Penting, Pemahaman Moderasi Beragama Sejak Usia Dini

  • Bagikan
Penting, Pemahaman Moderasi Beragama Sejak Usia Dini

TANGERANG SELATAN (Waspada): Praktik kehidupan moderasi beragama di Indonesia perlu digencarkan sejak usia dini. Lewat pemahaman keagamaan yang moderat sejak kecil, bangsa ini akan kian harmonis karena ketegangan-ketegangan yang bernuansa agama bisa dicegah.

“Atas dasar itu, penanaman moderasi beragama bagi anak-anak TK sudah tepat dan sangat strategis. Anak TK ini bisa dibilang masih murni sehingga lebih mudah untuk diajarkan hal-hal yang bersifat kebaikan antarsesama. Anak-anak bisa matang karakternya karena ada kebiasaan yang diajarkan,” ujar Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Eny Retno Yaqut
pada Puncak Gebyar Pendidikan Agama Islam Taman Kanak-kanak (PAI TK) di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (5/10/2023).

Eny Retno sangat mengapresiasi acara Gebyar PAI TK yang digelar nasional ini. Selain sebagai sarana infiltrasi nilai-nilai kebaikan, kegiatan ini juga mengasah kemampuan para siswa sejak kecil. Dengan terbiasa berkompetisi, siswa secara tidak langsung juga belajar menghargai orang lain.

Eny berharap kegiatan Gebyar PAI TK berjalan lebih baik pada tahun-tahun mendatang.

“Kami juga telah menginisiasi permainan Moderasi Beragama (MB) Junior. Permainan ini merupakan boardgame yang sengaja kita buat untuk mengenalkan nilai moderasi beragama. Karena kami beranggapan lebih efektif menginternalisasi nilai jika dilakukan dengan cara bermain,” sambung Eny yang sempat mengajak beberapa siswa TK maju ke panggung untuk diajak bernyanyi, tanya jawab dan diakhiri dengan pemberian hadiah.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Ali Ramdhani juga mengakui anak-anak menjadi kelompok yang tepat untuk belajar dan mempraktikkan kehidupan beragama sejak dini.

“Mempraktikkan moderasi beragama sejak kecil tepat karena hakikatnya mencintai Indonesia dengan riang gembira,” kata Ali Ramdhani.

Direktur PAI Kemenag Amrullah mengungkapkan, Gebyar PAI 2023 mengambil tema ‘Moderat sejak Usia Dini’. Dari tema ini diharapkan muncul kesadaran bersama bahwa penanaman moderasi beragama sejak anak-anak adalah keniscayaan. Sebab keragaman kehidupan di Indonesia membutuhkan pondasi yang kokoh agar tak mudah dirusak pihak-pihak tertentu.

“Dan usia anak TK adalah tepat karena semacam jadi momentum awal menanamkan karakter dan nilai-nilai dasar melalui institusi pendidikan,” tambah Amrullah.

Amrullah menjelaskan, pada Gebyar PAI TK tahun ini ada dua kategori yang dilombakan, yakni untuk guru dan siswa. Pada kategori guru, ada dua cabang yang dilombakan, yaitu Karya Inovasi Pembelajaran PAI di TK dan Cipta Lagu Moderasi Beragama (versi anak). Sedang untuk kategori siswa juga ada dua cabang yang dilombakan, yaitu Da’i Cilik (putra/putri) dan Hafalan Surat Pendek (putra/putri). Juara terdiri dari juara 1 sampai harapan 3.

Untuk lomba inovasi pembelajaran, keluar sebagai juara adalah peserta dari Bali, Aceh, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Barat. Sedangkan pada lomba cipta lagu moderasi beragama pemenang berasal dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Timur dan Aceh.

Untuk lomba da’i cilik pemenangnya berasal dari Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kalimantan Utara, Jambi, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur. Sedangkan pemenang lomba hafalan surat pendek Al Quran berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jambi, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan.

  • Bagikan