Komunikasi Membangun Kehidupan Beragama

  • Bagikan
<strong>Komunikasi Membangun Kehidupan Beragama</strong><strong></strong>

Oleh Dr H. Erwan Efendi, S. Sos, MA

Agama pada dasarnya berfungsi sebagai alat pengatur untuk terwujudnya integritas hidup manusia dalam hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan alam yang mengitarinya

Kata agama, dikenal dengan kata din dari bahasa Arab dan kata religi dari bahasa Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, a yang berarti tidak dan gam yang berarti pergi, sehingga apabila disatukan menjadi tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun. Agama memang mempunyai sifat demikian. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama memang mempunyai kitab-kitab suci.

Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan. Memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menajdi tuntunan hidup bagi penganutnya. Agama adalah aturan dari Tuhan Yang Maha Esa, untuk petunjuk kepada manusia agar dapat selamat dan sejahtera atau bahagia hidupnya di dunia dan akhirat dengan petunjuk-petunjuk serta pekerjaan nabi-nabi beserta kitab-kitab-Nya.

Jadi agama adalah merupakan aturan-aturan atau perundang-undangan yang datangnya dari Tuhan diturunkan kepada manusia sebagai pedoman hidup di dunia akherat agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat kelak. Agama sebagai refleksi atas cara beragama tidak hanya terbatas pada kepercayaan saja, tetapi juga merefleksi dalam perwujudanperwujudan tindakan kolektifitas umat, bangunan perubahan.

Perwujudan-perwujudan tersebut keluar sebagai bentuk dari pengungkapan cara beragama sehingga agama dalam arti umum dapat diuraikan menjadi beberapa unsur atau dimensi religiusitas. Agama yang dianggap sebagai suatu jalan hidup bagi manusia (way of life) menuntun agar hidupnya tidak kacau. Agama berfungsi untuk memelihara integritas manusia dalam membina hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia dan dengan alam yang mengitarinya.

Sebab itu, agama pada dasarnya berfungsi sebagai alat pengatur untuk terwujudnya integritas hidup manusia dalam hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan alam yang mengitarinya. Unsur-unsur terpenting dalam agama antara lain: a. Kekuatan gaib: manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat meminta tolong. Karena itu manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan ghaib tersebut.

Hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu b. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya didunia ini dan hidupnya di Akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan ghaib yang dimaksud. Dengan hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang juga (Brian Morris, Antropologi Agama : Kritik Teori-Teori Agama Kontemporer, Yogyakarta: AK Group, 2007, hal. 175).

c.Respons yang bersifat emosional dari manusia. Respons itu bisa mengambil bentuk perasaan takut, seperti yang terdapat dalam agama-agama primitive, atau perasaan cinta, seperti yang terdapat dalam agama-agama monoteisme. Selanjutnya respons mengambil bentuk penyembahan yang terdapat dalam agamaagama primitif, atau pemujaan yang terdapat dalam agama-agama monoteisme. Lebih lanjut lagi respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.

d. Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaranajaran agama yang bersangkutan dan dalam bentuk tempattempat tertentu.

Tujuan komunikasi di  sini menunjuk kepada suatu harapan atau keinginan yang dituju oleh pelaku komunikasi. Secara umum Harold D Lasswel menyebutkan bahwa tujuan komunikasi ada empat, yaitu: a. Social Change (Perubahan Sosial). Seseorang mengadakan komunikasi dengan orang lain, diharapkan adanya perubahan sosial dalam kehidupannya, seperti halnya kehidupannya akan lebih baik dari sebelum berkomunikasi.

b. Attitude Change (Perubahan Sikap). Seseorang berkomunikasi juga ingin mengadakan perubahan sikap. c. Opinion Change (Perubahan Pendapat). Seseorang dalam berkomunikasi mempunyai harapan untuk mengadakan perubahan pendapat. d. Behavior Change (Perubahan Perilaku). Seseorang berkomunikasi juga ingin mengadakan perubahan perilaku.

Menurut Riant Nugroho tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi.

Tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya. Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan.

