Produksi 33 Animasi, Upaya Badan Bahasa Memodernisasi Sastra

  • Bagikan
Produksi 33 Animasi, Upaya Badan Bahasa Memodernisasi Sastra

JAKARTA (Waspada): Seiring tuntutan zaman, karya sastra harus menjaga eksistensinya di tengah masyarakat. Untuk itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen serius dalam mengembangkan sastra, baik sastra Indonesia maupun daerah, baik tulisan tangan, lisan, cetak, maupun digital (daring). Pemodernan Sastra adalah upaya pemerintah mengetengahkan sastra dalam wujud modern sesuai dengan kondisi zaman ini.

“Tujuan utama dari pengembangan sastra adalah untuk menjaga keberlanjutan apresiasi terhadap karya sastra, mendorong kreativitas, dan membuat sastra lebih dapat diakses oleh berbagai jenis audiens,” ujar Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan (Pusbanglin) Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo saat peluncuran produk pemodernan sastra 2023 yang dihadiri ratusan peserta di Jakarta, Senin (18/12/2023).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sejak tahun 2022, Pusbanglin Bahasa dan Sastra secara berkelanjutan menyusun produk pengembangan sastra berupa film animasi yang dialihwahanakan dari berbagai legenda Nusantara.

“Pada tahun 2023 ini Pusbanglin membuat produk pengembangan sastra berupa 33 film animasi. Durasinya antara 6 sampai 7 menit. Kami bekerja sama dengan siswa vokasi untuk pembuatan animasinya,” kata Imam.

Selain membuat animasi sebagai bentuk pemoderenan sastra, Badan Bahasa juga siap membuat komik yang mengangkat kisah mitos/legenda nusantara sehingga bisa dinikmati oleh generasi muda.

Imam menyampaikan bahwa jika dulu tradisi lisan dalam mengangkat sastra biasanya dilakukan turun temurun dari guru dan orang tua namun kini bisa dinikmati dalam bentuk animasi.

“Kami ucapkan terima kasih kepada tim dan pakar Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI), guru dan kepala sekolah untuk hadir di acara ini yang akan berlanjut pada uji publik terhadap substansi terkait tata bahasa, materi yang ada dalam film animasi. Semoga hasilnya dapat diminati masyarakat secara lebih luas meskipun setelah ini akan kami bawa ke Lembaga Sensor Film (LSF),” terang Imam.

Sesuai dengan target Perjanjian Kinerja Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Tahun 2023, pada tahun 2023 ini telah ditetapkan jumlah produk pengembangan sastra tersusun sebanyak 33 produk. Berdasarkan prinsip berkelanjutan, pada tahun ini, Pusbanglin akan kembali memproduksi 33 film animasi yang diadaptasi dari legenda nusantara.

Guna mencapai tujuan kegiatan, Pusbanglin Bahasa dan Sastra merencanakan kegiatan berlandaskan semangat kolaborasi dan gotong royong serta menerapkan prinsip-prinsip keterlibatan multipihak (pentahelix), yaitu pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) dan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek; akademisi; badan atau pelaku usaha/industri; masyarakat atau komunitas; dan media, untuk ikut serta dalam mengembangkan sastra di Indonesia.

Pengembangan sastra adalah upaya untuk menggali, memperluas, dan menginterpretasikan karya sastra yang ada, atau bahkan menciptakan karya baru dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut adalah beberapa bentuk pengembangan sastra. Pertama, Adaptasi Karya Sastra ke Format Lain yaitu adaptasi sebuah novel atau cerita pendek klasik ke dalam bentuk skenario film, naskah drama, atau novel grafis. Hal ini dapat membawa karya sastra ke dalam format yang lebih mudah diakses oleh audiens yang berbeda.    

Kedua, Pementasan Drama dengan mengangkat drama dari halaman ke panggung adalah cara yang bagus untuk memberikan pengalaman langsung kepada audiens. Pilih karya sastra yang menarik dan relevan, lalu mengadaptasinya ke dalam bentuk pementasan. Ketiga, Pameran Seni Bertema Sastra yakni pameran seni yang menggabungkan karya-karya seni visual dengan tema sastra. Ini bisa mencakup lukisan, patung, instalasi, atau media seni lain yang menggambarkan cerita, karakter, atau konsep dari karya sastra.   

Keempat, Komunitas Baca dan Diskusi merupakan koordinasi kelompok baca yang membaca dan membahas karya sastra tertentu. Ini adalah cara yang baik untuk mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang teks dan menghubungkan orang yang memiliki minat serupa. Kelima, Lomba Menulis dengan tema atau aturan tertentu yang terinspirasi oleh sastra tertentu. Ini bisa mendorong penulis baru untuk mengeksplorasi tema dan gaya yang berbeda.

Keenam, Siniar atau Saluran YouTube Sastra merupakan konten audio atau video yang membahas analisis mendalam tentang karya sastra, membahas gaya penulisan, tokoh-tokoh, atau tema-tema yang ada dalam karya tersebut. Ketujuh, Festival Sastra yakni mengorganisasi festival sastra di komunitas yang melibatkan pembacaan karya, diskusi panel, pameran seni, dan pertunjukan. Festival semacam ini dapat mengumpulkan orang-orang dengan minat sastra dan merayakan keberagaman karya.     

Kedelapan, Publikasi Literatur secara daring yaitu dengan membuat platform online untuk menerbitkan karya sastra baru, baik itu cerpen, puisi, esai, atau karya fiksi lainnya. Ini dapat menjadi wadah bagi penulis yang ingin berbagi karyanya dengan audiens lebih luas. Kesembilan, Kelas Kreatif Sastra yaitu membuat lokakarya sastra dengan berbagai topik, seperti penulisan kreatif, analisis sastra, atau sejarah sastra.

Kesepuluh, Edukasi Sastra di Sekolah yaitu bekerja sama dengan sekolah atau lembaga pendidikan untuk mengembangkan program edukasi sastra yang memperkenalkan karya-karya sastra kepada generasi muda. Kesebelas, Aplikasi atau Platform Sastra dengan membuat aplikasi atau platform daring yang menyediakan informasi tentang karya sastra, pengenalan penulis, dan membantu pengguna menemukan karya sastra baru yang sesuai dengan minat mereka.(J02)

  • Bagikan