Berpuasa Untuk Memperbaiki Hati

  • Bagikan

Oleh Zulkarnain Lubis

Ibadah puasa memiliki pengaruh yang sangat hebat terhadap perbaikan hati kita, karena selain bertaubat, obat ampuh untuk mengatasi penyakit hati antara lain adalah puasa

Dalam beribadah di bulan Ramadhan, bukan hanya kondisi fisik saja yang perlu disiapkan, kondisi hati dan pikiran juga perlu persiapan khususnya menjaga hati. Hati yang terjaga akan senantiasa memancarkan kekuatan iman dan semakin tenang dalam melakukan kebaikan-kebaikan. Jadi dalam menyambut bulan suci ini, kita harus persiapkan hati kita untuk menjaganya, sehingga berada dalam bulan Ramadhan, hati kita juga sudah bisa “ikut berpuasa”.

Dalam menjaga hati selama bulan puasa ini, setidaknya ada empat hal yang dapat dan perlu dilakukan, yaitu (i) selalu ikhlas dan sabar dalam menjalankan ibadah kita, (ii) sering berkumpul di majelis ilmu dan kajian Islam, (iii) selalu berhusnudzon kepada Allah swt, (iv) terus menerus berdoa kepada Allah swt.

Sabar berarti menahan diri dari keluh-kesah, tidak gampang marah, tabah menghadapi ujian, dan tak lekas mengeluh menghadapi situasi sulit. Sabar bisa juga diartikan sebagai dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam, menahan diri dalam keadaan lapang dan keadaan sempit dan dari hawa nafsu yang menggoyahkan iman.

Dengan bersabar berarti hanya mengharapkan kebahagian dari Allah dan hal itu merupakan sesuatu yang paling mulia serta yang utama. Dalam Islam sikap sabar dijanjikan pahala besar sebagaimana tercantum pada surah Al Baqarah ayat 153. Sementara ikhlas maksudnya adalah mengerjakan segala sesuatu yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya (ibadah) dengan penuh ketulusan semata-mata hanya untuk mendapat keridhaan-Nya, baik di dunia maupun di Akhirat.

Dengan kata lain, ikhlas berarti bahwa seluruh ibadah diniatkan kepada Allah swt sehingga ikhlas diartikan sebagai menyingkirkan segala sesuatu selain Allah. Oleh karena itu, kesabaran dan keikhlasan akan bisa menghindar dari hati yang kotor dan ternoda serta akan menuntun kita ke jalan yang lurus dan menghindarkan diri dari kemungkaran.

Sikap ikhlas dan sabar dalam menjalankan puas akan membuat kita mampu menahan diri, bukan hanya menahan lapar dan dahaga tapi juga mampu menahan dan mengendalikan amarah dan emosi, serta menghadapi berbagai cobaan yang menimpa selama menjalani ibadah di bulan puasa ini, sehingga kita dapat merasakan tujuan puasa, mendapatkan hikmahnya, hingga akhirnya meraih kemenangan.

Hal berikutnya yang bisa kita lakukan untuk menjaga hati adalah sering berkumpul di majelis ilmu dan kajian Islam. Meluangkan waktu untuk berkumpul di majelis ilmu dan kajian Islam, selain akan menambah wawasan dalam hal Islam dan keislaman, juga akan membuat hati kita tenang karena berkumpul dengan orang-orang baik.

Sebagaimana kita ketahui bahwa akhlak dan perilaku yang dimiliki seseorang sangat dipengaruhi oleh akhlak dan perilaku lingkungan sekitarnya. Bergaul dengan orang-orang shalih, akhlak dan perilaku mereka akan mempengaruhi kita menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan bersama orang-orang shalih, kita akan senantiasa termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik atau setidaknya menjadi pengingat yang akan menjaga diri kita untuk selalu berada di jalan yang benar.

Sebaliknya jika dalam bulan puasa ini kita bergaul dengan orang-orang yang berakhlak tidak baik, bukan tidak mungkin akan membuat kita susah menjaga hati kita, karena keburukan seseorang juga bisa memberikan pengaruh buruk terhadap lingkungan di sekitarnya.

Selanjutnya, untuk menjaga hati khususnya dalam menjalankan ibadah di bulan puasa ini, kita bisa lakukan dengan selalu berhusnudzon kepada Allah swt. Seseorang yang menerapkan sikap husnudzon dalam hidupnya, akan bersikap tulus atau ikhlas dalam berbuat sehingga hidupnya menjadi tentram dan damai.

Dengan selalu husnudzon kepada Allah, hati kita akan tenang dan selalu terjaga serta bersemangat dalam melakukan kebaikan dimanapun dan kapanpun. Orang yang senantiasa berhusnudzon, rasa syukurnya dan rasa sabarnya akan tumbuh dengan kuat dalam dalam jiwanya. Orang yang berhusnudzon juga akan sibuk memperbaiki dirinya dan mendorongnya untuk terus berintrospeksi atau mawas diri.

Hal selanjutnya yang bisa kita lakukan untuk menjaga hati dalam menjalankan ibadah termasuk di bulan suci ini adalah terus menerus berdoa kepada Allah swt. Kekuatan doa sangatlah hebat, jadi berdoalah kepada Allah swt, apalagi kita dalam kondisi yang penuh cobaan.