Secara umum, menurut Wilbur Schramm, tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yaitu: kepentingan sumber/pengirim/komunikator, dan kepentingan Roudhonah, Ilmu Komuniasi (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007), hal. 54. Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber: memberi informasi, mendidik, menyenangkan, dan menganjurkan suatu tindakan/persuasi b. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima: memahami informasi, mempelajari, menikmati, menerima/menolak.

Hubungan Komunikasi dan Agama seperti yang kita ketahui bahwa agam tidak ada manakala manusia tidak ada. Dan begitu pula agama tidak akan tersebar meluas manakala tidak ada campur tangan manusia. Agama dari Tuhan, dibawah turun oleh malaikat Jibril dari langit ke Bumi. Dan di Bumi ini agama dimanfaatkan kepada Nabi (Rasul Tuhan) untuk menyampaikan kepada semua ummat manusia.

Melihat proses kehadiran agama seperti diatas, maka tersimpan kesan bahwa agama itu dimulai dengan proses komunikasi antara Tuhan kepada Malaikat dan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW telah tiada (wafat), namun ajaran agama tetap diharapkan untuk disiarkan (disebarkan) keseluruhan penjuru alam sebagai manifestasi Firman Allah pada surat Al-Furqan ayat 2 yang artinya:

Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.” Dari ayat dimaksud menunjukkan bahwa agama harus disampaikan kepada seluruh ummat manusia, agar manusia mendapat pengertian. Amanah Tuhan untuk menyampaikan itu, sangat terkait dengan metode komunikasi yang berkembang.

Ada dua peranan komunikasi dalam membangun kehidupan beragama, yaitu : 1. Komunikasi sebagai media dakwah Dakwah adalah intinya ajakan, seruan, panggilan untuk memperkenalkan ajaran agama Islam. Selain dari itu, Prof Toha Yahya Omar M.A. mengemukakan bahwa : Dakwah adalah cara-cara yang dilakukan untuk menarik perhatian agar dapat menganut menyetujui dan melaksanakan perintah agama Tuhan, guna memperoleh kemaslahatan didunia dan diakhirat.

2. Komunikasi sebagai dasar interaksi silaturahmi Komunikasi silaturrahmi sentuhan psikologinya sangat memberikan pengaruh dalam diri setiap individu. Setidaknya ada 4 kemungkinan terjadi karena komunikasi silaturrahmi yaitu: a. Imitasi (peniruan) Komunikasi silaturrahmi akan membawa pengaruh, seperti ada peniruan, baik ide maupun tingkah laku. b. Sugesti. Interaksi silaturrahmi akan memberikan sugesti (dorongan) lewat sugesti ini, akan menghasilkan sikap atau suatu rasa keyakinan tertentu karena sensasi (rangsangan)

c. Identifikasi adalah suatu situasi dimana seseorang mempunyai kecendrungan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain yang diidolakan seperti anakanak mengidentifisir tingkah laku ayah dan ibundanya. Paling tidak anak laki-laki dengan bapaknya. Dan anak perempuan dengan ibundanya. d. Faktor Simpati. Simpati yaitu adanya proses dimana seseorang merasa tertarik akan pola orang yang lain sehingga dengan perasaan itu timbul kesan ingin ikut bersamanya, ikut kerjasama.  

Kesimpulan

Agama sebagai suatu respons terhadap fenomena abnormal, suatu perasaan takjub dan terpesona “yang bersumber pada yang supernatural, sesuatu yang luar biasa, keanehan, sakral, yang suci, dan Tuhan”. Agama disejajarkan dengan bangkitnya rasa hormat, manifestasi yang luar biasa dari realitas.

Komunikasi adalah suatu hal yang sangat fundamental dalam kehidupan semua manusia, baik dalam memperoleh lapangan kerja, memperbanyak teman, begitu pula dalam meningkatkan karier. Tanpa komunikasi orang pasti hidup terisolasi, sepi, terkungkang hidup terasa tidak indah. Komunikasi adalah proses interaksi untuk saling memenuhi kebutuhan. Peran komunikasi dalma kehidupan beragama yaitu sebagai media dakwah dan sebagai media silaturrahmi. Semoga.

Penulis adalah Dosen Pascasarjana UINSU Dan Wartawan Waspada.

  • Bagikan