia penyair dari Baghdad, memainkan rapai sambil menyebarkan Islam dengan syair-syairnya. WASPADA.id

  • Bagikan