Berdoa merupakan solusi terbaik saat hati sedang kacau, karena dengan berdoa mestinya kita akan merasa lebih tenang dan membuat hati kita terhindar dari hal-hal buruk dan kotor. Akan lebih bagus lagi jika kita tambahkan dengan memperbanyak dzikir agar hati semakin tenteram dan damai serta terhindar dari berbagai prasangka buruk.

Selain perlu menjaga hati sebagai bekal untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, tentu saja ibadah yang kita lakukan dalam bulan Ramadhan ini diharapkan bisa sebagai sarana untuk memperbaiki diri, dan di antara fokus perbaikan diri yang seharusnya menjadi target kita di bulan yang penuh berkah ini adalah perbaikan hati, yaitu bagaimana mengupayakan hati kita agar senantiasa tunduk dan selalu beribadah kepada-Nya dengan amal-amal hati yang dicintai dan diridhai-Nya.

Melalui ibadah-ibadah hati seperti keikhlasan, tawakkal, takut dan berharap kepada Allah, khusyu’ dan tawadhu adalah ibadah yang akan memperbaiki diri termasuk memperbaiki hati. Ketahuilah, jika hati jernih, maka di antara pengaruhnya adalah kejernihan dalam memilah kebenaran dari kebathilan. Hati yang bersih akan dapat mengenal kebenaran dengan baik, seperti cermin yang bersih yang akan memantulkan bayangan yang baik.

Hati yang kotor sebaliknya, ibarat cermin yang kotor yang akan memantulkan bayangan yang buram. Hati yang kotor akan membuat kebenaran menjadi samar. Hati yang kotor penuh dengan penyakit hati yaitu antara lain menganggap rendah orang lain (takabbur), merasa dirinya adalah yang terbaik (‘ujub), riya, pelit (bakhil), hasad, dengki, dan penyakit sejenis lainnya. Orang yang hatinya kotor akan terbalik melihat kebenaran, yang benar jadi salah, yang salah jadi benar, yang tauhid jadi syirik, yang syirik jadi tauhid, yang sunnah jadi bid’ah, yang bid’ah jadi sunnah, yang taat jadi maksiat, yang maksiat jadi taat, yang hak jadi bathil, dan yang bathil jadi hak.

Sungguh, ibadah puasa memiliki pengaruh yang sangat hebat terhadap perbaikan hati kita, karena selain bertaubat, obat ampuh untuk mengatasi penyakit hati antara lain adalah puasa, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya puasa itu akan menjadi pelindung baginya”. Pada kesempatan lain, Nabi SAW bersabda, “Puasa itu adalah perisai” yang maksudnya adalah perisai dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.

Puasa dapat melemahkan syahwat perut dan kemaluan sehingga kita mampu menjauhi kemaksiatan dan dengan menjauhi kemaksiatan, maka hati akan menjadi bersih, itulah sebabnya ibadah puasa memiliki pengaruh yang sangat hebat terhadap perbaikan hati kita.

Untuk itu, kehadiran bulan Ramadhan dan perintah puasa serta berbagai ibadah lainnya di bulan suci ini merupakan momentum yang sangat penting untuk membangun pribadi Muslim yang memiliki keikhlasan hati kepada Allah swt serta sekaligus mensucikan diri dari segala penyakit, khususnya penyakit hati.

Berpuasa dan menjalankan ibadah lainnya di bulan Ramadhan diharapkan akan menjadi sarana untuk mensucikan hati dan jiwa agar taat kepada perintah-Nya, sehingga bulan Ramadhan adalah bulan pendidikan rohani yang melatih keuletan, kejujuran, kesabaran serta menjadi kekuatan untuk menahan gejolak nafsu yang mendorong kita melakukan dosa dan kesalahan.

Saat beribadah di bulan Ramadhan, kita akan menjadi semakin religius yang membuat kita lebih dekat dengan Sang Pencipta. Beramal, bersedekah dan berbagi kebahagiaan dengan sesama, berdo’a, melakukan tarawih dan solat sunat lainnya, membaca Al-Qur’an, bershalawat, serta berperilaku baik akan membuat kita merasa lebih tenang dan merasakan kedamaian lahir maupun batin.

Melalui kedamaian dan ketenangan bathin, melalui tertanamnya nilai-nilai keuletan, kejujuran, kesabaran, dengan merasakan kehidupan yang lebih religious, dengan kemampuan menahan hawa nafsu yang ada pada diri kita, dan dengan merasa lebih dekat kepada Sang Pencipta, secara langsung ataupun tidak langsung, kita mampu memperbaiki hati kita dan mampu membuang penyakit yang bersemayam di hati kita, yaitu takabbur, ‘ujub, riya, sombong, iri, bakhil, hasad, dengki, suudzon, dan penyakit sejenis lainnya.

Jadi, mari kita sambut bulan yang penuh rahmat ini dengan hati yang bersih, dimana bulan Ramadhan juga merupakan bulan ampunan dan pembebasan bagi setiap umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas. Mari kita tanamkan nilai keikhlasan melalui ibadah hati kepada Allah SWT, semoga ibadah puasa di bulan suci Ramdhan ini.

Allah SWT memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita untuk selalu ikhlas dalam hati kepada Allah pada setiap aktivitas kehidupan sehari-hari. Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah serta kekuatan kepada kita semua untuk menjadikan bulan Ramadhan tahun ini sebagai bulan perbaikan diri yang sebenarnya, utamanya perbaikan hati dan kondisi batin kita masing-masing.

Penulis adalah Guru Besar UMA, Rektor Institut Bisnis IT&B.

  • Bagikan