Tafakur HUT Ke-78 TNI: TNI Benteng Kedaulatan Negara, Kami Bangga Kepadamu

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA.(Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur HUT Ke-78 TNI: TNI Benteng Kedaulatan Negara, Kami Bangga Kepadamu

Pada tanggal 5 Oktober tahun 2023 ini, Tentara Nasional Indonesia (TNI) berulang tahun yang ke-78. Tujuh puluh delapan tahun telah berlalu, sejak Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk pada hari Jumat, tanggal 5 Oktober 1945. Sebelum Tentara Keamanan Rakyat terbentuk, namanya adalah Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Tentara Keamanan Rakyat atau TKR, adalah Angkatan Perang pertama yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia. Sebelumnya, pada tanggal 19 Agustus 1945 melalui sidang kedua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Pemerintah Republik Indonesia telah mengangkat Soeprijadi menjadi Menteri Keamanan Rakyat.

Soeprijadi adalah tokoh pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar-Jawa Timur dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Mohammad Hatta, menunjuk Mayor Oerip Soemohardjo mantan perwira Koninklijke Nederlandsch Indische Leger (KNIL) atau tentara kerajaan Hindia Belanda yang dibentuk pada tahun 1830 Masehi, guna mengawasi dan mengontrol wilayah jajahan Belanda, untuk menjadi Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat(TKR), dengan anugerah pangkat Letnan Jenderal.

Sampai bulan November 1945, Soeprijadi yang telah diangkat menjadi Menteri Keamanan Rakyat, tidak pernah muncul untuk menduduki jabatannya. Oleh karenanya, untuk memilih pemimpin tertinggi, Tentara Keamanan Rakyat mengadakan konferensi pada tanggal 12 November 1945 di Yogyakarta. Konferensi diadakan di bawah koordinasi Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, yaitu Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo.

Dalam konferensi itu, dilakukan pemilihan pimpinan tertinggi TKR dan terpilih Panglima Divisi V Komandemen Jawa Tengah, yaitu Kolonel Soedirman, sebagai pemimpin tertinggi TKR. Pada tanggal 18 Desember 1945, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengesahkan pengangkatan Kolonel Soedirman, menjadi Panglima Besar TKR, dengan pangkat Jenderal.

Kemudian, pada tanggal 3 Juni 1947, Presiden Soekarno mengesahkan dengan resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tentara Nasional Indonesia adalah tentara yang tangguh dan telah teruji kemampuannya dalam menghadapi berbagai macam tantangan. Baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Di samping itu, TNI juga telah teruji ketangguhannya dalam menghadapi berbagai rongrongn, baik yang berdimensi politik maupun militer. TNI menghadapi tantangan dari luar negeri, yaitu agresi militer Belanda pertama dan kedua, yang kedua agresi militer Belanda itu dapat dilumpuhkan dengan strategi Perang Rakyat Semesta, dimana segenap kekuatan TNI dan masyarakat serta sumber daya nasional, dikerahkan untuk menghadapi agresi militer Belanda tersebut.

Integritas dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selalu dapat dipertahankan oleh kekuatan TNI yang manunggal dengan rakyat. TNI bersama kekuatan rakyat telah menjadi Benteng Kedaulatan Negara, termasuk mempertahankan UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. TNI bersama rakyat juga berhasil melumpuhkan berbagai upaya rongrongan Partai Komunis Indonesia.

Dalam peristiwa Gerakan 30 September PKI tahun 1965, enam Jenderal dan perwira pertama terbaik TNI AD gugur sebagai pahlawan bangsa, akibat dari kebiadaban PKI.

Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat, 29 September 2023, peristiwa G30S/PKI merupakan upaya pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan maksud untuk mengganti ideologi negara Indonesia.

Selain itu, pemberontakan G30S/PKI juga dipicu atas ditolaknya usulan PKI oleh TNI Angkatan Darat, yaitu membentuk “Angkatan Kelima”, guna menambah kekuatan pertahanan Republik Indonesia yang telah ada sebelumnya,yaitu TNI AD, AL, AU, dan POLRI.

Angkatan kelima itu berisi buruh tani dan rakyat sipil yang dipersenjatai. Jumlahnya mencapai 10 juta orang. Dalam peristiwa pemberontakan G30S/PKI itu, gugur sebagai pahlawan bangsa beberapa pimpinan tinggi TNI Angkatan Darat serta sejumlah korban lainnya. Para Kesuma Bangsa tersebut diberi penghormatan sebagai Pahlawan Revolusi, melalui keputusan Presiden yang dikeluarkan pada tahun 1965.

Profil singkat 6 Jenderal TNI yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI adalah pertama, Jenderal Ahmad Yani, lahir di Jenar Purworejo, pada tanggsl 19 Juni 1922. Jenderal Ahmad Yani adalah Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi. Kedua, Letnan Jenderal (Letjen) Raden Suprapto, lahir di Purwokerto pada tanggal 20 Juni 1920. Deputi II Menteri/Panglima AD, Bidang Administrasi. Ketiga Letnan Jenderal (Letjen) Siswondo Parman, lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada tanggal 4 Agustus 1918.Asisten I Menteri/Panglima AD Bidang Intelijen.

Keempat, Letnan Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 20 Januari 1924. Deputi III Menteri/Panglima AD, Bidang Perencanaan dan Pembinaan. Kelima, Mayor Jenderal (Mayjen) Donald Isaac Panjaitan, lahir di Balige,Tapanuli, Sumatera Utara, pada tanggal 9 Juni 1925.Asisten IV Menteri/Panglima AD,Bidang Logistik. Keenam, Mayor Jenderal (Mayjen) Sutoyo Siswomiharjo, lahir di Kebumen, Jawa Tengah, pada tanggal 28 Agustus 1922. Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal AD.

Di samping membunuh 6 Jenderal, G30S/PKI juga membunuh Karel Sadsuit Tubun, pengawal kediaman resmi dr. J. Leimena, Wakil Perdana Menteri II.Jenazah korban kekejaman penculikan G30S/PKI di Ibukota, ditemukan di wilayah Lubang Buaya,Jakarta Timur, pada tanggal 3 Oktober 1965, kemudian dimakamkan di Makam Taman Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan.

Pembunuhan terhadap Perwira TNI AD juga terjadi di Yogyakarta tanggal 1 Oktober 1965, korban tersebut adalah Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugijono, jasad keduanya ditemukan pada tanggal 12 Oktober 1965 di wilayah Kentungan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara Yogyakarta.

Korban lainnya Lettu CZI Pierre Andreas Tendean, ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution.
Sebagai rakyat, kita merasa bangga dengan TNI yang telah bekerja keras menjaga dan membentengi kedaulatan NKRI. TNI menjaga 17 ribu pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Pulau Rote.

TNI membentengi NKRI sebagai negara terluas se ASEAN, dengan luas wilayah 1,904.569 kilometer persegi (M2). Rasa hormat dan terimakasih yang tinggi, kita sampaikan kepada TNI dan kepada prajurit TNI yang bertugas di perbatasan negeri dan di pulau pulau terluar, semoga semua dharma bhakti mu menjadi tauladan bagi setiap anak bangsa.

Sebagai rakyat, kami senantiasa berdo’a kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, agar TNI tetap jaya, semakin maju bersama rakyat, tetap berpegang teguh kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Terimskasih TNI, selamat ulang tahun ke-78, salam hormat kami sebagai rakyat. Bravo TNI, kami bangga kepadamu. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan