Ratusan Masyarakat Antusias Saksikan Nuzulul Qur’an Di Desa Kuta Sayeh

- Aceh
  • Bagikan
Ratusan Masyarakat menyaksikan ceramah dalam Nuzulul Qur'an ysng dilaksanakan Desa Kuta Sayeh Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, Rabu (27/3).(Waspada/Muji Burrahman)
Ratusan Masyarakat menyaksikan ceramah dalam Nuzulul Qur'an ysng dilaksanakan Desa Kuta Sayeh Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, Rabu (27/3).(Waspada/Muji Burrahman)

NAGAN RAYA (Waspada): Ratusan masyarakat dari berbagai Desa dalam Kecamatan dan Seunagan Timur menyaksikan Nuzulul Qur’an yang dilaksanakan halaman Mesjid Desa Kuta Sayeh Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, Rabu (27/3)

Nuzulul Qur’an pada Malam 17 Ramadhan 1445.H./ 2024.M yang di sampaikan Tgk Ismail dari Aceh Selatan.

Dalam Nuzulul Qur’an tersebut di hadiri Camat Seunagan, Kapolsek Seunagan, Danramil Imum Mukim Parom dan Para Kades tetangga.

Kades Kuta Sayeh Muhammad Abbas Mengatakan, Kegiatan Nuzulul Qur’an ini agenda tahunan dan di setiap tahun mengambil di malam 17 Ramadhan, ini sudah kesepakatan para Masyarakat Kuta Sayeh.

Ratusan Masyarakat Antusias Saksikan Nuzulul Qur'an Di Desa Kuta Sayeh

Dengan tema pada tahun ini” Pembaca Al-Qur’an di dalam Bulan Ramadhan momentum Rasulullah”,katanya

Abbas mengucapkan, terima kasih masyarakat Masyarakat Desa Kuta Sayeh yang telah mendukung kegiatan Nuzulul Qur’an ini,”ucapnya

Sebelumnya Masyarakat bersama Muspika buka puasa bersama di Masjid Al-Ikhlas Kuta Sayeh

Dalam isi Dakwah tersebut Tgk Ismail Aceh Selatan Menjelaskan tentang Puasa di Bulan Suci Ramadhan.

Bahwa syarat sah puasa adalah beragama Islam dan disertai niat, sebagaimana dalam ibadah-ibadah lainnya. Maka bagi yang tidak beragama Islam puasanya tidak diterima, begitu juga kalau menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasanya tanpa niat, menurut kesepakatan kelima mazhab.

“Selain syarat di atas suci dari haid, nifas, tidak sakit dan tidak berada dalam perjalanan. Bagi orang yang mabuk dan pingsan menurut beberapa mazhab ada perbedaan pendapat,” jelas penceramah Tgk Ismail

Dalam ceramahnya Tgk Ismail yang berasal dari Aceh Selatan itu menyebutkan, menurut mazhab Syafi’i, Jika perasaan orang yang mabuk / pingsan tersebut hilang sepanjang waktu berpuasa, maka puasanya tidak sah, tetapi jika hanya sebagian waktu puasa saja maka puasanya sah.

Namun bagi orang pingsan wajib mengganti puasanya apapun penyebab pingsannya, tetapi bagi orang yang mabuk , tidak wajib mengganti puasa jika mabuk tidak disebabkan oleh dirinya sendiri,”sebut Tgk Ismail

Tgk Ismail menambahkan, Menurut mazhab Maliki , orang yang mabuk / pingsan mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, atau tidak sadar dari sebagian besar waktu puasa, maka puasanya tidak sah. Tetapi kalau tidak sadar hanya setengah hari atau lebih sedikit dan mereka sadar pada waktu niat, dan berniat, kemudian jatuh pingsan / mabuk maka mereka tidak diwajibkan mengganti puasa.

Dan waktu niat puasa menurut mazhab Maliki yaitu dari Maghrib sampai fajar,”tambahnya

Menurut mazhab Hanafi, orang yang pingsan adalah seperti orang gila, dan orang gila / hilang akal itu selama satu bulan Ramadan penuh, maka dia tidak diwajibkan mengganti saat sudah siuman. Tetapi kalau gilanya itu hanya setengah bulan dan hari sisanya ia sadar, maka dia tetap harus berpuasa, dan wajib mengganti puasa yang ditinggalkan.

Menurut mazhab Hambali,bagi orang yang mabuk / pingsan wajib menggantinya apapun penyebabnya, baik dari dirinya sendiri, dipaksa ataupun tidak sengaja,”ungkap penceramah Tgk Ismail (b22)

  • Bagikan