Esplanade Medan – Penang

  • Bagikan
Esplanade Medan – Penang

Oleh Budi Agustono

Beberapa tahun belakangan Lapangan Merdeka yang dulunya bernama Esplanade menjadi arena perebutan bisnis besar yang membuat peran historisnya makin hari makin menghilang

Esplanade adalah berasal dari bahasa Latin spianata yang artinya permukaan, lapangan berumput, lapangan terbuka atau lapangan tempat orang berjalan. Kemudian pada abad ke enam belas kata spianata berubah menjadi menjadi esplanade. Arti esplanade sama seperti spianata yaitu permukaan, lapangan terbuka atau lapangan tempat orang berjalan. Ruang terbuka lebar perlahan menjadi tempat bersantai, berolah raga dan kegiatan warga lainnya.

Lokasi esplanade ada yang berdekatan dengan pantai, ada yang terletak di jantung kota. Bentuk esplanade jarang yang bundar melainkan berbentuk segi empat. Esplanade cukup luas tetapi tidak lebih kecil dari luas lapangan sepak bola. Meski berbentuk segi empat dan layaknya lapangan sepak bola, tetapi lapangan bersegi empat esplanade bukan tempat bermain sepak bola.

Dalam sejarah kolonisasi ke Dunia Timur terutama Asia Tenggara sedikitnya ada dua negeri jajahan yang meninggalkan frasa esplanade yaitu Medan (Sumatera Timur) dan Penang (Malaysia). Kolonisasi Belanda dan mengalirnya modal besar kolonial ke Sumatera Timur (Medan) poada pertengahan abad ke sembilan belas mendatangkan pembangunan kota. Satu demi satu gedung perkantoran, pemerintahan, maskapai perkebunan, perbankan, perhotelan, tempat hiburan, stasiun kereta api, kantor pos, perumahan Belanda – Eropa, restoran, pelabuhan, lapangan terbang, gedung pertemuan dan sebagainya berdiri mengisi pembangunan kota Medan.

Berdirinya gedung-gedung dengan berbagai fungsi memercepat geliat kota Medan sebagai ibukota Keresidenan Sumatera Timur. Untuk mempercantik keindahan kota hampir bersamaan dengan berdirinya gedung-gedung modern pemerintah kolonial Belanda dan pemilik modal kolonial merancang lapangan terbuka bersegi empat di jantung kota yang kemudian dikenal dengan sebutan Esplanade.

Esplanade Medan dibangun tahun 1880-an berfungsi sebagai tempat berjalan kaki dan kegiatan sosial. Di atas esplanade tidak dibolehkan mendirikan bangunan apapun sengaja dikosongkan dan ditumbuhi rumput hijau untuk keindahan kota sekaligus penanda kota yang di sekelilingnya. Di sisi kiri kanan Esplanade ditanam pohon besar membuat lapangan terbuka tampak sejuk dan asri. Esplanade Medan merupakan ciri khas kota karena letaknya di pusat kota yang mulai tumbuh menjadi kota satelit kolonial. Di Esplanade inilah kegiatan sosial dan keramaian digelar untuk berbagai aktivitas kota Medan.

Semasa kekuasaan Belanda sampai masa runtuhnya sebutan Esplanade masih terus dipakai sebagai tempat kegiatan sosial. Sesudah kekuasaan Belanda berganti dengan Jepang, Esplanade yang terkenal itu ber(di)tukar namanya menjadi Furukaido. Sistem politik Jepang melarang nama-nama Belanda – Eropa di ruang publik dan menggantinya dengan nama Jepang. Esplanade yang beraroma Belanda diganti namanya menjadi Furukaido.

Meski bertukar nama Furukaido fungsinya tidak berubah. Di sekelingnya tumbuh pohon besar dan rumput hijau meranggas di lapangan terbuka ini sehingga tampak asri dan teduh. Sesudah Indonesia merdeka Fukuraido berubah nama menjadi Lapangan Merdeka. Pada tahun 1970-an Lapangan Merdeka terasa sejuk dan rindang karena bertumbuhan pohon besar yang ditanam sejak masa kekuasaan Belanda di Medan.

