Tafakur Nabi Muhammad Saw, Cahaya Penerang Kegelapan Umat

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Nabi Muhammad Saw, Cahaya Penerang Kegelapan Umat

Nabi Muhammad Saw adalah cahaya penerang kegelapan umat (The Muhammad Prophet Is Light In The Darkness Of The Ummah). Nabi Muhammad Saw always stunning (selalu memukau), sosok utusan dan hamba Allah yang Comely (keindahan) akhlaqnya, menarik hati dan sekaligus sosok Sequoia (keindahan) pribadinya mendatangkan rasa damai dan tenteram.

Karen Armstrong dalam bukunya, Muhammad Prophet For Our Time (1991), menarasikan sosok Nabi Muhammad Saw sebagai seorang tokoh tauladan yang luar biasa dalam bakat, keberanian, dan karakter. Sehingga beliau mampu mengubah arah arus sejarah dunia, dengan jumlah pengikut lebih dari satu miliar jiwa.

Apa yang disampaikan Karen Armstrong tentang Nabi Saw adalah suatu cara yang lembut, untuk membendung kebencian ‘Barat’ yang tidak berdasar terhadap Islam. Karen Armstrong, ingin memperkenalkan sosok Nabi Muhammad Saw secara utuh sebagai Rasulullah Saw dan Founding Father Islam kepada Barat dan Eropa.

Zuwaimer seorang orientalis Kanada di dalam bukunya ‘Timur dan Tradisinya’ menuliskan, tidak diragukan bahwa Nabi Saw adalah pemimpin dari agama besar dunia, reformis yang mumpuni, pemberani dan pemikir agung. Menurut Zuwaimer, Nabi Saw yang datang disertai Alquran, telah mengukir sejarah kebenaran yang akan menjadi saksi atas kebenaran itu sendiri.

Begitu juga, Lev Tolstewiv(Leo Tolstoy) sastrawan besar dari Rusia mengatakan, cukuplah Muhammad Saw sebagai kebanggaan, karena ia telah membebaskan umat manusia dari kehinaan hidup yang haus darah. Syariat yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw, akan menguasai dunia, karena kesesuaiannya dengan akal sehat dan kebijaksanaan.

Penulis Prancis, Henri Count of Boulainvillers dalam karyanya The Vie De Mahomed yang diterbitkan pada tahun 1730, menuliskan bahwa ‘Nabi Muhammad Saw adalah peletak kehidupan berasaskan hukum dan seorang negarawan hebat.’ Begitu juga sejarawan ulung Edward Gibbon dalam bukunya Decline and Fall of the Roman Empire, menuliskan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah pelaku sejarah yang monumental, yang mampu merefleksikan rasa ketenteraman heavenly (surgawi) bagi umat manusia.

Giulio Basetti-Sani murid dari Luis Massignon dalam bukunya, The Koran in the Light of Christ menyebutkan bahwa, Islam agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah jalan keselamatan. Juan Cole dalam bukunya Muhammad Prophet of Peace Amid the Clash of Empires, sangat apresiasif kepada kenegarawanan Nabi Muhammad saw. Di sisi yang lain, Adolph A. Weinman, seniman pahat asal Amerika kelahiran Jerman pada tahun 1935 tersebut, membuat pernyataan resmi bahwa Nabi Muhammad Saw adalah Lawgiver (pemberi hukum) bagi umat manusia.

Di dalam Alquran surat al Fath, ayat 29, Allah swt berfirman, Muhammad Rasulullah, dan orang-orang yang bersama dengannya, keras terhadap orang orang kafir, penuh kasih sayang di antara mereka. Lihatlah mereka, mereka ruku’ dan sujud. Mereka mencari keutamaan dan ridha dari Allah. Perhatikanlah wajah wajah mereka, terlihat bekas bekas sujud. Yang demikian itu seperti yang disebutkan di dalam kitab Taurat…”

Di dalam surat Al Fath ayat 29 tersebut, dengan jelas disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah dan para pengikutnya bersifat tegas kepada para hamba yang ingkar, penuh kasih sayang kepada sesama mereka para hamba yang beriman. Pengikut Nabi Muhammad Saw adalah para hamba yang istiqamah dalam menegakkan shalat. Shalat yang mereka tegakkan membekas pada kepribadian mereka yang jujur, baik, amanah, menjauhi perbuatan keji dan munkar.

Artinya shalat yang mereka tegakkan, mampu mengontrol dan menata semua kehidupan mereka di luar shalat. Dengan kata lain, ‘sajadah pendek’ menjadi tali kendali bagi ‘sajadah panjang’ kehidupan para hamba yang beriman. Semua hal tentang kerasulan nabi Muhammad Saw dan sifat-sifat para pengikutnya telah diceritakan di dalam kitab suci sebelumnya, yaitu kitab Taurat dan kitab Injil.

Mudah-mudahan kita sebagai umat nabi Muhammad Saw, dapat merasakan dan menjiwai dengan sepenuh hati, serta merealisasikan semua yang diajarkan Nabi Saw tersebut. Dengan demikian, kita akan terbebas dari kegelapan hidup dan selamat di dunia serta di akhirat. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan