Madina, “Hiu” Ketemu “Tongkol”

  • Bagikan
Irwan H Daulay (pengusaha dan pengamat pembangunan asal Madina) dan Raja Bangun Nasution (aktivis asal Madina, pengusaha milenial, komisaris PT Araban Travel Semesta, Travel Haji Umroh di Medan). Waspada/Ist
Irwan H Daulay (pengusaha dan pengamat pembangunan asal Madina) dan Raja Bangun Nasution (aktivis asal Madina, pengusaha milenial, komisaris PT Araban Travel Semesta, Travel Haji Umroh di Medan). Waspada/Ist

POSTINGAN di media sosial dengan teks ‘mengundang’ dipampangkan: “Ketika hiu bertemu dengan tongkol, paus pun tersenyum”. Wah, ada apa? Siapa ‘hiu’, siapa ‘tongkol’, siapa pula ‘paus’?

Dua orang Madina nongkrong di suatu tempat di Medan, ‘tulangnya’ bersama ‘berenya’, masing-masing mengacungkan jempol.

Kedua tokoh muda Madina ini, sangat sering terlibat ‘dialog panas’ di Forum Anak Madina membicarakan prospek ke depan Mandailing Natal.

Yang satu, Irwan H. Daulay, ‘tulangnya’, pengusaha salah satunya bidang properti, pengamat pembangunan. Belakangan, IHD beberapa kali jadi titik sentral pemberitaan menyangkut Mandailing Natal.

Sedangkan di sisi lain — kalau pun mereka ‘bersisian’ — Raja Bangun Nasution — ‘berenya’, aktivis dan pengusaha milenial. RBN komisaris PT Araban Travel Semesta, Travel Haji Umroh di Medan.

Ketika waspada.id mempertanyakan kepada Irwan H. Daulay apa dimaksud ‘hiu’ dan ‘tongkol’? IHD malah tertawa.

“Ha-ha-ha, tadi malam ketemu Bang Dahlan. Mengobati kerinduan, hehehe. Paus itu istilah untuk Bang Dahlan, ‘hiu’ dan ‘tongkol’ silakan tebak, hahahaha,” ujar Irwan Daulay dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Minggu (16/7).

Ketika ditanya lebih jauh — dengan mencermati dialog ‘tulangnya’ dengan ‘berenya’ apalagi sering terlibat ‘dialog panas’ di grup — untuk membangun Madina, apakah selaras pandangan dari sudut ‘hiu’dengan ‘tongkol’? IHD malah kembali tertawa. Berupaya mengalihkan.

“Hahaha, tanya Ipar Baginda dan RBN. Saya sekarang sudah lebih banyak di Medan,” ujar Irwan Daulay.

Menurutnya, Madina juga hebat jika orang-orang pintar direkrut untuk membangun daerah ini, khususnya para peneliti, konsultan dan pebisnis.

“Jika tidak ada upaya ini, tidak banyak yang kita harapkan ke depan terutama ikhwal menyelesaikan hal-hal pokok di Madina, yaitu kemiskinan, pengangguran dan daya saing manusia,” ujar Irwan Daulay. WASPADA.id/Irham Hagabean Nasution

  • Bagikan