Pohon-pohon besar masih berdiri kekar dan akarnya mengikut bumi. Rumput hijau tampak subur dan enak dipandang mata hidup di atas lapangan persegi empat ini. Lapangan Merdeka tetap menjadi ruang terbuka tempat aktivitas sosial pemerintahan dan warga. Sepeda, sepeda motor dan kendaraan umum berseliweran lalu lalang meskipun tidak sebanyak di masa-masa sesudahnya. Di pinggir Lapangan Merdeka penjaja makanan, minuman dan pencukur rambut membuka lapak mencari pelanggan. Itulah suasana teduh Lapangan Merdeka.

Beberapa tahun belakangan Lapangan Merdeka yang dulunya bernama Esplanade menjadi arena perebutan bisnis besar yang membuat peran historisnya makin hari makin menghilang. Bekas Esplanade dan Fukuraido dan Lapangan Merdeka diratakan dan digali ke bawah tanah untuk keperluan ekonomi modal besar. Saat ini Lapangan Merdeka direvitasilasi untuk keperluan bisnis modern Rumput hijau dan suasana teduh tidak lagi dijumpai di Lapangan Merdeka. Di masa mendatang nama Esplanade dan Furukaido hanya tinggal kenangan karena generasi milenial dan generasi Z dan sesudahnya hanya mengetahui Lapangan Merdeka telah disulap menjadi gedung komersial modern.

Ditekuk

Berbeda dengan nasib Esplanade Medan, Esplanade Penang di George Town -Penang yang didirikan Inggris tahun 1786 sejak berdirinya sampai sekarang terjaga baik. Esplanade Penang terletak di Jalan Kota Lama George Town Penang, Malaysia. Lapangan hijaun letaknya bersebalahan dengan Benteng Cornwallis berbentuk persegi empat layaknya lapangan sepak bola yang ditumbuhi rumput hijau seperti awal Esplanade Medan.

Sampai sekarang Esplanade Penang di sisi Utara, Selatan, Timur dan Barat ditumbuhi pohon kelapa dan pohon besar hijau lainnya. Di hari tertentu rumput hijau disiram dengan air berputar yang selalu berpindah jika air membasahi rumput hijau. Esplanade Penang berfungsi sebagai tempat rekreasi, parade militer dan kegiatan lainnya.

Lokasinya yang strategis dan bersebelahan dengan Balai Kota dan pantai yang menjulur ke samudra luas membuat masyarakat setempat dan pelancong mancanegara mendatangi dan berkegiatan sosial di pelataran hijau itu. Saban pagi dan sore warga berolah raga, lari dan jalan kaki sembari di tepi pantai sambil mengitari Esplanade. Masyarakat dan pelancong dapat berekreasi di depan Balai Kota yang menjadi pembatas Esplanade dan Balai Kota sampai ke bibir pantai yang berada di depan Esplanade. Setiap harinya di pinggir pantai depan Esplanade Penang dan Balai Kota tidak pernah sepi keramaian sambil menikmati pemandangan pantai, menyaksikan eksotisme gedung bersejarah (lama) dan menyaksikan Esplanade Penang yang asri dan nan indah.

Esplanade Penang, pantai dan gedung-gedung bersejarah tertata, bersih dan dilindungi menjadi daya tarik pelancong mancanegara berkunjung George Town Penang Malaysia. Dengan menjaga warisan sejarah Esplanade Penang menjadi ruh dalam penataan dan pembangunan kota yang menjadi perhatian dunia sampai akhirnya Esplanade bersamaan dengan warisan gedung bersejarah yang bertebaran dan berjajar rapi di ruas-ruas jalan George Town Penang dianugerahi Tapak Warisan Dunia UNESCO.

Bekas Esplanade Medan yang berganti nama Lapangan Merdeka makin hari kian kehilangan nilai-nilai kesejarahannya karena tunduk dan ditekuk kepentingan politik dan bisnis sehingga daya hidupnya tidak mampu dipertahankan sebagai permukaan, pelataran dan ruang publik terbuka hijau di jantung kota Medan. Sebaliknya Esplanade Penang sejak berdirinya ratusan tahun lalu sampai sekarang terus dirawat dan diproteksi membuat bangunan bersejarah termasuk Esplanade Penang menjadi ruh dalam pembangunan kota dan menjadi andalan utama menarik pelancong mancanegara ke Penang Malaysia.

Penulis adalah Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

  • Bagikan