Tafakur Kemuliaan Mu’adzin (Harapan Kepada Generasi Zilenial)

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Kemuliaan Mu'adzin (Harapan Kepada Generasi Zilenial)

Pada era di mana Nabi Saw masih hidup, ada tiga orang muadzin ýang ditugaskan oleh Nabi Saw untuk mengumandangkan suara adzan. Ketiga mereka itu adalah Abu Mahdzurah yang dikenal sebagai mu’adzin Mekkah, Bilal bin Rabbah, dan Abdullah ibn Ummi Maktum yang tunanetra.

Bilal bin Rabbah dan Abdullah ibn Ummi Maktum, dikenal sebagai muadzin Madinah. Abu Mahdzuraah nama aslinya adalah Aus bin Rabi’ah (W.59.H./679.M). Ia juga dikenal dengan nama Samrah bin Mi’yar, Salman bin Mi’yar, dan Aus bin Mughirah al Jumahi (imam al Dzahabi,Siyar A’lam al Nubala,juz 3, halaman 117).

Abu Mahdzurah telah diangkat oleh Nabi Saw sebagai mu’adzin Mekkah dalam usia yang muda, kurang lebih 21 tahun. Abu Mahdzurah diangkat menjadi mu’adzin, setelah Nabi Saw mendo’akannya, dengan cara menempelkan telapak tangan kanan Nabi Saw ke rambut ubun ubun yang ada di kepala Abu Mahdzurah.

Do’a Nabi Saw kepada Allah Swt untuk Abu Mahdzurah adalah “Allahumma baarik fiihi wahdihi ilal Islam.” Artinya, ya Allah berkahilah dia (Abu Mahdzurah) dan berilah dia hidayah untuk masuk Islam. Do’a Nabi Saw dikabulkan oleh Allah Swt, maka Abu Mahdzurah masuk Islam dan kemudian ditetapkan oleh Nabi Saw sebagai muadzin Mekkah di Masjidil Haram (Abu Nu’aim di dalam kitab Ma’rifat al Shahabah, halaman 98).

Para mu’adzin mendapatkan kemuliaan dari Allah Swt, sebagaimana hadits riwayat imam Muslim dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Di dalam hadits ini Nabi saw bersabda, “Mu’adzin adalah manusia yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” Leher mu’adzin menjadi yang paling indah diantara leher semua manusia dalam kehidupan alam akhirat dan hal itu merupakan kemuliaan yang hanya dianugrahkan oleh Allah kepada para mu’adzin.

Di dalam hadits yang bersumber dari ‘Aisyah. ra, Rasulullah Saw juga bersabda,”imam adalah dhaamin (penjamin), dan mu’adzin adalah mu’tamin (yang dipercaya), maka Allah Swt memberikan kecerdasan kepada imam dan memberikan ampunan kepada mu’adzin (H.R.Imam Abu Daud dan Imam al Tirmidzi).

Sayidina Umar bin Khatab mengatakan, jika aku menjadi mu’adzin, maka sempurnalah urusanku, maka sahabat lain bertanya kepadanya mengapa demikian? Sayidina Umar menjawab, karena Nabi Saw telah mendo’akan muadzin dengan do’a, “Allahummaghfir lilmu’adzin.” Artinya, “Ya Allah ampunilah para mu’adzin.” Di dalam hadits riwayat imam Ahmad dari Umar bin Khatab Nabi Saw bersabda,” Sesungguhya akan datang kepada manusia suatu zaman, dimana mereka meninggalkan adzan dan menyerahkannya kepada orang orang yang telah lemah diantara mereka,dan daging itu Allah haramkan terhadap neraka dan daging itu adalah daging para mu’adzin.”

Para mu’adzin dijamin oleh Rasulullah saw, bahwa tubuhnya tidak akan tersentuh oleh neraka. Para mu’adzin juga diampuni oleh Allah Swt, di setiap akhir adzan yang dikumandangkannya. Hal ini disebutkan oleh Rasulullah Saw dalam hadits yang bersumber dari Abdullah ibn Umar melalui riwayat imam Ahmad.

Di samping itu, mu’adzin juga dimintakan ampunan kepada Allah Swt oleh semua daun yang basah dan daun yang kering, yang mendengar seruan adzanya. Imam ibn Khudzaimah meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Saw, bersabda, “Tidak ada yang mendengar suara kumandang adzan,baik itu jin, lumpur, batu, manusia, pepohonan, melainkaan semuanya akan menjadi saksi pada hari kiamat untuk para mu’adzin itu.

Mu’adzin juga akan mendapatkan pahala sebanyak orang yang hadir shalat bersamanya (H.R.Imam al Nasa’i dari Jabir bin Abdillah). Alangkah mulianya para mu’adzin, baik di sisi Allah Swt maupun di sisi Rasulullah Saw.

Semoga generasi penerus dari para mu’adzin, akan selalu hadir dan istiqamah untuk mengumandangkan gema suara adzan di setiap shalat lima waktu. Besar harapan kita kepada anak muda generasi zilenial, agar mereka memiliki keterpanggilan jiwa, untuk meneruskan hadirnya sosok para mu’adzin. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan